4. [Teen Fiction] Young Groom

65 9 4
                                    

Young Groom

CvalvbWaVers_

Story by ⬆

"Gue ngga ngerti harus gimana lagi."

Lelaki muda yang berada di dalam kamarnya, terus saja berjalan mondar-mandir dengan rasa penuh kecemasan.

"Udah sih, pasrah aja," seru temannya yang tengah duduk di tepi ranjang.

"Pasrah ndasmu!" Alvin menepak kepala Irfan.

"Benerlah kata Irfan, pasrah aja." Bima berusaha meyakinkan teman satu sekolahnya itu.

Namanya Alvino Wijaya Harmantodiningrat. Lelaki yang baru saja menginjak umur 17 tahun setelah ia mengadakan pesta ulang tahun bersama teman-temannya, harus mengalami nasib yang sangat tragis.

"Gimana kalo gue kabur aja ya?" Alvin menatap wajah temannya secara bergiliran.

"Kabur?" Bima mengernyitkan dahinya.

"Lo yakin?" timpal Irfan.

Melihat respon negative dari kedua teman tersebut, membuat Alvin mendadak merasa lemas. Dia sama sekali tidak mendapatkan dukungan dari kedua temannya untuk pergi meninggalkan rumah.

Baru saja Alvin merasakan kebahagian karena umurnya telah menginjak 17 tahun, dengan begitu Alvin bisa memiliki semua kartu ATM atas namanya sendiri dan juga SIM A agar ia bebas mengendarai mobil di manapun dan kapanpun, impian tersebut runtuh seketika karena eyangnya meminta Alvin untuk segera menikah.

Iya. MENIKAH. M E N I K A H.

"Apa perlu gue sungkeman di depan mereka buat mohon supaya mereka ngebatalin permintaan konyol itu?"

***

Dua hari sebelumnya, tepat di mana Alvin tengah berbahagia karena usianya akan genap berumur 17 tahun yang hanya tinggal menghitung jam. Lelaki keturunan ningrat, berkulit kuning langsat, berambut hitam pekat serta bentuk tubuhnya yang sangat ideal. Sifat ngablaknya pada semua teman, tetapi bisa berlaku sesopan mungkin saat ia tengah duduk bersama eyangnya.

Alvin tengah memainkan PlayStation di dalam kamarnya. Hanya dengan mengenakan boxer pikachu, dan juga kaus singlet berwarna putih, dirinya tetap terus fokus pada layar televisi tersebut.

Sedang asik menghancurkan benteng pertahanan sasuke, suara ketukan pintu kamarnya terdengar hingga ke telinga. Dengan kagetnya, Alvin segera bangkit dan merapihkan kembali PlayStation tersebut dengan cepat serta tidak lupa untuk mematikan televisi yang berada di dalam kamar.

Wanita berambut pendek seleher dengan sapuan make up yang sudah melekat di wajah wanita itu, membuka pintu kamar Alvin secara perlahan.

"Alvin, mama mau ke rumah eyang Rahma," katanya dengan menyembulkan kepala ke dalam kamar.

"Yaudah iya," jawab Alvin acuh.

"Kamu yakin ngga mau ikut?" tanya mamanya yang melihat Alvin tengah duduk di kursi belajar.

"Ngga mah, Alvin lagi belajar. Banyak banget tugas sekolah," balasnya tanpa menoleh ke arah mamanya.

Suara pintu kamar yang tertutup kembali, membuat Alvin bisa bernapas dengan lega. Dia bangkit dari kursi belajar dan berjalan menuju pintu kamarnya lalu mengunci pintu tersebut dari dalam.

Sudah menjadi tradisi bagi keluarga Harmantodiningrat bahwa setiap akhir pekan, seluruh anak dari eyang Rahma beserta para cucunya berkumpul di sana untuk terus mempererat tali silaturahmi mereka.

Random Story by WaVers_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang