Last Chapter.

1.4K 41 2
                                    

See you again.

Tepat tengah malam, Na Hee dibawa ke rumah sakit Seoul.

Jongin tak henti-hentinya menggenggam tangan Na Hee yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Tak lama kemudian, dokter datang dengan hasil pemeriksaan yang mengejutkan.

"Kecil kemungkinan Saudari Eun Na Hee untuk kembali sadar. Tulang punggungnya terbentur sangat keras, hinga patah di beberapa bagian. Luka tusuknya tidak terlalu dalam, tetapi kondisi janin masih kritis." Kata dokter yang baru saja membawa kertas berisi hasil pemeriksaan Na Hee.

Jongin hanya terdiam menatap sang dokter, menunggu kalimat demi kalimat yang akan diucapkan si dokter.

"Keadaan pasien dan janin sama-sama dalam kondisi kritis. Kami bisa mempertahankan nyawa si ibu, tetapi harus mengangkat rahim si ibu dan mungkin saja pasien sulit memiliki keturunan lagi. Si janin juga tetap bisa selamat, tetapi lewat operasi jika janin telah menginjak bulan ke-delapan. Namun, kemungkinan untuk pasien tetap hidup sangat kecil karena pasien mengalami pendarahan di bagian dalam tubuhnya." Jelasnya.

Jongin mengepalkan tangannya kuat. Jantungnya tertumbuk, hingga tak dapat bernafas lagi.

Ia mengangkat pandangannya, dan meminta sang dokter melanjutkan kalimat berikutnya.

"Anda harus memilih, mengangkat janin itu dan menyelamatkan pasien, ataukah menyelamatkan janin dan berdoa agar pasien tetap hidup, karena kami hanya akan berusaha semampu kami untuk menyelamatkan pasien beserta janinnya." Sang dokter menepuk pelan pundak Jongin.

Jongin tertunduk, pilihan yang diberi sangat sulit.

Ia tidak ingin kehilangan istrinya ataupun calon anaknya.

Merelakan salah satunya akan membuatnya menyesal seumur hidup.

Tidak ada yang tahu takdir terhadap keputusannya.

Apakah ia tetap bisa melanjutkan hidupnya dengan Na Hee atau bayinya.

Jongin berpikir sejenak, dan tentunya ia tidak bisa menentukan keputusannya malam itu juga.

Dokter yang merawat Na Hee juga memberi ruang untuk Jongin.

Ruang agar Jongin dapat memikirkan matang-matang keputusannya.

Ia keluar dari ruang ICU, dan tanpa sengaja menjumpai Chanyeol dan Baekhyun.

"Bagaimana kata dokter?" Tanya Baekhyun dengan mimik wajah yang sangat khawatir.

Jongin menghela nafas panjang, "Ak-aku harus memilih. Menyelamatkan Na Hee atau bayiku."

Chanyeol dan Baekhyun terkejut, mereka berpikir bahwa tentunya pilihan itu akan menyulitkan Jongin.

"Aku harus bagaimana?" Jongin tertunduk lemas, frustasi.

Chanyeol menepuk pelan pundak Jongin, "Kau pasti sangat sulit memilih, tetapi pilihlah apa yang membuatmu yakin."

Baekhyun hanya terdiam, dalam hati ia meronta agar Jongin memilih Na Hee.

Mungkin karena ia belum pernah merasakan bagaimana menjadi calon orang tua.

My Husband is a GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang