Lesson 22: Hurt

274 20 4
                                    

Inikah alasanmu menjauhiku, karena kau tahu kita tak mampu saling berbagi rasa? Tahukah kau, aku juga sama terluka.

" Sayangggg opo kowe krungu jerite hatiku..  mengharap engkau kembali-- aduh aduh biyungg!! Eh.. Den Samuel sudah pulang?"

Nyanyian melengking Bik Tumi terhenti karena suara klakson mobil Samuel yang sudah memasuki halaman rumah. Cepat-cepat, beliau menghentikan kegiatannya menyapu teras rumah lalu memanggil Pak Dodi sang supir agar memasukkan mobil Samuel ke dalam garasi.

" Mbok, tolong buatin cokelat panas terus anterin ke kamar saya. Dan besok, jangan bangunin saya pagi-pagi. Saya pengin sendirian di kamar, kalau Papa sama Mama tanya bilang saya lagi capek karena jadwal kegiatan sekolah."

Samuel membalas sapaan asisten rumah tangganya dengan anggukan lesu, sambil meminta segelas cokelat panas untuk menghangatkan malamnya yang buruk.

Mbok Tumi mengangkat jempolnya seraya memasang raut wajah cemas karena Samuel tampak begitu sedih. Beliau sudah menganggap Samuel dan Jason seperti anaknya sendiri, karena telah menjaga mereka sejak SMP. Beliau juga paham betul bagaimana menghadapi sifat mereka, terutama Samuel yang agak sulit diatur.

" Oh inggih Den Samuel, silakan tunggu cokelat panasnya dan si Mbok pasti sampaikan pesan Den Samuel ke Ibu sama Bapak. Den harus istirahat yang cukup, biar ndak sakit yo.."

" Makasih Mbok.."

Samuel mengendurkan dasi kupu-kupunya, membuka jas dan kancing kemejanya seraya membuka pintu kamar. Betapa kagetnya ia, ketika melihat Dean, Wildan, Kevin, Bima serta Dewa berteriak " Selamat jadian Samuel dan Samantha!" sambil memegang sepiring corn dog lezat dan ayam goreng madu.

" Komuk lo kok datar gitu, bro? Masa baru jadian nggak ada bahagianya, sih.. senyum dikit kek."

" Gue udah pegel banget Kak Sam, kudu nyengir sambil megang piring segala. Tapi semuanya lancar kan, Kak? Ciyee.. yang udah jadi pacarnya Samantha Veronica. Panggilannya sekarang apa nih, Kak? Yayang? Bebeb? Honey? Darling?"

Dean dan Wildan langsung membombardir Samuel dengan rasa kepo tingkat dewa mereka, sedang Kevin, Bima dan Dewa mengerjap-ngerjapkan kedua mata seraya menunggu jawaban Samuel seolah terlalu gemas akan kedekatan teman mereka itu dan Samantha.

Samuel melempar korsase juga dasi kupu-kupunya secara asal ke tempat tidur, membiarkan basah air matanya menetes lantaran perempuan yang ia sukai takkan pernah bisa digapai. Bagai petir dan angin, keduanya saling melawan, tidak mampu menyatu layaknya awan yang beriring di langit cerah.

" Gagal. Samantha nggak punya perasaan apa-apa sama gue, dia masih berpikir kalau gue ini musuhnya. Cowok menyebalkan yang selalu mengusik hidupnya, bikin dia dihukum, bahkan di-bully sama fans gue yang iri lihat kita berdua dekat. Semestinya gue tahu batas, kalau dimata Samantha kita ini cuma sepasang teman. Atau mungkin, bukan siapa-siapa.

" Yah, batal dong kita ditraktir makan pizza.."

" Si goblok! Bukannya hibur teman lagi sedih, malah mikirin traktiran.."

Dean menjitak kepala Kevin yang selalu saja memikirkan urusan perut bahkan di saat Samuel sedang gundah gulana karena patah hati. Walau bukan kali pertama, Dean tetap tahu betapa besar Samuel meluapkan perasaannya bila tengah jatuh cinta sehingga sakitnya pun berpengaruh pada pandangan cowok itu mengenai cewek.

" Duduk dulu Sam, ceritain kenapa lo jadi pesimis lagi kaya begini soal Samantha. Apa, dia masih ragu-ragu buat membalas perasaan lo?"

"  Gue bego, De. Samantha nggak pernah punya perasaan yang sama. Dia bahkan terang-terangan bilang, kalau gue ini nggak lebih dari sekadar musuhnya di sekolah. Gue yang terlalu memaksakan kehendak, mendesak Samantha dan membiarkan diri gue menjalani cinta sepihak. Semuanya udah musnah, gue nggak akan lagi berharap sama dia."

SAMUEL AND SAMANTHA  : TROUBLE COUPLE SERIES 0.1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang