xxiii. epilog

180 21 2
                                    

Satu tahun berlalu.

(Lian's POV)

"Lian, kemarilah! Jiyeon menangis, dia haus."

Aku menoleh ke arah suara yang berteriak tadi. Aku melihat Jb berjalan masuk dengan pundak mengayun-ayun seperti mencoba membuat Jiyeon, anak pertama kami, tidak menangis.

"V, nuna tinggal ya!" Aku sekarang berada di acara pernikahan V, hari ini, akhirnya V memutuskan untuk menikahi Sejeong, gadis ceria dan baik hati itu berhasil mengembalikan sifat V seperti semula.

V yang sedang merapikan jas putihnya mengangguk manis. Setelah mendapat persetujuan dari V, aku langsung berlari mengikuti jejak suamiku.

Aku mencari-cari kesudut ruangan. Dimana dia?

"Lian!" Panggilnya.

Aku melihatnya berdiri di ambang pintu kamar tamu, iya, itu kamar yang di sediakan V padaku dan Jb selama pernikahannya di Jeju.

"Jiyeon haus!" Pekiknya menutup pintu kamar setelah aku masuk kedalamnya.

Aku melihat Jiyeon, putri kecilku terpejam pulas di atas ranjang. Dengan kilat, aku menoleh mencari penjelasan.

Jb meringis penuh arti. Apa dia gila?

"Kau berbohong? Im Jaebum?" Geramku.

"Sayang, sekali saja!" Lirihnya memohon.

Aku menghela nafas, acara pernikahan akan di mulai 2 jam lagi, dan dia meminta 'itu' di saat seperti ini?

Aku menggeleng. Dia menekuk bibir bawahnya, sungguh aku gemas melihatnya. "Nanti setelah acara selesai." Janjiku.

"Kau bohong. Semalam kau juga berkata seperti itu tapi kau malah tidur duluan." Gerutunya penuh kesal.

Aku memang mengabaikan janjiku semalam, aku tidur terlebih dahulu, karena aku sangat lelah membantu proses pernikahan V.

Lalu apa harus aku melayaninya saat ini? Tiba-tiba aku memikirkan hal bodoh itu, hanya karena melihat wajah melasnya.

"Tidak sampai satu jam kok!" Janjinya mendekatiku.

Aku hanya diam saat tangannya meraih pinggulku perlahan. Bibirnya mulai mendarat di bibir yang sudah ku poles dengan lipstik merah. Dia memang pria bernafsu buas!

Melumat, menghisap, melumat, dan... Dia mulai menurunkan resleting gaunku. Apa benar dia akan melakukannya?

"Jae..." keluhku, tak ada respon. Dia mulai menjelajahi setiap inci leherku.

"Jb, stop!" Titahku sedikit mendorongnya. Tapi percuma, karena dia telah mendapatkan apa yang dia suka. Merampas hak milik Jiyeon.

Tok tok tok
Tok tok tok

Baiklah, maaf Jb, kau harus menghentikan aksimu sebelum pintu kamar kita di dobrak.

"Akh sial!" Umpatnya. Dengan terburu-buru aku merapikan gaun dan lipstik yang mungkin berantakan.

Jb berjalan membuka pintu. "Oh kalian di dalam?" Itu suara eomma, "Mana Lian? Ibunya sudah datang!" Mendengar kabar itu, aku langsung berdiri dari dudukku.

"Benarkah?" Tanyaku bahagia.

"Iya, sayang. Cepatlah keluar. Kami akan menunggumu." Ucap eomma membelai rambutku.

Eomma meninggalkan kamar, aku pun melirik Jb. Dia hanya diam dan berjalan menuju ranjang dengan malas.

Aku tersenyum simpul dan meraih tangannya. "Ayo kita Lanjutkan!" Ucapku.

Life Story After Marriage || ᴾᴶʸ.ᴵᴶᴮ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang