sweet captain - IqbaalDr (REVISION)

21. Miss u.

Setelah kepulangan gue dan iqbaal dari Bandung, hubungan gue dan iqbaal jauh lebih membaik. Dia mulai terbuka sama gue dan berusaha menjauh dari kejaran zidny.

Sekarang gue lagi nganter iqbaal ke bandara, "sayanggg.." panggil iqbaal sambil memegang tangan kiri gue.

"Iyaa?"

"Aku kangen.."

Gue tersenyum, "kamu belum berangkat, udah kangen aja.."

"Ih gamau jauh jauhan kayak gini.."

"Terus gimanaa dong?"

"Aku berenti jadi pilot aja kali yaa?"

"Ngaco ih.." gue melepas tangan iqbaal, tapi dengan cepat tangan gue di tarik lagi sama dia sambil di mainin gitu.

Di depan terminal 3 keberangkatan iqbaal turun buat keluarin kopernya, gue jadi ikutan turun juga bantuin dia.

"Perasaan tadi rapi deh dasinya, kamu apain?" Dumel gue sambil merapikan dasi yang di kenakan iqbaal.

"Aku rusakin, hehe. biar dibenerin kamu.."

Lagi lagi gue tersenyum. "Ada ada aja tingkahnya.. ini udah.."

Setelah semuanya rapi, iqbaal menarik gue ke pelukannya.

"Tungguin aku pulang yaa, aku sayang kamu.." gue mengangguk dalam pelukan iqbaal.

"Hatihati yaa, jaga kesehatan.." iqbaal mencium puncuk kepala gue setelah itu melepas pelukan kita.

"Aku berangkat yaa, byee love"

***

Setelah nganter iqbaal pagi tadi gue balik ke apartemen buat tidur lagi, nada panggilan masuk terdengar dari hp gue yang berada di atas nakas.

"Haloo selamat siang.."

"Siang, anya?"

"Iyaa? Siapa yaa?"

Gue masih setengah sadar untuk tau siapa yang nelfon.

"Ini dirga, baru bangun yaa?"

"Eh dokter, maaf dokter.."

"Iyaa gapapa, sibuk?"

"Tidak dokter, ada apa yaa?"

"Saya mau tanya, kamu ikut keluar bersama tim dokter?"

Gue berusaha ingat kegiatan gue siang ini.

"Tim dokter?"

"Iyaa para dokter berencana ke dufan siang ini.."

"Ahh iyaa saya ingat, dokter ikut?"

"Kalo kamu ikut, mungkin saya ikut"

Gue berfikir lagi, efek baru bangun buat kerja otak gue melemah kayaknya.

"Sepertinya saya ikut dokter, sama maura dan rania.."

"Baiklah kalau bgitu, sampai ketemu nanti"