Chapter 28 - The Love of My Life

2.2K 173 0
                                    

  'Hans Dewa Salman, ketua DPR, menyerahkan diri ke polisi tadi malam.'

  'Hans yang dikagumi harus menghabiskan sisa hidup di penjara?'

  'Hans Dewa Salman mengakhiri karirnya di penjara.'

  "Jadi, apakah benar semua berita yang muncul beberapa hari ini?" Seorang wartawan bertanya sambil berjalan cepat mengikuti Hans yang dikawal oleh beberapa polisi, termasuk Bastian.

  "Bagaimana bapak menanggapi berita ini?"

  "Apa benar bapak melakukan korupsi yang cukup besar?"

  Hans hanya diam tanpa menjawab satu pertanyaan pun. Bastian menyarankan Hans untuk diam dan tidak memberi komentar apapun. Hans tidak boleh salah bicara karena jika dia melakukan sedikit saja kesalahan maka, media akan semakin dengan senang hati memberitakan hal ini.

  Hans sudah tau resiko jika dia mengaku kepada polisi tentang semua kesalahannya. Karirnya akan hancur. Hidupnya akan hancur. Semua orang yang ingin melihatnya jatuh akan tertawa gembira di balik layar. Sandra membencinya dan bahkan menceraikannya. Sekarang dia tidak memiliki apa-apa. Sandra mengusirnya dari rumah dengan memasukkan seluruh pakaiannya ke dalam koper lalu, melemparnya ke jalanan. Kejam memang, tapi istri mana yang tidak akan bersikap seperti ini jika mengetahui kalau suaminya berselingkuh bahkan memiliki seorang anak dan sudah menutupinya selama dua puluh enam tahun?

  Bella sudah mengetahui semua ini. Bastian memberitahunya pada malam setelah Hans menyerahkan diri. Bella sempat terkejut dan tidak menyangka orang yang paling dia benci di dunia ini mau mengakui kesalahan bahkan ternyata dia masih peduli kepada Bella. Bastian mengutip kata-kata yang Hans katakan kepadanya tentang selalu mencintai dan menjaga Bella, hal itu membuat Bella meneteskan air matanya. Dia terharu karena ternyata ayahnya masih memikirkan masa depannya. Hans hanya terlalu gila akan jabatan dan harta, tapi seandainya ada orang yang mau menuntunnya ke jalan yang benar, dia pasti akan menjadi orang baik dan menjalankan amanahnya sebagai ketua DPR dengan baik dan amanah.

  Bastian membukakan pintu ruang pemeriksaan untuk Hans dan Stevan yang sudah menunggu daritadi segera mempersilahkan duduk. Hans duduk di kursi yang sudah disediakan, diikuti oleh Bastian di sampingnya. Hans tidak menyewa pengacara walaupun sebenarnya dia bisa. Dia tidak ingin membela diri lagi. Dia sudah cukup lelah hidup dalam kepura-puraan dan kebohongan. Mulai sekarang dia akan berkata dengan sejujurnya.

  Pemeriksaan pun dimulai. Stevan menanyakan hal-hal dari bukti yang sudah ada. Hans menjawab semuanya dengan jujur dan Bastian bangga mendengar jawaban Hans. Bastian merasa bangga karena laki-laki yang dulu pernah dia kagumi lalu dia benci dan sekarang dia kagumi lagi mampu mengakui kesalahannya saat karirnya sedang berada di puncak tertinggi. Sepertinya mengagumi Hans bukanlah suatu kesalahan melainkan sebuah kebanggaan dan keberanian. Hans harus dicontoh.

  Satu jam.

  Dua jam.

  Tiga jam.

  Pemeriksaan pun akhirnya selesai. Hans harus ditahan di penjara dan tidak diperbolehkan pulang. Sedangkan, Bastian memilih pulang ke rumah karena dia tidak bertugas malam ini. Bastian segera memasuki mobilnya dan melajukan mobil. Dia tidak sabar bertemu Bella. Dia sudah sangat merindukan Bella. Dia tidak bisa menghubungi Bella karena perempuan itu tidak memiliki handphone. Bastian melirik ke kursi penumpang dan mengambil kotak handphone yang baru saja dia beli kemarin. Dia rasa Bella akan sangat bosan setelah memiliki handphone karena sudah pasti Bastian akan membombardirnya dengan sms dan telepon.

  Lima belas menit kemudian, Bastian sampai di rumahnya. Bastian memasuki rumahnya dan mengedarkan pandangannya ke sekitar ruang tamu. Bella tidak ada disini.

I'm In Love with A Shadow [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang