Ini sudah hari kelima dan Hans masih menatap layar tv sambil tersenyum senang. Bagaimana tidak? Kini masyarakat kembali memberikan simpati kepadanya setelah dia melakukan kunjungan ke panti asuhan dan membagikan nasi box serta uang untuk kebutuhan panti asuhan yang hampir tutup itu karena kekurangan sumbangan. Hans semakin senang ketika mengetahui bahwa gosip-gosip murahan yang ditujukan kepadanya sudah mulai hilang dan digantikan dengan berita kedermawanannya.
Hans juga bangga dengan ide brilliant Bastian. Dia sangat senang memiliki pengawal pribadi dan tangan kanan sepintar Bastian. Dia berjanji akan menarik Bastian perlahan untuk menjadi pengawal tetapnya. Hans tidak ingin kehilangan seseorang sepintar dan sehebat Bastian. Hans merasa Bastian lebih cocok menjadi pengawalnya daripada menjadi seorang polisi yang sangat taat terhadap aturan hukum. Bukankah aturan dibuat untuk dilanggar?
Hans boleh saja bersenang-senang untuk beberapa hari ini, tapi dia tidak tau ada sebuah boomerang yang akan menyerangnya dengan sangat keras dan tiba-tiba, hingga mungkin Hans sama sekali tidak ada persiapan. Bastian sudah menyiapkan semua itu bahkan, dia berjanji bahwa dia yang harus mengantar Hans hingga ke depan pintu sel penjara. Dia ingin melihat ekspresi Hans ketika dia mengunci pintu sel. Dia harus melihatnya dengan kedua matanya sendiri.
Bastian membuka pintu kayu jati dengan hiasan mewah. Dia menoleh ke belakang dan mendapati Sadam berdiri sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling. Saat ini, Hans sedang menghadiri rapat yang kemungkinan akan memakan waktu lama jadi, hal ini digunakan oleh Bastian dan Sadam untuk menggeledah kantor Hans. Bastian memberi isyarat kepada Sadam bahwa dia akan segera masuk yang dibalas oleh Sadam dengan anggukan.
Bastian melirik ke arah cctv di sudut kanan ruangan. Sadam sudah menonaktifkan cctv itu untuk sementara jadi, dia akan aman menggeledah ruangan ini tanpa terekam kamera. Bastian mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan ini. Ruangan yang sangat luas dan mewah. Sangat cocok dengan Hans seandainya laki-laki itu memiliki sedikit saja hati nurani.
Bastian mendekatkan mic kecil yang berada di kerah kemejanya ke bibir, "Hallo? Lo bisa dengar gue, nggak?"
"Shit! Pelan-pelan aja dong nanti telinga gue budeg." Sadam menjawab dengan nada suara kesal yang membuat Bastian tertawa.
Bastian pun memulai pencariannya. Spot pertama yang dia tuju adalah sebuah lemari kaca berisi file-file milik Hans yang sangat banyak dan membuat Bastian sedikit kebingungan. Dia mengeluarkan beberapa map dan duduk di sofa lalu mulai mencari hal-hal yang mungkin bisa dijadikan bukti. Bastian tidak menemukan apapun. Bastian kembali meletakkan map-map tersebut dan menutup lemari kaca tersebut seperti semula.
Bastian kembali mengedarkan pandangannya dan dia melangkah menuju sebuah rak tempat foto-foto Hans bersama Sandra, teman-teman kantor, dan orang-orang lain yang tidak Bastian kenal diletakkan. Dia membuka lacinya satu-persatu dan menemukan sebuah foto perempuan cantik dengan dress putih panjang yang sangat indah. Bastian memperhatikan wajah perempuan itu dengan teliti dan menyadari kalau itu adalah Thalia. Perempuan yang ada di foto di dalam laci Hans adalah simpanannya. Mengapa Hans masih menyimpannya?
Bastian buru-buru menyimpan foto itu di dalam saku jas lalu, mencari spot lain untuk digeledah. Bastian memutuskan menggeledah laci meja kerja Hans. Semoga Bastian bisa menemukan bukti yang sangat akurat disini. Laci pertama, kosong. Bastian menghela napas lalu membuka laci kedua. Hasilnya sama, kosong. Bastian pun membuka laci ketiga dan matanya terbelalak mendapati sebuah kertas dan spidol merah beserta surat-surat yang selama ini meneror Hans. Bastian mengeluarkan semua kertas dan spidol dari dalam laci lalu meletakkannya di atas meja. Bastian membandingkan tulisan sebuah kalimat yang tampak belum selesai ditulis pada sebuah kertas tersebut dengan sebuah surat yang pernah Bastian baca sebelumnya. Tulisannya sama. What the hell?! Bagaimana bisa ini terjadi? Apa laki-laki itu sudah gila? Bagaimana bisa ternyata dia dibohongi oleh Hans? Tidak ada peneror. Tidak ada pengirim surat. Semua ini adalah ulah Hans sendiri yang membuat dirinya seolah-olah menjadi korban. God! Bagaimana bisa Bastian bisa dibohongi oleh laki-laki tua itu?
![](https://img.wattpad.com/cover/114403267-288-k297547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love with A Shadow [Sudah Terbit]
Romance[Completed] Highest rank: #49 in General Fiction, 19 Des 2017 #1 in Shadow, 11 Mei 2018 Sebastian Arik Athala, seorang polisi dengan perawakan gagah, tampan, memiliki karir gemilang, dan memiliki kemampuan khusus yaitu bisa melihat hantu. Kemampuan...