satu: Teringat

824 14 1
                                    

"Ko, kemana aja sih? Tau nggak? Aku udah disini hampir dua jam. Untung ada Michelle sama Indra, nah kalau nggak gimana? Kamu mau tanggung jawab kalau aku lumutan disini?"

Gadis ini, dia Agatha Pricilla. Dia seorang wanita yang menawan, siapapun yang melihat dia akan jatuh hati pada dirinya. Sama seperti kekasihnya, Gery Immanuel. Dua tahun lamanya mereka menjalani kisah cintanya, berbagai persoalan datang dan dihadapi mereka dengan kepercayaan dan kesetiaan.

"Iya, aku udah tau kali. Emang sengaja kok. Biar kamu lebih deket sama adik ipar." ucap Gery yang tengah menggoda Pricilla.

"Cielah." goda Indra.

Steven Indra Wihatmono, dia adalah teman dari Michelle Immanuela, adik Gery. Bagi Gery, Indra juga lah adiknya. Sama seperti Pricilla yang menganggap Indra juga adiknya.

"Apaan sih? Norak. Anak kecil diem aja kamu. Ikut-ikut, emang kamu sama Cara resmi apa? Dasar, bocah." balas Pricilla dengan canda ke Indra.

Dan Cara? Dia adalah Cara Lunetta, perempuan idaman Indra sejak kelas tiga SD, sangat menyakitkan, saat Cara berhasil menolak mentah-mentah Indra yang sangat mencintainya.

"Elah. Masih aja diungkit. Basi lo ce, basi. Sumpah." sahut Michelle yang membela sahabatnya.

Indra memasang wajah nakalnya. "Iya. Dasar cece pipi tembem, nah lo, gimana kabar Fero?"

Skakmat. Indra mengingatkan masa lalu Pricilla dengan Fero. Wajahnya menjadi pucat pasi, saat nama Fero disebut Indra. Dirinya berharap bisa menghapus nama Fero dari memori kehidupannya. Gery menjadi diam, seolah kehabisan kata.

"Buset. Ini anak kecil main ceplos aja mulutnya." balas Michelle yang menyadari kecanggungan antara Gery dan Pricilla.

"Eh, kalian main diluar sana. Nyeselin deh, anak kecil ikut-ikut orang gede." usir Pricilla terpaksa, dirinya tidak tega mengusir Michelle dan Indra. Namun, karena suasana yang canggung seperti ini membuat dirinya tidak nyaman.

Indra dan Michelle segera menuruti perkataan Pricilla. Sekarang, tinggal lah Gery dan Pricilla berdua di ruang keluarga rumah Gery. Keduanya hening, tanpa suara. Sampai akhirnya Pricilla membuka percakapan.

"Eh ko, kita makan yuk. Laper nih nungguin kamu." ucap Pricilla berusaha mencairkan suasana.

"Udah deh. Kamu nggak perlu kek gitu, aku biasa aja kali." balas Gery mengambil posisi duduk disamping kekasihnya.

Saat ini, lelaki ini sedang menatap indah mata kekasihnya, menatap dalam sampai-sampai tidak berkedip sama sekali.

"Eh ya udah. Kan aku nggak ungkit-ungkit dia lagi, udah ayo ah, kamu mau kan temenin aku makan?" ucap Pricilla berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ya udah ayo." ajak Gery bangkit dari duduknya, sembari menarik tangan Pricilla dengan lembut.

Pricilla bangkit dari duduknya, mengikuti langkah Gery keluar dari rumahnya, sampai langkahnya terhenti saat Michelle dan Indra menahannya.

"Mau kemana? Nggak ajak kita gitu? Parah lo! Gue sumpahin lo putus." sumpah Indra dengan penekanan dikata putus.

"Mampus kamu." sahut Michelle ikut bersuara.

Gery kesal dengan adiknya, bukan malah mendukung kakaknya malah menyetujui temannya yang menyumpahkan hubungannya dengan Pricilla berakhir.

"Iya deh, ayo kalian ikut." pasrah Pricilla dengan wajah kesal.

***

"Oke, udah kenyang kalian? Sekarang mau apa lagi? Mumpung gue baik." tawar Pricilla mengamati Michelle dan Indra dengan seksama.

Fake Loyal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang