___
Sore hari selepas mengantarkan Jessi pulang. Agesta meringkuk di dalam kamarnya sambil menatap kearah pintu. Agesta merasa ia dibawa dilema, entah mengapa ia bisa mempunyai niat untuk mengantarkan Jessi pulang. Padahal ia belum terlalu kenal dan belum akrab dengan perempuan itu. Dan satu hal yang ada didalam diri Agesta, ia tidak pernah menawarkan perempuan yang belum ia kenal untuk di antarkan pulang ataupun diajak jalan olehnya.
Hingga sudah hampir 20 menit Agesta merenung di kamarnya, sampai ia lupa membuat menu santapan malam ini. Agesta mengerjap-ngerjapkan matanya. Kemudian beranjak ke dapur. Seperti kemarin Agesta membuat santapan dengan menggunakan menu daging biasa. Jadwal anarkis-nya ditunda, lagi pula tidak ada yang mau order dengannya sebagai pembunuh bayaran.
Di sebrang sana, Jessi juga merenung di balik jendela kamarnya sambil menatap lingkungan luar di sekitar rumahnya. Matanya seolah tak melirik kearah mana pun, karena ia sedang melamun. Melamun tentang seseorang yang membuat dirinya seperti itu. Siswa yang mengantarnya pulang ke rumah beberapa jam yang lalu. Siswa baru yang bernama Agesta itu yang tadi pagi telah menabrak bahunya. Entah mengapa siswa yang dianggap misterius olehnya, menawarkan untuk mengantarkan dia pulang. Lalu kenapa dirinya menuruti seolah ada yang menggelut pikiran dan hatinya.
"Jessi makan, ini mama udah siapin lho!" Teriak ibunda Jessi dari ruang makan. Jessi tergelut kaget kemudian menghembus nafas pelan.
"Iya mah!" Sahutnya sambil melangkah keluar kamar.
¤¤¤
Suasana koridor sekolah pagi ini cukup ramai. Hanya ada satu koridor yang tak ditumpangi siswa maupun siswi yang biasanya digunakan untuk berbincang-bincang ataupun dilaluinya. Ya, koridor paling pojok tepat di depan gudang sekolah yang suasananya terlihat mistis. Agesta yang ingin berjalan menuju kelasnya, dia mencoba melalui koridor tersebut.
Menurut gosip yang Agesta dengar dari salah satu murid di sekolah ini. Koridor di depan gudang tersebut terlihat sangat angker dan misterius. Walaupun ada beberapa orang yang melalui tempat itu hanya untuk berjalan menuju kelasnya. Sebab, di dalam gudang itu seperti ada penyelundup yang entah berwujud manusia atau makhluk astral. Dan satu tahun yang lalu pernah ada korban meninggal di dalam gudang tersebut. Entah di bunuh atau bunuh diri akibat kerasukan makhluk astral. Menurut Agesta itu soal biasa, mungkin Agesta berani masuk ke gudang tersebut kalau tak dikunci.
Agesta yang nekat melalui koridor angker itu, berjalan dengan santai tanpa merasa takut seperti siswa-siswi lainnya. Namun Agesta merasa aneh, begitu kakinya menginjak lantai koridor tepat di depan gudang tersebut. Seperti ada suara tapi Agesta mengabaikannya.
Tuk, tuk, tuk.
Suara langkahan sepatu. Agesta mendengar suara itu, tapi ia tetap melangkah gontai. Hingga ia terlambat mulut Agesta dibekap dari belakang. Agesta berusaha memberontak namun nihil hingga orang yang telah membekapnya membawa masuk Agesta ke gudang tersebut.
Brukk.
Orang itu melempar Agesta hingga terdampar di lantai. Agesta yang membenci diperlakukan seperti itu langsung bangkit sambil menahan rasa sakit di punggungnya. Tangannya ia kepalkan dan ketika ia ingin melayangkan sebelah tangannya untuk menghajar orang tersebut terhenti begitu ia melihat wajah orang yang ada di depannya. Agesta bungkam di tempat.
"Tonjok gue!" Bentak orang itu dan menatap Agesta. "Lo masih kenal gue kan, atau lo lupa ingatan?" Orang itu terkekeh dengan leluconnya.
Agesta masih bungkam di tempat dan menatap orang yang ada di depannya. Laki-laki di depan Agesta mengangkat dagunya kemudian laki-laki tersebut memegang dagu Agesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Hati Psychopath
Gizem / GerilimMENYESAL KETIKA TAU DIBALIK HATIMU!! Kedatangan siswa baru bernama Agesta Prawira Joerney itu, membuat SMA Kartika terkenal akan gosip pembunuhan. Siswi yang terkenal dengan kepandaian serta kecantikannya. Bernama Jessica Yuhara mendadak terpesona...