xviii. not simple

149 22 7
                                    

Malam pengakuan akhirnya telah dilewati, terasa seperti mimpi indah yang menjadi nyata, hampir satu tahun mengikrarkan sumpah untuk sehidup semati, baru kali ini Lian merasa hidupnya bahagia.

Tapi, kebahagiaan itu belum benar-benar menjadi kebahagiaan hakiki, tanpa adanya campur tangan rasa tidak suka orang lain. itu artinya peperangan sejujurnya baru di mulai hari ini, saat semua tahu jika Lian adalah istri yang pernah Jb ceritakan.

"Aku seperti selingkuhan yang baru saja terekspose media." Gumam Lian sembari menggeser layar ponsel yang sedang menunjukkan berita tentang dirinya. Semua berita menuliskan jika istri seorang leader Got7 sangat cantik dan anggun tanpa ada kata-kata menyela. Membacanya saja Lian sungguh ingin tertawa lantang. "Bagaimana mungkin mereka menilaiku hanya dengan melihatku tersenyum! Yaaaaa, memang aku pun mengakui jika Lian cantik." Kekehnya dengan bangga.

Tak berselang lama senyum Lian memudar saat membaca komentar dari para nitizen yang lebih banyak ke arah negatif. "Mereka mengaku penggemar GOT7 tapi tidak seutuhnya mendukung pilihan idola mereka." Gerutu Lian sedikit kesal. Ia menghela nafas kasar, karena apapun itu ia harus menjalaninya.

"Hah, aku merindukan suamiku." Racaunya meletakkan ponsel dan menghempaskan kembali tubuhnya ke ranjang tidur. Semalam, setelah melakukan pengakuan di depan media, Jb harus kembali ke dorm untuk berkumpul bersama anggota GOT7 lainnya. Di tengah kesibukannya menjalani kolaborasi bersama Seulgi, Jb juga mulai membicarakan persiapan world tour terakhir sebelum kontrak GOT7 berakhir.

"Jika seperti ini aku sama seperti saat belum menikah." Gumamnya lagi-lagi tertawa konyol.

"Oh iya, aku harus berangkat kerja." Pekiknya berusaha bangkit dan menyibak selimut tebal dari atas tubuhnya. Kalang kabut Lian bersiap diri dan semakin panik saat melihat jam hampir menunjukkan jam tujuh pagi.

"Sehun pasti akan marah." Menyebut nama itu, Lian kembali teringat akan ungkapan pria bertubuh ramping padanya beberapa hari lalu. "Apa aku mengundurkan diri saja?"

***

Semalam Sehun tidak meninggalkan ruangan, pakaiannya pun tetap sama seperti kemarin. Banyak cup gelas bekas kopi di meja kerja Sehun, jangan di tanya bagaimana penampilan Sehun sekarang? Meskipun begitu dia tetap tampan.

Dua orang office boy memasuki ruangan, mereka membersihkan semua gelas dan wadah yang lain. "Jam berapa sekarang?" tanya sehun pada kedua OB itu. kedua pria berseragam sama itu saling melirik.

"Jam tujuh lebih dokter Oh." Jawab pria dengan name tag Jihoon.

Sehun dengan pandangan nanarnya meminta kedua OB itu untuk merahasiakan keadaannya pada semua orang terkhusus Lian. "Bawakan aku baju ganti." Titah Sehun. Meskipun rapuh, ia tidak ingin terlihat menyedihkan.

"Baik Dokter Oh." Jihoon segera berlari keluar dan tidak banyak waktu, ia kembali membawa setelan jas berwarna pastel untuk Sehun.

"Makasih. Kalian boleh kembali." titah Sehun berdiri dari kursinya. Kedua OB itu pun bergerak keluar ruangan.

Tidak banyak waktu untuk Sehun membersihkan diri, rambut basahnya sudah tersisir rapi, tak ketinggalan wangi tubuh yang bisa membuat semua wanita sulit bernafas. Sehun terlihat gagah, berwibawa seperti biasanya, tapi tidak untuk tatapan kosongnya.

Sehun berjalan keluar ruangan berniat mencari sarapan meskipun ia tidak lapar. Tapi, seketika langkahnya terhenti di lorong kantor saat melihat Lian berdiri menatapnya dengan canggung.

"hai Lian." sapa Sehun seolah tidak terjadi apa-apa.

Kening Lian berkerut samar, pasti ia sedang berpikir, apa Sehun tidak melihat pengakuannya semalam?

Life Story After Marriage || ᴾᴶʸ.ᴵᴶᴮ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang