Lesson 3 : Attention

469 22 2
                                    


-Aku butuh keberadaanmu disini, bersamaku. Jangan pergi, tetaplah disampingku-

Tiga hari belakangan ini, beberapa siswi SMA Purnama dibuat heboh dengan perubahan drastis Samuel. Cowok itu kini memakai seragamnya dengan rapi, plus atribut lengkap seperti badge nama, kelas dan dasi. Sepatunya pun, berwarna hitam sesuai aturan. Tak ada lagi hoodie merah yang menutupi seragamnya, lengan seragam digulung, maupun sepatu Vans merah yang biasa ia kenakan.

Guru-guru memandang Samuel dengan takjub, seolah tak percaya anak didik mereka yang terkenal sangat keras kepala dan nakal mendadak mendapat pencerahan.

Samuel Leonard si tukang terlambat, datang ke sekolah pukul enam pagi dan tak segan menyalami guru juga menyapa mereka.

Begitupun terhadap fansnya, alias dedek-dedek dan kakak-kakak gemas yang kerap kali berusaha mencuri perhatiannya. Samuel menebar senyum pada mereka walau hatinya ingin berteriak agar kumpulan cewek-cewek itu tak mengganggunya.
Tetapi demi menjaga image, Samuel rela berbaik hati pada mereka.

Selain itu, motivasinya untuk menyaingi Samantha makin terpacu. Bukan hanya dalam seleksi lomba cerdas cermat, namun juga untuk menggeser posisi cewek itu sebagai murid teladan di SMA Purnama.

Seperti saat pelajaran Matematika misalnya, Samuel berhasil menjawab soal-soal limit fungsi di papan tulis dengan benar dan membuat guru serta teman-temannya terkesima. Sebab, Samuel jarang aktif di kelas dan jarang memperhatikan pelajaran. Kadang, cowok itu justru asyik tertidur atau mengobrol.

Ditambah lagi, kini Samuel rajin mencatat pelajaran, mengisi buku latihan soal, dan menghabiskan jeda waktu istirahat pertama untuk eskul Math Club di perpustakaan saat tak ada jadwal latihan basket.

Bagai sebuah keajaiban, seorang Samuel Leonard mau melangkahkan kakinya masuk ke dalam perpustakaan. Kalau bukan karena dihukum mengerjakan 100 nomor soal oleh Pak Septian guru Matematika, ia takkan pernah mau singgah di ruangan berisi rak penuh buku tersebut.

Dan tentu saja, berkat perubahannya Samuel menjadi pusat perhatian semua teman-temannya di sekolah. Terutama saat ini, di kantin. Beberapa pasang mata, terus memandanginya, ada yang berbisik-bisik, tersenyum sinis, bahkan mengabadikan penampilannya dengan kamera ponsel sambil berteriak histeris.

Bukannya kesal ataupun risih, Samuel justru merespons sambil berkata dengan pede dan menaikkan alisnya.

“Suka ya, lihat penampilan baru gue? Enggak usah kaget kali, gue udah keren dari lahir. Jangan norak gitu, lo semua mesti terbiasa sama Samuel Leonard versi alim.”

Kevin geleng-geleng kepala, memuji-muji Samuel usai menghabiskan sepiring nasi goreng yang merupakan hasil traktiran temannya itu.

“Widih, bapak kapten beneran tobat cuy! Gue sampai pangling tadi, kayak ada yang beda gitu dari Samuel Leonard kapten basket ganteng idaman ckck... asli deh, pesona teman gue yang satu ini memang enggak pernah luntur dimata cewek-cewek SMA Purnama.”

“Salut gue sama lo, Sam! Ini baru, yang namanya totalitas tanpa batas! Tapi ingat, meskipun lo saingan sama Samantha lakukan pakai cara yang sehat dan sportif. Enggak usah sikut-sikutan, apalagi saling ejek. Anggap lah, lo bersaing sama dia buat tujuan yang baik.”

Ricky turut menambahi dengan menyemangati Samuel, walau tak menyangka temannya akan sangat serius menerima tantangan dari Jason.

SAMUEL AND SAMANTHA  : TROUBLE COUPLE SERIES 0.1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang