Chapter 25 - Three Days

1.9K 148 0
                                    

  Bastian mengangkat telur dadar yang sedang dia masak dari penggorengan dan meletakkannya di atas piring. Pagi ini dia bangun sangat pagi dari biasanya dan memasakkan sarapan untuk Bella. Semalam dia berhasil membujuk Bella agar tetap tinggal di rumahnya dengan melamar Bella di depan mamanya. Semua yang Bastian katakan benar, dia benar-benar ingin melamar Bella walaupun tidak dengan cara yang mendadak seperti tadi malam. Bastian begitu mencintai Bella hingga dia rela melakukan apapun agar Bella tetap tinggal di sisinya.

  Bastian memang berhasil membujuk Bella untuk tetap tinggal, tapi Thalia memutuskan untuk tetap pindah. Bastian tidak bisa menahan Thalia lagi karena perempuan itu sudah membulatkan tekadnya. Akhirnya semalam Bastian pun mengantar Thalia ke rumah sewaannya yang benar-benar kecil. Bastian tidak tega meninggalkan Thalia untuk tinggal di rumah seperti itu, tapi Thalia mengatakan kalau dia tidak apa-apa asalkan Bastian bisa menjaga Bella dengan baik. Bastian pun berjanji akan menjaga Bella dengan baik.

  Bastian menata meja makan dengan sedemikian rupa hingga terlihat indah dan enak dipandang. Bastian tersenyum memandang hasil masakannya. Dia tidak tau masakannya enak atau tidak, tapi setidaknya dia sudah berusaha untuk memasakkan sarapan untuk Bella.

  Bastian berlari menaiki tangga dan mengetuk pintu kamar Bella. "Bella? Sarapan sudah siap."

  Hening.

  Bastian mengetuk pintu sekali lagi dan berteriak, tapi tetap tidak ada jawaban. Akhirnya Bastian pun membuka pintu dan mendapati Bella duduk di lantai sambil bersandar di pinggir tempat tidur. Bella menutupi wajahnya dengan tangan dan terdengar isak tangis yang tiba-tiba membuat dada Bastian terasa sesak. Dia tidak ingin mendengar Bella menangis. Bastian berlutut di hadapan Bella dan menggenggam tangan perempuan itu. "Bel, ada apa? Kenapa kamu menangis?"

  Bella hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Bastian, dia masih menangis dan berusaha kembali menutupi wajahnya dengan tangan, tapi Bastian menahannya. Bastian mengerti mungkin Bella masih tidak ingin berbicara dan menceritakan masalahnya jadi, Bastian hanya memeluk Bella dengan erat. Bella menyandarkan kepalanya di dada bidang Bastian dan menangis sejadi-jadinya. Mendengar isak tangis Bella membuat Bastian sedih. Siapa yang dengan tega membuat perempuan seperti Bella menangis? Bastian ingin meninju wajah orang itu sekarang juga.

  Bastian mengelus punggung Bella, berusaha menenangkan perempuan yang sangat dicintainya ini. Bastian mencium puncak kepala Bella. Dia tidak peduli kalau bajunya sudah basah dengan air mata Bella saat ini. Yang Bastian inginkan hanya agar Bella berhenti menangis.

  Lima menit berlalu dan Bella sudah mulai tenang. Masih terdengar sedikit isak tangisnya, tapi sudah mulai mereda. Bastian pun melepaskan pelukannya dan memegang kedua lengan Bella. Dia menatap mata Bella yang memerah karena habis menangis. Bastian menghapus air mata di pipi Bella dengan jarinya. Bastian mencium kening Bella dengan lembut lalu tersenyum menatap Bella yang wajahnya memerah. "Kamu sudah baikan? Masih mau menangis?"

  Bella menggeleng. "Maaf karena membasahi baju kamu."

  Bastian tertawa dan mengacak-acak rambut Bella. "Tidak apa-apa. Jangan pernah menangis lagi, Bel. Saya tidak mau melihat kamu menangis. Saya berusaha mati-matian membuat kamu tersenyum sedangkan, ada yang dengan berani membuat kamu menangis."

  "Maaf membuat kamu khawatir." Bisik Bella pelan sambil menghapus air matanya dengan punggung tangan.

  "It's okay." Jawab Bastian. "Ayo sarapan, Bel. Saya sudah menyiapkan sarapan."

  Bastian bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu Bella berdiri. Sambil tersenyum, Bella menyambut uluran tangan Bastian dan mereka berjalan menuju meja makan. Bella menoleh ke arah Bastian ketika melihat meja makan yang sudah ditata dengan sangat rapi oleh Bastian. Terdapat vas berisi beberapa tangkai bunga mawar dan sebuah lilin di tengah meja. Bastian menarik kursi lalu memberi isyarat agar Bella duduk. Setelah Bella duduk, Bastian pun duduk di kursi di seberang Bella.

I'm In Love with A Shadow [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang