26. Nenek lampir.

5.4K 426 12
                                    








Gue duduk di ruang tengah apartemen sambil menunggu maura dan rania yang masih bersiap, sebelum nantinya jam 8 kita berangkat ke bandara.

"Anya udah kali liatin cincinya nanti berubah jadi batu akik baru rasa lu.." tegur rania sambil menarik mengunci kopernya.

"Haha.."

"Emang bagus yaa, ga gede ga kecil juga"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Emang bagus yaa, ga gede ga kecil juga"

Gue cuma senyum dengar penuturan kedua sahabat gue.

"Hubungan iqbaal sama zidny gimana?"

"Udah kelar.. iqbaal udah batalin semuanya dan ini buktinya" ucap gue sambil mengangkat tangan kiri gue menunjukkan cincin yang sudah diposisinya.




"Rafto udah menuju lobby.. turun yuk"






***






"udah semua kan?" tanya teh ody, yang di jawab anggukan dari kita semua persis anak tk lagi karya wisata gitu.

Tidak banyak yang pergi kurang lebih ada 10 orang yang ikut liburan kali ini. Yang niat awalnya hanya bertiga dengan teh ody dan calon suaminya nyatanya yang lainnya ingin ikut. Jadilah maura, rania, namira, zidny, iqbaal, ojan, dan rafto. rencananya di korea kita akan tinggal di salah satu homestay daerah wangju selama 10 hari.

"Masih dua jam lagi, nunggu di sini apa pada mau cari makan?" Tanya gue setelah membagikan boarding pass masing-masing.

"Makan aja yuk" usul namira yang di setujui semuanya.

"yaudah yuk kita makan dulu aja di lounge" ajak teh ody sambil menunjuk lounge khusus maskapai garuda.



mereka memilih penerbangan yang malam, alasannya simple karna mereka semua mau istirahat di pesawat dan zidny pengen ngeliat sunrise.

Di lounge semuanya asik sendiri, gue sama iqbaal menikmati cemilan malam sambil bercerita.

"Maaf yaa zidny ikut di liburan kita.." ucap iqbaal sambil menggengam tangan gue.

Gue senyum mengangguk.

"Dia tau dari bunda tanggal keberangkatan dan tujuan kita, pas aku sama teteh mau berangkat dia sampai di rumah makanya dia datang bareng aku" jelas iqbaal yang membuat gue mengangguk mengerti.

" jangan ngangguk doang ih.."

"Gapapa, biar rame juga. Lagian kita kenal dia juga kan, bukan orang asing ini.."

panggilan untuk masuk ke pesawat telah terdengar, kita semua bersiap menuju gate keberangkatan. Syukurnya kita semua memilih business class untuk kenyamanan kita. Awalnya gue sama iqbaal akan membeli tiket untuk firstclass tapi gue tolak, ga enak sama yang lain.

"yaudah yuk gak enak dicari cari nantinya"

"santai kali to. lagian kita first class juga paling ntar di panggil. gak mungkin di tinggalkan. Lagian ada iqbaal berpengaruh juga kan " celetuk zidny yang di sambut tatapan gak suka dari kita.

sweet captain - IqbaalDr (REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang