Chapter 22 - Camera Roll and Action!

1.9K 162 0
                                    

  Bastian mendorong pintu kaca dan mengedarkan pandangan ke sekeliling Athena Coffee. Malam ini Sellena mengajaknya bertemu secara tiba-tiba. Bastian tentu saja sangat senang. Akhirnya setelah beberapa hari Sellena mengabaikannya, sahabatnya itu mau menemuinya. Bastian masih menganggap Sellena sahabatnya dan akan selalu seperti itu.

  Sellena duduk di samping jendela sambil memandang ke luar jendela dengan tatapan kosong. Bastian ingin memeluk perempuan itu sekarang juga. Dia tidak suka Sellena terlihat sedih walaupun Bastian tau kalau penyebab kesedihan Sellena adalah dirinya. Bastian menghela napas lalu berjalan pelan menghampiri Sellena. Di meja sudah terdapat dua coffee yang belum disentuh sama sekali. Bastian berdeham dan membuat Sellena mendongak. Bastian bersumpah kalau dia membenci dirinya saat ini. Tatapan Sellena membuat hatinya sakit entah kenapa. Tatapan Sellena sangat sayu dan terdapat kantung mata yang belum pernah Bastian lihat sebelumnya.

  "Kamu udah daritadi, Sel?" Bastian menarik kursi di seberang Sellena lalu duduk. Bastian menatap kedua coffee di depannya. "Ini caramel machiato?"

  Sellena mengangguk, "Kesukaan kamu."

  Bahkan Sellena masih mengingat rasa kopi kesukaan Bastian.

   "Thank you." Ucap Bastian sambil tersenyum tipis.

  Setelah itu hening. Sellena kembali memandang ke luar jendela sambil menyeruput minumannya sedangkan, Bastian tidak tau harus mengatakan apa. Bastian takut dia salah bicara. Dia takut ucapannya malah akan memperkeruh suasana. Dia tidak ingin persahabatannya dengan Sellena yang sudah merenggang jadi semakin renggang. Bastian ingin Sellena kembali. Bastian ingin Sellena menjadi sahabatnya seperti dulu.

  Sepuluh menit berlalu dan keadaan masih hening. Dengan mencoba peruntungannnya, Bastian berdeham dan menyentuh tangan Sellena. Sellena segera menarik tangannya lalu menatap Bastian. Bastian tau dia salah, tapi dia tidak menyangka Sellena akan semarah ini dengannya. Bagaimana cara untuk memperbaiki persahabatan mereka? Bastian sama sekali tidak tau harus berbuat apa.

  "Sel, untuk apa kamu mengajak aku bertemu kalau akhirnya jadi seperti ini?" Bastian mulai gerah dengan adu tutup mulut ini. Dia ingin secepatnya menyelesaikan masalah ini. "Kamu kenapa?"

  Sellena menaikkan sebelah alisnya, "Aku kenapa? Kamu masih tanya aku kenapa setelah apa yang kamu lakuin, Bas?"

  "Sel, aku bisa menjelaskan semuanya." Bisik Bastian. "Kamu mau mendengar penjelasan aku?"

  Sellena meletakkan tangannya di depan dada. "Okay."

  Bastian pun mulai menjelaskan kepada Sellena awal pertemuannya dengan Bella. Dari mulai Bastian yang merasa terganggu dengan kehadiran Bella hingga sekarang Bastian yang sangat bersyukur bisa bertemu Bella. Bastian merasa tidak perlu ada kebohongan disini. Dia harus jujur tentang perasaannya untuk Bella kepada Sellena walaupun setiap detik dari bibirnya keluar nama Bella, terdapat kesedihan di mata Sellena. Bastian juga menjelaskan kenapa dia mengatakan kalau dia mencintai Sellena lebih dari sahabat. Sellena sedikit marah ketika mengetahui alasannya, tapi Bastian kembali menjelaskan hal-hal lain. Sellena bertanya mengapa Bella adalah manusia dan bukannya hantu seperti yang selama ini Bastian katakan. Dengan sabar, Bastian pun menceritakan awal mula dia mengetahui kalau Bella ternyata bukanlah hantu. Bastian juga menjelaskan kalau Bella adalah anak kandung ketua DPR yang membuat Sellena membelalakkan matanya kaget. Sellena tidak percaya kalau Hans, ketua DPR yang menurutnya memiliki kinerja sangat bagus ternyata adalah tukang selingkuh.

  Bastian sedikit tenang setelah menceritakan semua yang selama ini ada di benaknya kepada Sellena. Dia berharap setelah mendengarnya Sellena mau memaafkannya. Bastian berharap persahabatan mereka akan kembali seperti semula.

I'm In Love with A Shadow [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang