dua belas: Kenangan

193 8 0
                                    

   "Sebenarnya lo ada masalah apa sih sama gue? Lo nggak ada kerjaan banget ya selain gangguin gue?"

   "Pric, gue baik kan? Lo bawa minuman banyak dan gue juga yakin kalau lo nggak bisa bawa itu sendirian aja. Nah! Gue dateng, buat bantu lo."

   Pricilla jadi geram. Putra ini benar-benar minta dihajar atau apa sih? Kalau sampai Gery melihat Pricilla dan Putra gimana?

   "Sekali lagi, gue nggak pernah minta bantuan sama lo! Permisi." kata Pricilla seraya pergi meninggalkan Putra.

   Putra tersenyum lirih, Putra jadi semakin penasaran dengan Pricilla.

   "Baik banget sih pacar lo Ger." ujar Louis yang dengan cepatnya langsung menyerobot minuman hasil bawaan Pricilla.

   Pricilla segera duduk di samping Gery. Entah ada apa Pricilla juga tidak mengerti, yang jelas adalah Lauren segera duduk di samping Pricilla dan membisikan sesuatu.

   "Lo bego apa gimana sih Pric---- lo tadi ngapain aja sama Putra? Lo mau apa kalau sampai Gery tau? Sumpah, bego banget." suara Lauren terdengar jelas di telinga Pricilla, walau hanya bisikan kecil tapi Pricilla berhasil menangkapnya dengan jelas.

   "Dan Gery akan lebih tau sekaligus curiga kalau dia ngelihat kita lagi bisik-bisik kek gini." balas Pricilla yang juga bisik-bisik dengan Lauren.

   Tapi---- Lauren memang betul. Kalau Gery tadi melihat gimana? Kalau Gery tau juga gimana? Bisa ribet kan urusannya? Pricilla juga nggak mau kalau sampai itu terjadi.

   "Njirrr, bisik-bisik kenapa lo? Hayooo, kalian sembunyiin sesuatu ya dari kita?"

   Memang bagi Pricilla si Louis itu sialan. Tau aja kalau Pricilla dan Lauren sedang bisik-bisik.

   "Bahaya Ger, mereka sembuyiin sesuatu dari kita atau jangan-jangan mereka bicarain kita dari belakang, sialan banget anjir!"

   "Apa sih lo! Nggak kok sayang, jangan percaya Louis! Orang dia nggak tau kita bicarain apa, bisa-bisanya langsung fitnah!" omel Pricilla menatap Louis kesal.

   "Kayak nggak tau Louis aja sih Pric." balas Gery sembari meneguk segelas jusnya.

   Pricilla menghela napasnya lega, betapa beruntung diri Pricilla karena Gery sama sekali tidak peduli.

   "Anjing! Dosen njing, aku kelas dulu ya Pric, cepetan njing!"

   Baiklah, Pricilla sedikit terkejut dengan semua perkataan yang barusan saja Gery ucapkan. Di kantin loh, banyak orang lagi, bisa-bisanya bilang anjing kek gitu. Bahkan Pricilla masih melongo, tidak percaya bahwa itu kekasihnya.

   "Tolong di kontrol donk ko bahasanya!" ucap Pricilla sedikit berteriak guna agar Gery mendengar.

  "Anjir Pric, cowok lo gitu amat yak." sahut Lauren masih mengamati kedua punggung lelaki itu yang semakin menjauh.

   "Gara-gara lo anjing! Hampir aja dia curiga." cibir Pricilla sedikit menjitak kepala Lauren.

   "Tai lo, maksud gue baik kali. Tadi iu Gery udah ngelihat ke arah lo, pas ada Putra juga. Untung dia nggak banyak komentar." jelas Lauren yang membuat Pricilla sedikit was-was.

   Namun, Pricilla masih lega, Gery benar-benar sama sekali tidak peduli.

                                  ***

   "Ada yang nyariin lo Ger."

   Reflek, Gery menaikkan kedua alisnya. Sedikit tidak mengerti dengan maksud ucapan Joshua, siapa yang mencarinya? Ada urusan apa dengan dia? Semua pertanyaan itu salaing bersahutan menjalajahi otak Gery.

Fake Loyal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang