Lian berjalan gontai menelusuri kolong langit yang semakin menghitam. Tak jarang ia tersaruk kakinya sendiri saat berjalan di jalanan yang kering.
Seperti ini rasanya cemburu? Akhirnya aku berada di posisi ku sebenarnya, merasa bukan siapa-siapa bagi Jb. Batin Lian diakhiri hembusan nafas berat.
Tak tau harus kemana, ia masih menjelajahi jalan setapak kota Seoul.
Bruugh!?
"Aish," desis Lian kesal. Kebiasaan buruknya belum pernah hilang, ia masih saja terjatuh tanpa sebab meskipun itu hanya jalan santai.
Ia mencoba bangun menepuk bagian lutut yang kotor karena terkena tanah. Telapak tangannya tergores akibat menahan beban tubuhnya saat terjatuh. Angin meniup goresan lukanya membuat ia meringis kesakitan.
Lian mengedarkan pandangannya mencari petunjuk, hingga ia melihat mini market di seberang jalan Raya. Tak pikir panjang ia berlari kecil menghampiri mini market untuk membeli obat pereda sakit.
"Ahjumma, tolong buatkan aku ramen." ucap Lian pada penjaga minimarket setelah menemukan obat antibiotik dan juga sejenis nya. Wanita paruh baya itu menatap Lian lalu mengangguk cepat.
"Silahkan duduk disana, saya akan buatkan." tutur penjaga minimarket menunjuk tempat duduk yang tersedia.
Lian memilih duduk dibagian depan kaca minimarket yang memperlihatkan pemandangan lalu lalang segala jenis kendaraan. Siapa tau Jb menjemput untuk mengajak pulang. Pikirnya.
"Sakit juga ternyata." gumamnya.
Tiba-tiba buliran air mata merambat menyusuri pipi dinginnya. "Haish, kenapa dengan musim dingin Korea? Kenapa bisa membuatku menangis." racaunya mengusap kasar air mata itu.
"Silahkan, segera habiskan sebelum dingin. Dan jika Nona berkenan, ahjumma akan bantu pakaikan perban itu di tangan Nona." tuturnya iba.
"Tidak Ahjumma, saya sering mengalami ini. Sebelumnya terimakasih." jawab Lian berusaha tersenyum.
Ahjumma mengangguk dan meninggalkan Lian sendiri.
Setelah lukanya terbalut rapi, ia menggeser cup mie dengan irisan sosis di atasnya. Mendadak dukanya sirna melihat makanan di saat perut kosong.
"Lian memang mudah move on." gumamnya menyumpit mie dengan tidak sabaran.
Ia menghabiskan makanan dihadapannya tanpa tersisa. Sebelum itu ia juga mengambil dua minuman kaleng bersoda di rak minimarket.
"Ah nikmatnya." sebut Lian lega.
Lian membuka ponsel yang sedari tadi bergetar. Ia melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari Jb dan V kemudian meletakkan kembali ponselnya dengan kasar. "Temukan aku dengan cintamu Bi." lirihnya kembali sedih.
***
"Haish!?" desis Jb berulang kali cemas tak dapat mengetahui kondisi istrinya. V telah mencoba mencari keberadaan kakaknya dengan google maps dan lainnya. Tapi Nihil Lian telah merubah emailnya.
"Bagaimana ini?" pekik Jb semakin panik. Jam menunjukkan pukul 2 malam tapi Lian tak kunjung kembali.
"Coba ingat, dimana tempat favorit Lian?" ucap Jinyoung membantu Jb.
V ikut berpikir. "Nuna tadi hanya minum air putih, sepertinya dia di kedai makanan atau minimarket." pikir V yakin.
"Minimarket!" ulang Jb langsung berlari menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Story After Marriage || ᴾᴶʸ.ᴵᴶᴮ [END]
Fiksi PenggemarHAPPY READING DILARANG JIPLAK JANGAN LUPA VOTE ✔OVERLOAD LOVE sequel! ✔CAST tetap sama! bukan sulap bukan sihir! jika Tuhan sudah berkehendak kau mau bilang apa? Lian tak menyangka kini ia menjadi istri seorang artis ternama KoreaSelatan. sena...