Warning
Rate 20+
Happy reading!V hanya duduk diam dihadapan gadis yang kini berstatus kekasihnya itu. Cantik, pekerja keras, mandiri, hanya saja dia over protective. Bukankah menyebalkan jika kekasihmu harus mengatur setiap sela nafas berhembus?
"Tae, temani ke acara pernikahan sahabatku ya!" pinta gadis cantik itu sedikit memohon.
V mengangguk malas. "Kapan? Jam berapa?" tanya V menanggapi.
"Besok Malam! Jam 6," jawab gadis itu senang karena V mau menemaninya.
"Pakai jas ya! Yang warna putih, kau pasti sangat tampan cagiyaa," tutur gadis berusia 25 tahun dengan gemas. Ia juga mencubit pipi V di tempat umum tanpa sungkan.
"Tidak aku tidak suka menggunakan Jas," tolak V, pria yang beranjak dewasa itu memang tidak suka dengan pakaian resmi seperti Jas dan sejenisnya.
Gadisnya kini mengerucutkan bibirnya kesal. Selalu seperti itu, jika V menolak keinginannya. Meskipun V tidak serapi yang ia minta tapi pria berusia 25 tahun ini juga memiliki standart atau style sendiri untuk setiap acara. Bukan hanya artis tempatnya bekerja saja yang memiliki stylist ia pun punya, siapa lagi jika bukan pemikirannya.
"Ku mohon Tae!" pinta kekasihnya.
V menggeleng tetap teguh dengan pendiriannya. "Aku tidak punya Jas putih." ungkapnya datar.
"Tak masalah, aku bisa membelikanmu." tutur gadis berambut panjang itu dengan semangat. Seketika V melebarkan mata elangnya.
"Kau ini boros sekali. Hanya untuk acara itu saja membeli pakaian yang harganya berjuta-juta." pekik V semakin tidak setuju. Dia bukan tipe pria yang membuang-buang uang kecuali untuk kebutuhan primer dan sekunder.
"Jika kau memaksaku ke acara itu dengan menggunakan jas putih, ya sudah ajak pria lain saja. Aku tak keberatan, Irene." teriak V menahan geram. Memang benar bukan V yang mengawali hubungan ini, Irene lah yang menyatakan isi hatinya terlebih dahulu pada pria bermarga Kim itu. V pun menerimanya karena tak enak hati dengan Jimin yang telah mengenalkannya.
Gadis bernama Irene itu mengusap pelan ujung matanya, seperti mempertahankan sesuatu agar tidak keluar dari matanya. V menatap curiga Irene yang tertunduk lemah. Apa dia menangis? Batin V.
"Maaf Iren, aku hanya tidak suka kau terlalu mengaturku," lirih V mencoba menenangkan kekasihnya. Terang saja V memang pria apa adanya, dia sulit menutupi perasaannya yang terkadang lost control, seperti saat dia diminta Iren untuk ini dan itu, dengan mutlak V akan menolak.
Irene memang gadis yang sangat peduli dengan penampilan, dia selalu terlihat pas dari segi manapun dan dalam waktu apapun. Sangat berbanding terbalik dengan V yang memakai pakaian sesuai seleranya. Asal tidak bertelanjang dada, itu prinsip V.
"Tidak masalah Tae, asal kau tetap mau menemaniku." bisiknya.
"Ya sudah kita pulang ya, akan kuantar." jelas V berdiri dari duduknya.
***
Lian dan Jb telah sampai Korea dengan selamat, meskipun obrolan tentang -tinggal dimana- masih di permasalahkan.
Pria bermarga Im itu telah meminta assisten untuk membelikannya sebuah penthouse di Seoul. Untuk siapa lagi jika bukan Lian, gadis dengan banyak tingkah yang membuat Jb merindukannya setiap detak jam berdetak.
"Lian bagaimana jika banyak acara TV yang mengundangmu?" tanya Jb memeluk Lian yang duduk santai di sofa.
Lian memutuskan untuk sementara menginap di tempat tinggal V, awalnya Jb menolak karena dia tahu V bukan sepupu Lian. Bagaimana jika terjadi sesuatu diantara V dan istrinya. Seperti, Lian jatuh cinta pada V? Misalnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/115579160-288-k503581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Story After Marriage || ᴾᴶʸ.ᴵᴶᴮ [END]
FanfictionHAPPY READING DILARANG JIPLAK JANGAN LUPA VOTE ✔OVERLOAD LOVE sequel! ✔CAST tetap sama! bukan sulap bukan sihir! jika Tuhan sudah berkehendak kau mau bilang apa? Lian tak menyangka kini ia menjadi istri seorang artis ternama KoreaSelatan. sena...