DBHP' 1

395 33 10
                                    

Pagi ini semua orang menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Dan khusus para siswa-siswi di SMA Kartika ini adalah hari pertama mereka masuk di semester ganjil. Sama halnya dengan lima remaja SMA yang sedang berjalan berderetan menuju sekolahnya sambil berbincang-bincang tentang kedatangan pertamanya masuk sekolah di kelas XI.

"Semoga free class kek, kan hari pertama masuk sekolah." Ucap Rifqi yang sedari tadi mengoceh-ngoceh. Rifqi Seymonan nama aslinya, tapi biasa dipanggil 'Kiki' oleh teman-temannya. Cowo yang mempunyai kepribadian beda dari cowo lainnya. Sebab sifat alay dan cerewet dalam dirinya itu.

"Ye..., emang itu sekolah punya kakek buyut lo apa!" Ujar Irene menggerutu. Irene Fadiba namanya, orang paling cerewet diantara teman-temannya. Dan yang membuat teman-temannya harus menutup telinganya begitu ia mengeluarkan suara toa dari pita suaranya.

"Selaw donk, yah moga-moga aja bener itu sekolah punya kakek gue. Jadi kalo sekolah gue yang aturin, hahaha." Kiki terkekeh. Membuat teman-temannya menatapnya geli.

"Maonya!" Ketus irene.

"Diem kenapa?!" Ujar Jessica Yuhara, teman yang selalu memisahkan perdebatan antara Irene dan Kiki. Dia siswi terkenal kepandaian di sekolahnya, karena selalu mendapatkan juara bila ada ajang olimpiade sains. Tak hanya itu dia siswi paling cantik di antara siswi lainnya termasuk teman-temannya.

"Tau nih." Ujar Dera datar. Dera Rabellina teman yang paling pendiam dan terlalu cuek. Hingga ia jarang untuk membuka suara. Namun dibalik sifatnya itu, dia memiliki kepribadian yang berbeda. Ia bisa membaca pikiran oranglain dan dapat melihat makhluk yang tak dapat dilihat oleh manusia biasa. Sifat indigonya sudah ada sejak lahir. Tapi yang tahu kepribadiannya itu hanya Jessica. Dia tidak mau teman-temannya tahu, hanya Jessica saja yang mengetahui itu. Bisa disebut manusia Indigo

"Ki, lu jadi cowo harus ngalah sama cewe. Karena cewe itu harus dihargai dan disayangi." Sambung Akbarrudin, biasa dipanggil Akbar. Teman penasehat bisa dibilang pendakwah. Teman pria Jessi yang berbeda dengan Kiki. Sifatnya yang agak pendiam dan lugu. Tapi terkadang membuat Jessi dan teman-temannya salut karena mendengar nasihat dari Akbar. Ya, walaupun terkadang ceramahnnya tidak jelas.

Kiki menghembuskan napas pelan. "Pak ustad mulai ceramah, mimbar mana mimbar." Ledek Kiki.

Mereka melanjutkan perjalanan secara normal tanpa ada suara. Hening. Membuat hembusan angin terdengar di telinga mereka masing-masing, rambut ketiga perempuan itu terkibas kebelakang.

Tiba-tiba suara klakson mobil terngiang di telinga mereka. Muncul sebuah mobil dari arah belakang mereka. Mobil tersebut berhenti di samping akbar.

"Hai semuanya!" Seseorang siswi menyapa dari dalam jendela mobil yang telah ia buka. Semua menoleh ke jendela mobil tersebut.

"Eca!" Ucap Akbar.

"Hai Mesya." Ucap Kiki tersenyum.

"Eca." Ucap Jessica dan Irene datar. Sementara Dera hanya menoleh ke Mesya.

Nama Siswi itu Mesya Exallinda, yang merupakan teman mereka sekaligus sahabat. Mesya yang terkadang dipanggil Eca oleh sahabatnya. Dia paling kaya dari kelima. Namun pemikirannya yang terkadang lambat dan sikapnya yang terlalu polos. Ada barang yang selalu ia bawa kemana-mana, kipas tangan berwarna merah jambu dibalut dengan motif kartun Hello Kitty.

Mesya membuka pintu mobilnya. "Eh kalian mau bareng gak?" Tawarnya. "Capek kalo jalan." Sambungnya.

Kiki tersenyum. "Boleh tuh boleh, itung-itung ojek gratis." Ia terkekeh.

"Norax tau!" Gerutu Irene, menatap Kiki sinis.

"Ayo, cepetan pada naik." Ujar Mesya, mereka semua masuk ke dalam mobil Mesya. Tak lama kemudian mobil Mesya melaju dan meninggalkan tempat itu.

Di Balik Hati PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang