Hanya satu hari , jika aku bisa bersamamu
Suasana kediaman ayah Jongin terasa sangat sunyi. Terlebih saat ini Tuan Kim dan Jongin sendiri sedang saling bertatap muka.
Tuan Kim menatap mata Jongin dengan serius, begitu pula sebaliknya sebelum Tuan Kim berdehem untuk memperbaiki suasana.
"Kapan Kau akan menikah?" Tanya Tuan Kim.
Jongin membenarkan posisi duduknya.
"Aku tidak tahu." Jongin menatap Tuan Kim dengan cukup serius.
"Apa selamanya kau akan menjadi seorang gay?" Tanya Tuan Kim. Ia tahu bahwa anak semata wayangnya itu bukan seorang pria seperti pada umumnya.
Mendengar pertanyaan ayahnya, Jongin merasa tak nyaman. Ia ingin sekali meninggalkan rumah ayahnya saat ini juga.
"Aku memang seperti itu. Bukankah dulu kau juga seorang gay?" Jongin mendapat tamparan dari ayahnya setelah bertanya hal sensitif seperti itu.
"Apa kekasih lelakimu itu yang membuat mulutmu menjadi kurang ajar kepada ayahmu sendiri?" Tuan Kim kian geram dengan anaknya sendiri.
"Meskipun dulu aku seorang gay, aku tetap menikahi ibumu. Aku juga mencintai ibumu. Jika aku tidak mencintai ibumu, kau tidak akan berada disini, di hadapanku." Imbuh Tuan Kim.
Jongin terdiam untuk beberapa saat. Pikirannya berlarian kemana-mana. Hingga akhirnya ia memikirkan Kyungsoo.
"Tapi kalian bercerai." Ucap Jongin cepat.
Tuan Kim memijat pelipisnya. Ia tidak menduga bahwa anaknya akan melawannya.
"Dia yang meninggalkanku demi orang lain, aku bahkan masih memikirkannya." Ucap Tuan Kim.
Jongin terdiam lagi. Pikirannya kalut, ia tak tahu harus memilih ayahnya atau kekasihnya. Bukan hal yang mudah untuk membuat seorang Jongin jatuh cinta kepada seseorang.
Tuan Kim merasa bahwa anaknya tidak bisa terus menerus menjadi seorang gay. Ia berfikir bahwa anaknya juga harus berubah, harus mencintai seorang wanita yang akan memberinya keturunan.
"Aku ingin bulan depan kau menikah. Jika tidak, kau bukan anakku." Ujar Tuan Kim telak. Keputusannya sudah bulat dan tidak akan berubah meskipun Jongin akan bersujud di hadapannya.
"Aku tidak punya kenalan seorang wanita." Jawab Jongin.
Saat mengucapkan hal itu, sebenarnya pikiran Jongin tertuju kepada teman baru di kantornya, Eun Na Hee. Namun, tentu saja ia tidak akan berfikir untuk melakukan hal gila dengan menikahi Na Hee.
"Aku tidak memaksamu untuk mencari wanita yang setara denganmu. Entah ia wanita kaya atau miskin, entah ia wanita cantik atau tidak, entah ia berpendidikan atau tidak, aku hanya ingin kau menikahi seorang wanita." Suara Tuan Kim melemah. Ada tatapan memohon di mata Tuan Kim saat menatap Jongin.
Jongin tidak dapat menjawab apapun, ia tidak bisa meninggalkan Kyungsoo dan menikahi seorang wanita. Itu bukan hal yang mudah.
"Aku memohon padamu, Jongin. Aku ingin mempunyai seorang cucu yang menggemaskan." Tuan Kim menitikkan air matanya.
Jongin merasa tidak tega dengan ayahnya sendiri. Ia hanya ingin membahagiakan ayahnya dan juga hidup bersama Kyungsoo, tetapi dua hal itu bertentangan.