Chapter 14 - She is Still Alive

2.2K 190 1
                                    

  Bastian membopong Thalia lalu, segera merebahkannya di jok belakang. Thalia ditemukan di dalam kamar dalam keadaan pingsan. Bastian segera memasuki kursi pengemudi dan Bella segera memasuki kursi penumpang. Bella menyuruh Bastian untuk mempercepat laju mobil. Dia sangat panik melihat mamanya pingsan. Bella belum pernah melihat Thalia seperti ini.

  Bastian hendak memasuki kompleks perumahannya ketika Bella dengan nada tingginya berbicara, "Kita pulang ke rumah?"

  Bastian hanya mengangguk sambil fokus memandang jalanan di depannya. Saat ini sudah larut malam dan dia harus fokus ke jalanan gelap. Bella menggeleng, "Kita harus ke rumah sakit."

  "Bella, listen to me!" Bastian melirik ke arah Bella sebentar lalu kembali fokus ke jalanan. "Kita tidak bisa membawa mama kamu ke rumah sakit saat ini. Bagaimana kalau salah satu pengawal Hans menemukannya? Saya tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya tau kamu panik, tapi tolong tenang, Bel. Kalau kamu panik, saya juga ikut panik."

  Bella diam. Dia berusaha mencerna ucapan Bastian dan ternyata ucapan laki-laki itu benar. Dia harus menyembunyikan mamanya dari Hans. Hans tidak boleh menemukan mamanya lalu kembali mengurungnya. Apalagi jika Hans tau bahwa Bastian lah yang membebaskan Thalia, mungkin bukan hanya Thalia yang akan diasingkan, tapi Bastian juga.

  Sesampainya di depan rumah, Bastian buru-buru keluar dari mobil lalu kembali membopong Thalia. Bastian tau Bella bisa memegang benda jadi, dia meminta Bella membukakan pintu. Ternyata Sellena masih ada di sofa ruang tamu. Sellena yang sedang duduk sambil menikmati keripik kentang segera bangkit berdiri dan menyuruh Bastian merebahkan Thalia di sofa.

  Sellena menatap Bastian bingung, "Siapa dia?"

  "Mama Bella." Jawab Bastian sambil berlari menuju kamarnya.

  Dia harus pergi ke rumah sakit yang pengawal tadi sebutkan di telepon. Dia harus menyelidiki apa yang sebenarnya laki-laki itu bicarakan. Siapa yang ada di rumah sakit? Bella? Bella anak Hans atau Bella yang lain? Bastian merasa harus melihat dengan kedua matanya sendiri.

  Bastian mengganti bajunya dengan kemeja putih, celana hitam, dan jas hitam. Pakaian sehari-harinya setelah ditugaskan menjadi pengawal pribadi Hans. Dia menatap ID card pengawal yang baru saja dikalahkan olehnya. Disana terdapat foto laki-laki tersebut dengan tulisan 'Jay Tanu Satya' di bawah foto dan terdapat angka empat di atas foto laki-laki itu yang menandakan bahwa dia berada di tim empat di susunan pengawal Hans. Bastian segera memasukkan ID card itu ke dalam saku jasnya. Tidak lupa, dia juga memasukkan pistol untuk berjaga-jaga. Bastian tau dia tidak mungkin bisa berkeliaran di rumah sakit dengan wajah terekspos seperti ini jadi, dia mengambil masker lalu segera menuruni tangga.

  "Bas, kamu mau kemana?" Tanya Sellena yang tampak kebingungan menangani orang pingsan.

  "Aku harus pergi." Bastian menatap Sellena dan Bella secara bergantian. Wajah Bella masih tampak panik dan Bastian tersenyum, berusaha menenangkannya. "Semua akan baik-baik saja, Bel."

  Sellena bangkit berdiri dan menatap Bastian, "Bastian! Sebenarnya apa yang terjadi? Mama Bella? Aku bahkan tidak mengenal hantu itu. Terus aku harus apa? Merawatnya? Aku tidak mau!" Sellena mengambil tasnya dari sofa dan hendak keluar dari pintu, tapi Bastian buru-buru menggenggam tangannya. Sellena berusaha berontak, tapi tentu saja sia-sia karena tenaga Bastian jauh lebih kuat.

  Bastian menatap Sellena dengan tatapan memohon. Dia sangat butuh bantuan Sellena saat ini. Bastian mungkin tidak sadar, tapi Sellena hampir menangis saat ini. Dia melihat kesungguhan di mata Bastian untuk menolong Bella dan meninggalkannya sendirian untuk yang kesekian kali. Sellena berusaha tegar. Dia tidak boleh menangis di depan Bastian. "Aku mohon jaga mama Bella. Aku ada urusan yang sangat penting, Sel."

I'm In Love with A Shadow [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang