Chapter. 2

1K 35 5
                                    

aku ingin damai mabuk terlelap bersama aroma manismu

Na Hee melirik sesekali jam tangannya, lalu beralih ke jalanan. Kyungsoo berjanji untuk menemuinya sepulang dari pekerjaannya. Namun, Kyungsoo tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Ish, anak itu lama sekali." Gumam Na Hee. Pandangannya tak lepas dari jalanan yang perlahan ditimpa titik-titik air hujan. Bukan Kyungsoo saat ini yang menyapanya, tetapi air hujan yang sama sekali tidak ia harapkan.

Na Hee memundurkan langkahnya beberapa langkah, agar tubuhnya dapat berteduh di bawah tenda yang berada di depan kantornya.

Tangannya menadah di atas kepalanya untuk menahan air hujan yang hendak membuat sekujur tubuhnya basah kuyup.

Na Hee dapat melihat siluet seseorang di sampingnya yang baru saja datang dari dalam kantor.

Orang itu lebih tinggi dari Na Hee. Suaranya juga tampak berat karena orang itu baru saja mendengus sebal karena hujan yang tiba-tiba turun.

"Kenapa harus hujan? Aku bahkan tidak membawa mobil." Gerutu orang itu.

Na Hee melirik orang yang sedang menggerutu di sampingnya. Ia cukup terkejut saat mendapati bahwa orang yang berada di sampingnya saat ini adalah orang yang ia kagumi.

"Tu-tuan Kim?" Na Hee menyapa Kim Jong In, orang yang tadi menggerutu.

Jongin menoleh sebentar, mencoba mengingat wajah wanita di sampingnya. "Kau pegawai baru itu?" Tanya Jongin.

Na Hee mengangguk, lalu tersenyum "Namaku Na Hee." Ujar Na Hee dengan sedikit membungkuk.

"Aku tau itu." Balas Jongin. Jongin kembali menatap lurus ke depan, seolah mengabaikan wanita yang sedang berdiri di sampingnya dalam sebuah tenda.

"Apa anda tidak pulang?" Tanya Na Hee yang mendongak agar dapat melihat wajah Jongin.

"Kau tidak lihat bahwa saat ini sedang hujan?" Jawab Jongin tanpa menoleh ke arah Na Hee.

"Maafkan aku. Anda sudah makan?" Tanya Na Hee lagi.

Na Hee dapat mencium aroma lavender dari tubuh Jongin. Dia terlalu hanyut dalam aroma menenangkan itu, hingga lupa akan Kyungsoo yang seharusnya menjemputnya.

"Aku baru saja keluar dari kantor dan pastinya belum sempat makan." Jongin menghela nafas dan memutar bola matanya malas.

"Bagaimana jika kita ke kedai jajjangmyun di ujung jalan itu?" Tawar Na Hee seraya menunjuk kedai mie kacang hitam di ujung jalan.

"Aku tidak makan di tempat seperti itu." Jawab Jongin seraya mengeratkan jasnya.

"Tapi, perut anda daritadi berbunyi." Ucap Na Hee yang sedikit menahan tawanya karena mendengar suara dari perut Jongin.

"Baiklah, jika kau memaksa." Jongin menyerah, memang perutnya sedari tadi ingin diisi.

Na Hee dan Jongin sedikit berlari menuju ke kedai mie itu karena hujan yang cukup deras.

Na Hee memesan dua porsi mie kacang hitam ke pelayan kedai itu. Setelah, memesan semuanya, Na Hee menghampiri Jongin yang sedang melepas jasnya dan duduk di pinggir jendela.

My Husband is a GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang