Chapter 21

4.7K 683 128
                                    

Hari yang diperkirakan Taehyung untuk beristirahat kemungkinan besar dihabiskan olehnya hanya berbaring di ranjang. Pertahanan tubuhnya memang menurun dari beberapa hari lalu. Dan hari ini daya tahan tubuhnya berada di titik terendah. Gara-gara banyak nugas, begadang, tidur kurang. Terlalu banyak melakukan aktivitas.

Dari pagi Taehyung hanya tiduran. Ia merasa perlu tidur. Namun dengan keadaan deman dan tak enak badan malah membuatnya lebih sulit untuk terlelap. Mata terpejam, tertidur sebentar, bangun lagi, sulit untuk tidur, mencoba tidur lagi—siklusnya dari beberapa jam lalu begitu.

Masih untung ia tidak tinggal sendiri. Ada Youngjae, teman kosnya yang khawatir dan sebelum berangkat ke kampus memberinya roti tawar—lumayan, tersisa 3 helai roti tawar yang tanggal kadaluarsanya besok. Walaupun begitu tetap Taehyung terima dan berterimakasih. Itu cukup untuk mengganjal perutnya. Terlalu malas baginya untuk pergi keluar.

Sayangnya, ia tak mempunyai persediaan paracetamol atau obat-obatan miliknya. Empat teman kos yang lainnya juga begitu. Yah, mau tak mau ia menunggu salah satu dari mereka pulang membelikannya obat.

Taehyung hanya bisa makan dan minum seadanya, lalu istirahat yang cukup. Lagipula selama kuliah ia sudah terbiasa menangani sakit seorang diri. Paling juga besok atau lusa sudah sembuh lagi. Tetap saja sih, sakit mana ada yang enak.

Memejamkan mata atau bernapas saja rasanya panas. Masih untung juga demannya bukan batuk pilek. Lebih ribet lagi, bisa-bisa sakit berkepanjangan.

Setelah meneguk air minum, Taehyung kembali ke kasurnya. Sudah siang, hampir jam 11. Ia ingin tidur. Sungguh. Tidur mempercepat waktu berputar—jadi ketika terbangun nanti ia harap kondisinya sudah baikan.

Terdiam tanpa melakukan apapun membuatnya terpikirkan seseorang. Jungkook sekarang sedang apa ya? Pasti masih di kelas. Kalaupun senggang, hanya beberapa menit bebas sebelum dosen masuk karena pergantian mata kuliah.

Suara ponsel berdering membuat Taehyung bergerak mengambil ponselnya. Free call dari Jungkook. Baru saja Taehyung memikirkannya.

"Hyung? Baru bangun? Kenapa gak bales chat gue?"

"Gue males ngapa-ngapain," balas Taehyung, dengan suara lemah dan sedikit parau. Ia merasa kurang bertenaga ketika sakit begini. Untuk berbicara saja enggan rasanya.

Jungkook tak langsung menanggapi. Sepertinya ia berpikir sejenak.

"Lo sakit, Hyung? Suara lo aneh."

"Bisa dibilang gitu. Gak usah khawatir. Gak parah-parah banget. Besok juga sembuh." Taehyung berusaha meyakinkan Jungkook keadaannya baik-baik saja.

"Gue ke kosan lo sekarang."

"Tapi— lo ada jam kuliah kan?"

"Lo lebih penting."

"Kook—"

Sambungan terputus. Taehyung menghela napas, tak bisa mencegah Jungkook bolos dari jam kuliahnya. Tadinya ia ingin meyakinkan kalau ia baik-baik saja. Bullshit, memang. Orang sakit ya tentu saja kondisinya jauh dari kata baik. Taehyung hanya tak suka merepotkan orang lain, termasuk keluarga, pacar, teman, siapapun itu.

Babe

Hyung
Pagi
Gimana tidurnya?
07.10 AM

Sampe sekarang chat gue ga dibales
Lo di mana?
Atau belum bangun?
Masih tidur?
Lo kecapean?
Biasanya jam segini lo udh bangun hyung
09.43 AM

Hyung
Hyung
Gue jadi khawatir
Lo ga kenapa" kan?
10.57 AM

Taehyung tersenyum membaca pesan dari Jungkook. Ia membayangkan Jungkook yang berkali-kali mengecek ponselnya untuk menunggu balasan yang tak kunjung datang. Juga, memikirkan Jungkook yang lebih mementingkan Taehyung dibanding perkuliahan membuat sebuah senyuman semakin mengembang di bibirnya.

Klinik Mantan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang