Chapter 2 - She Needs Help

3.1K 236 4
                                    

  "Mission completed." Bastian melepas benda kecil di telinganya lalu, meletakkan pistolnya di atas meja. Dia menatap laki-laki di hadapannya yang lunglai tak berdaya. Bastian menghampiri laki-laki itu dan menendang kakinya yang baru saja terkena tembakan, menyebabkan darah kembali mengucur dan laki-laki itu meringis kesakitan.

  Bastian menatap laki-laki itu tajam kemudian menyejajarkan tingginya dengan laki-laki tersebut. "Tell me, John, dimana kamu menyimpan diamond itu?"

  Laki-laki yang ternyata bernama John itu hanya menatap Bastian sebentar lalu, mengalihkan pandangannya, membuat Bastian naik darah lalu menampar wajah mulus John, membuat bibirnya mengeluarkan sedikit darah. John ingin melawan, tapi dia sudah tak berdaya karena dia merasa lumpuh. Kakinya terasa sangat sakit dan dia benar-benar butuh pertolongan, tapi Bastian tidak akan mengobati laki-laki bengis di depannya sebelum dia mengatakan kemana perginya diamond yang dia curi.

  John Black adalah seorang mafia pencuri diamond dan emas yang sangat terkenal. Dan kali ini, diamond yang dicuri John adalah diamond seharga miliaran rupiah. John mempunyai banyak mata-mata yang selalu menjaganya dari pengawasan polisi, tapi Bastian juga memiliki banyak anak buah yang terlatih dan professional. Bastian sudah mengincar John sejak tujuh bulan yang lalu dan akhirnya hari ini dia bersama timnya berhasil mengalahkan John.

  "Asal kamu tau," Bastian kembali menendang kaki John yang mengeluarkan banyak darah. "Kakimu bisa diamputasi jika tidak secepatnya diobati. It's your choice. Katakan yang sejujurnya atau kamu akan kehilangan kaki selamanya."

  John mendongak untuk menatap Bastian yang sedang menatapnya dengan tatapan sama tajamnya seperti tadi. Bastian mengambil pistol dari atas meja lalu, mengarahkan pistol itu ke kepala John. Tiba-tiba John tertawa dan membuat Bastian mengerutkan keningnya. Bastian menarik pelatuk dan memukul kepala John dengan pistol. "Berhenti tertawa dan cepat katakan dimana diamond itu."

  "Kamu pikir dengan menembak saya lalu kamu akan mendapatkan jawaban?" Tanya John sambil tertawa. "Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa, Bastian. Ternyata kamu masih sama bodohnya dengan terakhir kali kita bertemu."

  Mendengar itu membuat emosi Bastian naik ke ubun-ubun. Dia menarik kerah kemeja John dan membuatnya terpaksa bangkit berdiri. John meringis kesakitan ketika kakinya dipaksa berjalan oleh Bastian. Bastian memborgol tangan John lalu, dia menendang pintu dan membawa mafia paling dicari ini keluar dari ruangan gelap dan bau yang menjadi tempat pertarungan mereka.

***

  Bastian meraba handphonenya yang berdering di night stand dan dengan mata setengah terpejam dia menggeser tombol hijau di layar teleponnya. Bastian segera bangkit duduk ketika mendengar suara penelepon di seberang sana. Bastian melirik jam dinding dan terkejut setengah mati mengetahui sekarang sudah jam sembilan pagi dan dia harus bertemu dengan Pak Stevan jam setengah sepuluh.

  "Selamat pagi, Kapten Bastian." Suara Pak Stevan terdengar menyeramkan di telinga Bastian padahal sebenarnya suara Pak Stevan biasa saja. "Saya harap kamu sudah dalam perjalanan untuk menemui saya."

  "Saya sedang bersiap-siap, pak." Ujar Bastian. "Saya akan sampai di kantor tepat waktu."

  Bastian sangat lelah dan dia merasa tubuhnya remuk karena pekerjaannya yang cukup berat di Selandia Baru selama delapan bulan ini. Bayangkan saja dia harus menangkap mafia paling berbahaya yaitu John Black. Tidak mudah menangkap laki-laki bengis dan licik itu. Dia harus mengerahkan seluruh tenaga dan timnya hingga akhirnya dia bisa menangkapnya dan diizinkan kembali ke Indonesia.

  Tanpa ba-bi-bu, Bastian pun segera bangkit dari tempat tidurnya yang empuk menuju kamar mandi. Dia mandi ala kadarnya bahkan tanpa mencuci rambut padahal dia sudah tiga hari tidak keramas. Bastian sudah tidak peduli dengan rambutnya, dia harus sampai di kantor tepat waktu karena jika dia terlambat satu menit saja, Pak Stevan akan menyuruhnya push up dua ratus kali ditambah lari keliling lapangan seratus kali. Sadis, kan?

I'm In Love with A Shadow [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang