vi. find you

279 39 4
                                    

Lian menapakkan kedua kakinya di bibir pantai, ia membiarkan kaki telanjangnya terguyur sisa ombak. Seharusnya Lian merasakan dingin tapi entah ia tak merasakan apapun selain sesak dalam batinnya.

Hari semakin gelap, bisa dikatakan ini sudah memasuki pergantian hari. Lian masih memandang nanar ujung laut yang hanya terkena sinar bulan berawan yang membias di permukaan air laut tak dapat berhenti bergerak.

Lian menghembuskan nafasnya dengan kasar kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju isi hatinya menjerit, ia berjalan kearah bebatuan berlumut. Wanita bersurai panjang itu membuka kembali kenangan tempo dulu saat Jb memeluknya dari belakang dan menyatakan cinta diakhiri ciuman hangat. Lian tersenyum getir mengingatnya karena dulu ia sama sekali tak mempedulikan ungkapan tulus dari pria yang kini menjadi suaminya.

"Harusnya sekarang aku seperti dulu, tak merasakan sakit hati seperti ini." gumam Lian mengusap rambatan air matanya. Ia berusaha menahan sesak dalam dadanya, tapi tangisnya semakin meledak.

"Hiks!" Lian membekap wajah dengan kedua tangan dinginnya. "HUAAAA, AKHSSS SIAL, DASAR PRIA JAHAT! KENAPA DIA SELALU MEMBENTAKKU? KENAPA TIDAK DIA TANYAKAN DULU APA YANG MEMBUATKU MENJAUHINYA!! AKHHHSSSS!?" teriak Lian frustasi.

"Kau ABG labil?"

Lian terjingkat mendengar suara pria didekatnya. Ia segera mengusap air matanya dengan membelakangi pria itu, "sepertinya kau tak semuda wajahmu?" sindir sang pria semakin mendekat ke arah Lian berdiri.

Lian tak memperdulikan pria itu dan berniat kembali ke kamar resort yang telah ia pesan. "Jangan sungkan, datanglah ke klinik kami! Kami bisa membantu masalahmu itu!" tambah pria berbadan kurus dengan senyum manis melukis wajah lugunya.

Lian tertawa remeh, "Yak! Kenapa aku harus konsultasi? Sebelum menawarkan jasa, tanyakan dulu apa yang kubutuhkan!" ucap Lian menatap pria yang berdiri dibelakangnya. "Aku juga memiliki lisensi resmi untuk menjadi seorang Psikolog!" tambah Lian dengan angkuh.

"benarkah? Lalu apa seorang Psikolog tidak butuh orang lain?" tanyanya.

"Aku sedang tidak stabil, jadi jangan mengajakku bicara." Tutur Lian melanjutkan langkah kakinya.

***

Jinyoung menemani Jb dikamarnya, kedua pria itu saling diam memikirkan kemana Lian pergi.

"Jinyoung aa, Apa besok Jadwal GOT7 padat?" tanya Jb.

Jinyoung menggeleng tidak yakin. "Sepertinya tidak begitu padat!" Jawab Jinyoung.

"Bagus, aku akan kerumah Eomma besok pagi!" Ucap Jb mengangguk pasti.

"Tapi, Hyeong, bukankah besok kau ada pertemuan dengan lawan duetmu, Kang Seulgi?" tanya Jinyoung membuat Jb mengerutkan kening.

"Bagaimana bisa, aku bahkan belum menerima tawaran duet itu!" ujar Jb meninggikan suaranya heran.

"Iya, tapi manager memutuskan secara sepihak, karena dia pikir kau akan segera single debut setelah berduet dengannya." Jelas Jinyoung.

"Haish," desis Jb semakin bingung.

"Bagaimana jika kau hubungi Eomma terlebih dahulu?" usul Jinyoung.

"Aku pasti akan dimarahi, dan Eomma akan datang kemari karena mencemaskan menantunya." Pikir Jb.

"Kau benar juga Hyeong!"

***

V masih berbaring di atas kasur double size miliknya, dengan raut cemas ia menggenggam ponselnya mencoba mencari petunjuk, dimana kakaknya berada.

Life Story After Marriage || ᴾᴶʸ.ᴵᴶᴮ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang