Pricilla telah selesai membersihkan tubuhnya, saat ini yang dia rasakan adalah lapar, sangat lapar.
"Chell, lo udah makan belum?" tanya Pricilla yang sudah berada di kamar Michelle.
"Kenapa Ce? Mau traktir aku ya?" ungkap Michelle dengan gaya sok kepedeannya.
Pricilla mengangguk seraya mendekat ke arah Michelle, menatap Michelle dengan tatapan tajamnya.
"Kenapa Ce? Kok semakin deket aja sih? Ih! Gue normal ce! Gue nggak lesbian! Inget koko ce, inget!" ucap Michelle asal ceplos.
Pricilla menghela napasnya gusar, sedikit kesal dengan Michelle saat ini. Akhirnya, Pricilla memilih menjauh daripada harus menerima ocehan Michelle yang tidak jelas.
"Gue juga normal bego. Gue masih sayang sama koko lo." kata Pricilla menekankan kata sayang.
"Lah terus, tadi ngapain deket-deket? Aneh lo ce." Michelle kebingungan, tidak tau apa maksud Pricilla mendekatkan diri ke arahnya.
Pricilla kembali menghela napasnya untuk yang kali keduanya. Masih sedikit kesal dengan orang di hadapannya ini.
"Gue itu mau tanya sama lo, koko lo udah makan belum?" tanya Pricilla menatap Michelle, berharap mendapat jawaban dengan segera.
"Lah? Mana aku tau sih ce, dari tadi aku juga di kamar mulu, nggak keluar. Eh, keluar denk, ngobrol-ngobrol sama cece Sherly sama cece Silvi, nah tapi itu aja." jelas Michelle dengan wajah polosnya.
"Anjir dah, lo adek macem apa sih? Kokonya udah atau belum makan nggak tau." sindir Pricilla masih menatap Michelle.
"Elah, lo juga sama ce, pacar apaan? Nggak tau pacarnya udah atau belum makan, ckckck."
Pricilla kesal, sampai akhirnya dia memutuskan untuk mengirim pesan saja ke Gery.
'Bales gue, jangan pacaran terus sama Silvi sama Sherly.'
Pricilla tau bahwa pesannya sedikit frontal, namun mau bagaimana lagi? Sudah terlanjur terkirim juga. Ponselnya berdering, pesan balasan dari Gery segera ia baca.
'Mulai lagi kan, kenapa? Udah aku bales nih.'
Dengan cepat tangan Pricilla mengetikkan sebuah pesan balasan untuk Gery.
'Syukur deh kalau mau bales, cuma mau tanya aja, udah makan belum?'
Pricilla tengah duduk di tepi ranjang Michelle, menunggu balasan pesan Gery. Sampai matanya menatap Gery yang sudah berada di kamar Michelle.
"Kok gitu Pric? Cuma tanya kek gitu aja harus pakai chat, aku udah makan, kamu udah belum?" tanya Gery yang saat ini mengambil posisi duduk di samping Pricilla, menatap gadis itu dalam.
"Ya suka-suka lah, lagian males aja, harus keluar dan banyak teman-teman lo." jelas Pricilla dengan ketus.
Alih-alih Michelle sedang mengamati keduanya, dua pasangan yang sedang duduk di tepi ranjangnya. Michelle terkekeh pelan, melihat kelakuan Pricilla yang bisa dibilang manja dengan kokonya.
"Ya udah, sekarang aku tanya lagi, udah makan belum? Terus kenapa pulangnya telat banget?" tanya Gery sambil memainkan rambut Pricilla.
"Belum, maka dari itu gue tanya sama lo, udah makan belum, kalau udah gue mau pergi keluar dulu cari makan." kata Pricilla kembali ketus.
"Kalau berantem pakainya gue-lo ya, nggak aku-kamu lagi, lucu njir." sahut Michelle yang tiba-tiba ikut bersuara.
Keduanya segera menoleh ke Michelle, baru sadar akan kehadiran Michelle yang sejak tadi telah mengamati keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Loyal
Teen FictionIni hanya sebuah kisah antara dua manusia yang telah berpisah dan kembali lagi untuk menjalin sebuah hubungan. Namun, takdir memang tidak pernah bisa di lawan, Tuhan kembali memperpisahkan mereka. Hanya ada satu alasan mengapa Tuhan tidak membiar...