___
Suasana koridor pagi ini seperti biasa sunyi namun ramai murid yg lalu lalang berdatang menuju kelas mereka. Pagi ini Agesta berangkat lebih awal dari biasanya. Dia berjalan menyusuri tiap koridor. Hingga ia bertemu dengan Jessi yang berjalan lebih dulu di depannya.
"Jessi!" Panggil Agesta dari belakang Jessi. Kemudian orang yang namanya disebut oleh Agesta menoleh ke belakang. Lantas Jessi berhenti dan Agesta menghampirinya.
"Boleh bareng ke kelasnya?" Ujar Agesta.
"Boleh." Jawab Jessi singkat, mereka berdua berjalan beriringan. Agesta merasa senang berjalan bersama Jessi. Dia merasa terhanyut dengan perasaannya. Entah perasaan itu sejak kapan muncul di benak hatinya. Yang ia tahu selama Agesta dekat dengan Jessi dirinya selalu terpesona.
Namun sebaliknya dengan Jessi, ia justru merasa canggung bila dekat dengan Agesta. Dirinya selalu gugup ketika berbincang dengan Agesta. Apakah itu buih-buih cinta yang malu untuk dikeluarkan.
Selama mereka berjalan tidak ada yang mau membuka suara. Jessi merasa ragu untuk membuka suara, sedangkan Agesta takut salah kata berbicara dengan orang yang ada di sampingnya.
Jessi sedari tadi memperhatikan noda merah yang terdapat di lengan kanan seragam Agesta. Walaupun noda tersebut terlihat merah kecoklatan. Dan jessi menganggap noda itu seperti darah yang sudah lama menempel di baju seragam Agesta.
Dengan hati yang mulai penasaran, Jessi memberanikan untuk bertanya. Dia berdehem.
"Agesta itu noda apaan sih yang ada di lengan seragam lo?" Tanya Jessi.
"Oh ini." Ujar Agesta sambil menunjuk noda yang ada di lengan seragamnya. "I-ini noda coklat, waktu itu gue minum susu coklat pas lagi pakai baju seragam. Eh nggak sengaja tumpah kena seragam gue." Ujar Agesta yang jelas itu sangat bohong dan mungkin tidak masuk akal.
Jessi mengerutkan keningnya, "Oh begitu." Ujar Jessi.
Dan tiba-tiba ada seorang siswa menghampiri Jessi dari belakang sambil teriak menyebut nama Jessi seperti Agesta tadi. Kemudian Jessi berhenti diikuti oleh Agesta.
"Hai Jes." Sapa pria yang baru menghampiri Jessi.
"Hai juga Chiko." Jessi juga menyapanya dengan diringi senyuman.
Agesta terbelalak kaget begitu melihat siswa yang menyapa Jessi ternyata Chiko musuhnya dan Jessi terlihat sudah saling mengenal dengan Chiko. Tapi di mata Agesta mereka berdua terlihat akrab.
"Udah lama lho kita nggak ketemu plus ngobrol-ngobrol bareng." Ujar Chiko.
"Iya semenjak kenaikan kelas." Ujar Jessi terlihat asyik mengobrol dengan Chiko. Seperti sahabat yang dulunya sangat akrab dan berpisah kemudian baru dipertemukan sekarang.
"Gue kangen tau." Ujar Chiko dengan nada yang sedikit lebay.
"Iya gue juga." Jessi terkekeh dan Chiko pun ikut terkekeh.
Kangen.
Pikiran Agesta bergelut tanya, apa Jessi dan Chiko sudah saling mengenal sejak lama ataukah mereka menjalin suatu hubungan yaitu persahabatan yang erat.
Agesta juga merasa kesal, ia merasa tersisihkan begitu Jessi dan Chiko berbincang-bincang tanpa menganggap Agesta ada di situ juga.
Agesta hanya dijadikan sebagai penonton dari mereka berdua. Menyaksikan mereka berbincang-bincang dan mendengar apa yang mereka obrolkan. Apa ini tipuan Chiko mengajak Jessi mengobrol tanpa memperdulikan Agesta. Supaya Agesta diam di tempat dan mereka asyik mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Hati Psychopath
Mystery / ThrillerMENYESAL KETIKA TAU DIBALIK HATIMU!! Kedatangan siswa baru bernama Agesta Prawira Joerney itu, membuat SMA Kartika terkenal akan gosip pembunuhan. Siswi yang terkenal dengan kepandaian serta kecantikannya. Bernama Jessica Yuhara mendadak terpesona...