Kejadian Keduapuluh

9 0 0
                                    

Hari ini, Vada piket. Dia kebagian buang sampah.

Dengan cepat ia ambil tong besar penuh sampah, dan pergi membuangnya dengan wajah gembira. Setidaknya pekerjaan Vada hanya buang sampah. Tidak ada lagi menyapu atau menghapus papan. Titik.

Untung saja tadi ia langsung lari menyambar tong sampah dengan kekuatan super. Mengalahkan Tora si Pemalas yang juga sudah siap seperti Vada.

"Vada!"

Mendengar suara itu, Vada langsung saja memutar bola matanya.

Nichole. Datang lagi. Entah mau ngapain.

"Gue pikir lo udah lupa sama gue. Gue kira lo udah punya temen setan baru yang sesuai sama lo," ucap Vada sinis. Dia tidak berhenti berjalan sambil membawa tong sampah di tangan kirinya.

"He cabai! Gue ada urusan penting! Emang cuman orang idup doang yang punya urusan, ha?!" sahut Nichole tak kalah sinis. Dirinya berjalan bersisian bersama dengan Vada. Terus walau setelah ia berucap, tidak ada lagi percakapan antara dirinya dan Vada.

"Lo masih ikut terapi ya, kan?"

Vada menghela nafasnya dengan berat. Tersenyum samar dan mengganti topik lain. Setidaknya menghindar dari pertanyaan Nichole barusan.

Belum juga sampai ke tempat pembuangan sampah, Vada melihat Amy dari kejauhan. Sedang menatapnya lurus-lurus. Seolah hal ini sudah Amy persiapkan dari jauh-jauh hari.

Vada sebenarnya bosan bertemu dengan Amy. Tapi jika ia berbalik sekarang, ia akan nampak seperti pengecut dan penakut.

Dan Vada tidak mau hal itu terjadi.

Perlahan, ketika ia berpapasan dengan Amy, kerah baju bagian belakangnya ditarik. Vada sempat mengaduh kesakitan lalu setelahnya mencengkram tangan Amy dengan kuat.

Seolah Amy tidak merasakan kesakitan, ia dengan cepat menarik Vada dan membentur bahu Vada dengan keras di dinding terdekat.

"Lo apa-apaan bareng Noah? Lo mau mati?"

Vada bergeming. Berdiam. Mendengar omongan-omongan Amy dengan seksama.

"Dia yang maksa gue. Apa ada yang salah?"

"Lo jalan bareng cowok gue, Vad!" teriak Amy. Menggoncang Vada sambil siap-siap menangis. Seolah Noah adalah segalanya untuk Amy.

Tolong jauh-jauh dari Noah! Tolong!

Vada sudah tidak mendengar suara Amy. Suara yang lain mulai datang, lebih terisak, lebih mendesak dan lebih membentak padanya serasa bukan lagi di dalam telinganya, tapi di dalam ingatannya.

Samar-samar ia mendengar suara Nichole di dekatnya. Menyuruh dia untuk tetap sadar.

Tapi sayangnya, dirinya tidak bisa menahan beban tubuhnya lagi.

Amy yang dari tadi meneriakinya membulatkan matanya dan mencoba memanggil-manggil Vada.

Entah apa yang dia rasakan sekarang, tapi sebelum ia hilang kesadaran, Vada tanpa sadar berucap, "Gue butuh Noah."

--

Sabtu, 15 Juli 2017, 21.24 WITA

A.s

BetersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang