DBHP'10

133 12 0
                                    

____

Pagi ini Jessi berangkat ke sekolah bersama Agesta. Kemarin dia sudah berjanji kepada Jessi akan menjemputnya.

"Thank's ya."

"Iya Jes."

Mereka berjalan beriringan menuju kelas sambil berbincang-bincang, namun pada saat itu juga suasana mereka diganggu oleh dua cewek most wanted di SMA Purnama Bangsa.

"Hai Agesta!" Sapa salah satu cewek most wanted tersebut. Jessi dan Agesta menoleh ke sumber suara.

"Megan." Ujar Jessi ke-salah satu cewek most wanted yang bernama Megan Vallerie.

Megan menatap Jessi sinis, "Hai ganteng." Kali ini Megan merangkul tangan kanan Agesta. Tapi Agesta langsung melepaskan rangkulan tersebut. Dan Jessi yang melihat hal itu hanya berdiam diri sambil menahan rasa cemburunya.

"Maaf lo siapa?" Ujar Agesta, dia risih dipegang-pegang seperti itu apalagi dia belum mengenal cewek tersebut.

Megan menghela nafas pelan, "Masa lo nggak kenal gue sih secara gue kan cewek ter-famous di sini."

"Betul tuh." Ujar sahabat Megan bernama Audy Angelista.

"Oh, apa jangan-jangan cewek ini ya." Tunjuk Megan ke arah Jessi. "Yang buat lo buta, padahal ada cewek yang lebih cantik daripada dia di sekolah ini. Dan lo terus-terusan stuck di hadapan dia." Tegas Megan.

Hati Jessi merasa teriris, dirinya tak kuasa menahan tangis. Hidungnya merasa tercekat akibat menahan air mata yang ingin keluar. Pasalnya Jessi tidak suka dibentak seperti itu.

"Dasar cewek kecentilan!" Bentak Megan sambil mengangkat tangan ke arah Jessi.

"Apa lo bilang!" Ujar Irene yang tiba-tiba datang sambil menahan tangan Megan dan menghentakannya.

"Eh ada cewek resek." Jessi menatap sinis ke hadapan Irene sebaliknya pun Irene sama menatap sinis ke Megan.

"Apa nggak suka, lo tuh jangan asal ngomong dong. Jessi itu nggak kecentilan kaya lo yang ada lo kali yang kecentilan." Sindir Irene.

Hati Megan mulai panas terlihat dari mimik wajahnya yang mulai geram, "Lagian lo jangan ganggu hubungan orang dia berdua tuh lagi PDKT, dasar PHO tingkat dewa!"

Megan dan Irene menjadi berdebat tak karuan.
"Gue nggak menjamin Jessi bakal jadian sama Agesta, mustahil!" Tegas Megan.

"Kalo misalnya mereka jadian gimana." Ledek Irene yang menambah kemarahan Megan.

"Nggak mungkin!"

"Mungkin!"

"Nggak.....!"

Agesta dan Jessi yang mulai merasa risih mendengar perdebatan Irene dengan Megan, ingin menghentikannya.

"Diam..., kenapa jadi berdebat gini deh." Ujar Agesta yang berhasil menghentikan perdebatan tersebut.

"Megan mending lo pergi deh." Titah Agesta, Megan langsung menuruti perintah Agesta, dia pergi membawa raut wajah kesal.

"Irene ikut gue." Jessi menarik tangan Irene. Mereka meninggalkan Agesta yang masih berdiri di tempat itu.

¤¤¤

"Apa Jes?"

"Tadi kenapa lo ngomong kaya gitu sih di depan Agesta, Megan, sama Audy?"

"Ngomong apa-an?" Jessi menghela nafas gusar.

"Tadi kenapa lo ngomong kalo gue lagi pdkt sama Agesta?"

"Memang kenyataannya kaya gitu kan." Ledek Irene.

"Lagian lo bilang aja sih sama gue kalo lo tuh suka sama Agesta, ya kan?" Ujar Irene. "Udah jujur aja sih."

"Hmm... sebenarnya sih gue emang ada rasa sama dia, dan rasa itu tumbuh saat gue pertama mengenal dia." Ujar Jessi dengan hati yang begitu tulus untuk mengatakannya.

"So sweet..."

"Ih apaan sih lebay deh lo." Titah Jessi sinis

"Tapi tenang aja Jes, gue bakal bantuin lo supaya bisa dapetin si Agesta."

"Gue nggak setuju, gue nggak mau sakit hati karena penolakan. Gue dekat sama dia aja udah bahagia kok." Tegas Jessi walaupun perkataannya sedikit menyimpang dari isi hatinya.

"Tapi menunggu itukan nggak enak, lebih sakit daripada penolakan." Ujar Irene penuh dengan penekanan di setiap kalimat.

¤¤¤

Salam-Dellazzoit_31⚘⚘







Di Balik Hati PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang