Chapter 7 - She is Just A Friend

2.7K 204 1
                                    

  Mencintai seseorang yang bahkan hanya menganggapmu sebagai sahabat tentu saja menyakitkan. Sellena merasakan hal itu. Dia mencintai Bastian sejak awal mereka bertemu dan satu tahun kemudian Sellena memberanikan diri mengungkapkan perasaannya kepada Bastian, tapi dengan halus dan lembut Bastian mengatakan kalau mereka lebih cocok menjadi sahabat.

  Bastian sendiri bingung dengan hatinya. Kadang dia bertanya-tanya dalam hati kenapa dirinya tidak bisa mencintai Sellena padahal dia sudah sangat mengenal sahabatnya itu. Sellena adalah perempuan baik, pintar, sopan, dan pintar memasak. Bastian sangat mengagumi perempuan yang bisa memasak karena baginya seorang istri harus bisa menyiapkan makanan untuk suaminya.

  "So, ini dia sup ayam buatan Chef Sellena!" Sellena meletakkan semangkuk sup ayam panas di hadapan Bastian yang menatap sahabatnya itu sambil tersenyum.

  Bastian menatap sup ayam di hadapannya dengan mata berbinar. Sellena memang paling mengerti keinginannya. Tadi siang, Bastian mengatakan kalau dia sedikit pusing lalu, Sellena segera meluncur ke rumahnya sepulang kerja padahal saat ini di luar hujan cukup deras.

  "Thank you, Sel." Bisik Bastian sambil mengambil sendok lalu, mulai melahap sup ayam ini dan rasanya sangat enak! "Tapi, seharusnya kamu tidak perlu repot-repot seperti ini."

  Sellena tertawa, "Ini tidak merepotkan, Bas. Aku senang bisa melakukan sesuatu untuk kamu. Bagaimana kepala kamu? Masih pusing?"

  Bastian mengangguk. "Sedikit."

  Sellena berlalu pergi meninggalkan Bastian yang menatapnya bingung. Ternyata, Sellena mengambil tasnya lalu menyodorkan sebuah obat sakit kepala kepada Bastian. "Setelah makan, kamu minum obat ini lalu tidur. Aku yakin besok pagi kamu akan sembuh."

  "Kalau kamu tidak bisa mencintai Sellena, bagaimana kalau dia untuk aku saja? God! Dia perempuan yang sangat pengertian." Ucap James yang sekarang berdiri di belakang Sellena.

  Bastian menatap James jengkel. "Hey! Kamu hanya hantu, James. Mana mungkin perempuan seperti dia mau sama kamu."

  Sellena menatap Bastian dan mengikuti arah pandangan laki-laki itu yang sedang menatap sesuatu di belakangnya. Sellena menoleh ke belakang dan tidak mendapati apapun. James! Pasti Bastian mengobrol dengan James. Sellena buru-buru berlari dan duduk di samping Bastian. Ekspresi wajah Sellena tampak sangat ketakutan walaupun dia berusaha menutupinya.

  Bastian tertawa dan mengelus rambut Sellena, "Kamu tidak perlu takut, Sel. Seandainya kamu bisa melihat James, aku yakin kamu pasti akan menyukainya."

  Sellena menoleh ke arah Bastian. "Memangnya dia seperti apa?"

  "Dia hantu paling pengertian dan paling baik yang pernah aku temukan." Jawab Bastian sambil melirik James yang sekarang sedang tertawa lalu kembali menatap Sellena. "Dia sahabat aku selain kamu."

  Sahabat.

  Ingin rasanya Sellena berteriak di depan wajah Bastian saat ini juga bahwa dia ingin hubungan mereka melebihi sahabat. Ingin sekali Sellena membenci Bastian karena terus-terusan menganggapnya sebagai sahabat. Tapi, dia tidak bisa. Dia begitu mencintai polisi di hadapannya ini hingga dia menyakiti dirinya sendiri. Okay, call her masochist. It's okay.

  Malam itu mereka habiskan dengan menonton tv. Sellena sudah menyuruh Bastian untuk tidur, tapi dia berkeras masih ingin bersama Sellena. Bastian tidak enak jika harus meninggalkan perempuan ini tidur sedangkan, Sellena sudah repot-repot datang ke rumahnya dan membuatkannya sup ayam. Bahkan Sellena membawakannya obat sakit kepala.

  Sellena meletakkan kepalanya di bahu Bastian lalu Bastian memeluk pinggang Sellena. Bastian melirik sahabatnya yang sedang fokus ke layar tv. Dia membenci dirinya sendiri karena menyakiti Sellena. Dia merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa mencintai sahabatnya ini. Tapi, bukankah cinta adalah tentang ketulusan dan bukan tentang paksaan?

I'm In Love with A Shadow [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang