"Taeee! Taetaee!"
"Bentar Chimm!"
Taehyung langsung bergegas mengambil kunci, untuk membuka gerbang kosannya. Iya, ia memang sengaja meminta Jimin untuk datang menemuinya. Setelah sore tadi bertemu dengan Jungkook.
"Kelamaan lo datengnya Chim," komentar Taehyung saat ia menggembok kembali gerbang kosan.
Taehyung meminta Jimin datang sekitar dua puluh menit lalu. Mempertimbangkan antara jarak kosan Jimin dengan kosannya harusnya sepuluh menit sudah sampai.
"Lo minta beliin roti bakar dulu. Yaiyalah jadinya lama bego."
"Hehehehehe."
Mereka berdua menyantap roti bakar yang dibawa Jimin, sembari mengobrol.
"Kenapa lo Tet manggil gue ke sini? Galau lagi?"
"Gue gak galau, cuma kepikiran."
"Au ah. Bego lo."
Taehyung memutar bola matanya. Sudah berkali-kali Jimin mengatakan bego. Bosan ia mendengarnya.
"Iya iya, gue mau cerita Chim."
"Ya tinggal cerita."
Taehyung menghabiskan roti bakar yang ada di tangannya sekali santap.
"Kalo Jungkook bilang, perasaan dia sama kayak perasaan gue ke dia maksudnya gimana?"
Jimin menghentikan aktivitasnya yang sedang mengunyah. Ia menelan makanan di mulutnya, menatap Taehyung dengan tatapan tak percaya.
Kurang jelas apanya lagi coba?
"Lo beneran gak tau, gak peka, oon, bego, lemot, atau pura-pura gak ngerti apa gimana?"
"Apa gimana."
"Hah?"
"Jawabannya apa gimana."
"Bodo amat. Gak urus gue."
Jimin beranjak dari lantai—mereka berdua makan roti bakar lesehan di lantai kamar kosan Taehyung—untuk tiduran di kasur. Lagipula Taehyung menyebalkan sekali jika ditanya atau menjelaskan tentang Jeon Jungkook.
Sering tak nyambung. Sering tak logis. Aneh memang.
Taehyung membereskan bungkus roti bakar, membuangnya ke tempat sampah di dekat pintu kamar. Ia mengempaskan diri di dekat Jimin, yang kini sedang memainkan ponselnya.
"Tae, ada email masuk ke akun klinik mantan."
Penasaran, ia mendekatkan dirinya dengan Jimin. Untuk melihat sekilas yang tampak di layar ponselnya.
"Dari siapa? Klien? Napa lo gak meduliin gue dulu. Gue juga klien lo, Chim."
Taehyung menarik-narik lengan baju Jimin. Tak hanya itu saja, ia menggoyang-goyangkan lengan atas Jimin dengan kepalan tangannya.
"Anjirr! Ada balesan dari Jungkook!"
Tak paham dengan yang dimaksud Jimin, Taehyung semakin mendekatkan wajahnya dengan layar ponsel.
"Hah? Apaan? Lo chattingan sama Jungkook?"
Jimin yang merasa risih refleks menggeser tubuhnya. Tangan satunya bergerak menyingkirkan kepala Taehyung agar menjauh.
"Bukan bego. Makanya sering cek email Klinik Mantan."
"Gue bukan konsultan. Lagian hp gue memorinya full. Jadi email masuk gak masuk."
"Au ah. Gue mau baca."
Jimin menekan pemberitahuan email masuk di ponselnya. Tapi sayang, jaringan yang tak stabil menghambat proses load email tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klinik Mantan [✔]
Fanfic[KOOKV - completed] Karena ulahnya sendiri, Taehyung harus menghadapi mantan (re; lebih dari belasan mantan) seorang Jeon Jungkook. ----- 214 in fanfiction [03/08/17] WARNING: homo, yaoi, shonen-ai, bahasa baku + non-baku note: some chapters are pri...