enam belas: Peringatan

139 9 0
                                    

   Pricilla tidak tenang, sejak tadi ia bolak-balik memutar badannya dari kiri ke kanan dan terus begitu. Padahal, jika dilihat saja sahabatnya sudah tidur nyenyak sejak tadi. Ini adalah perbuatan Putra, sehingga Pricilla belum juga memejamkan matanya. Malam ini adalah malapetaka besar bagi Pricilla, sejak Putra menyatakan cintanya ke Pricilla.

   Kalau Gery sampai tau, bagaimana nantinya kisah cinta Gery dan Pricilla selanjutnya? Apa akan berakhir seperti dulu saat Fero menyatakan cintanya ke Pricilla?

   Pricilla tidak akan pernah mau mengulang kejadian yang sama, ia---- ia tau bagaimana terlukanya Gery saat ia meninggalkan Gery dan lebih memilih bersama Fero.

   'Halo ko?'

   Jadi, sekarang ini intinya adalah Pricilla membutuhkan Gery, mungkin Gery bisa menemani Pricilla.

   'Kenapa Pric? Kok belum tidur? Udah malem ini.' balas Gery disebrang sana.

   'Ke apartement bisa?'

   Gery tau, jika Pricilla menyuruh Gery datang malam-malam ke apartement sudah pasti sesuatu menimpa kekasihnya.

   'Otw ya.'

   Sambungannya terputus, Pricilla dapat kembali menghirup udara segar. Pricilla segera turun ke bawah untuk menemui pujaan hatinya.

                                 ***

   "Kenapa lagi? Kalau ada masalah ya cerita, ini malah modus pelukin aku kek gini."

   Pricilla memanyunkan bibirnya, kesal karena Gery ini menyindirnya. Padahal kan memang Pricilla ingin bersama Gery, tapi---- memang Pricilla masih meluk Gery sih.

   "Kenapa sih? Memang aku nggak boleh peluk kamu ya?" tanya Pricilla masih dalam posisi yang sama, namun matanya tengah menatap Gery.

   "Bukannya nggak boleh Pric. Tapi---- ini kan udah malam, tengah malam malahan, terus kamu suruh aku dateng, dan aku dateng karena aku yakin kamu ada masalah, eh, ini malah main peluk aja." ujar Gery sembari memainkan rambut Pricilla, sebenarnya ia juga suka saat dipeluk Pricilla seperti ini, ia suka aroma tubuh kekasihnya.

   Pricilla mendongak, lantas melepaskan dekapannya.

   "Duduk situ dulu aja." ujar Pricilla dengan jari telunjuk yang mengarah ke bangku yang ada.

   Gery menurut, ia mengikuti Pricilla dari belakang.

   "Ya ampun Tuhan, pacar aku ternyata cuma koloran ya, ckckck." ucap Pricilla yang baru menyadari penampilan Gery.

   Sebenarnya sih Gery juga mau ganti celana dulu, tapi---- ia terlalu khawatir dengan Pricilla, jadi ya Gery mengurungkan niatnya untuk ganti celana yang lebih pantas.

   "Bodo amat, penting pakai celana, daripada cuma boxeran." balas Gery yang kini sudah duduk di samping Pricilla.

   "Kan mesum!"

   "Ya udah, kamu kenapa? Beneran ada masalah?" tanya Gery yang tangannya kini tengah memainkan rambut Pricilla.

   Mata Pricilla tampak menyipit, sebenarnya ia sudah tidak kuat menahan kantuknya.

   "Uhm, nggak ada sih sebenarnya, tapi---- nggak bisa tidur aja, terus juga mau ketemu kamu aja."

   "Kenapa? Kangen?" tanya Gery kembali sembari menyelipkan rambut Pricilla ke belakang telinganya.

   "Banget, sini peluk dulu."

   Secara spontan, Pricilla lebih dahulu mendekap tubuh kekasihnya erat. Gery tidak diam, ia memberikan kehangatan untuk Pricilla, membalas dekapan Pricilla.

Fake Loyal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang