Lesson 2 : Deny

813 30 4
                                    

Mulut bisa berbohong kapan saja, tapi tidak dengan hati. Karena itulah, perasaanmu tak mudah diterka-

Langit senja kota Jakarta, sudah mulai berubah gelap ketika Friday Jazz berakhir. Tepuk tangan dan sorak-sorai penonton yang membahana, masih terngiang di telinga Samantha. Musik jazz baginya memang terdengar merdu, cukup asyik untuk didengarkan. Namun, tidak membuatnya tertarik seperti Ian.

Jika tadi Ian terlihat bersemangat menggerakkan badan mengikuti irama musik dan bernyanyi, Samantha justru pura-pura bertepuk tangan, larut dalam hiruk pikuk keramaian walau ia ingin segera pulang karena tak nyaman berdesak-desakan dengan puluhan ribu orang.

Dari awal PDKT hingga berpacaran, Samantha selalu memaksakan diri agar memiliki kesamaan minat dengan Ian. Ia melakukannya supaya cowok berkulit kuning langsat itu terkesan, makanya Samantha jadi tak bisa menolak ketika diajak menonton acara Friday Jazz dan berbohong soal jadwal les balet yang libur.

Rasa lapar juga lelah kini menyelimuti Samantha, yang tengah duduk di restoran Wendy’s seraya menyemprotkan hair mist ke rambut lepeknya. Ia menunggu Ian selesai mengantre, sambil membaca pesan di grup chat yang dibuat Cecille saat mereka bertemu Belinda, Tiara dan Inka pada hari pertama bergabung di eskul Science Club.

 Ia menunggu Ian selesai mengantre, sambil membaca pesan di grup chat yang dibuat Cecille saat mereka bertemu Belinda, Tiara dan Inka pada hari pertama bergabung di eskul Science Club

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAMUEL AND SAMANTHA  : TROUBLE COUPLE SERIES 0.1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang