tiga belas: Kebersamaan

166 9 0
                                    

      "Ih! Ketuk dulu kek kalau mau masuk, langsung masuk aja itu nggak sopan!"

   "Memang kenapa sih? Dari dulu juga gini kan? Pasti lo lagi nonton yang nggak benar kan? lo cewek anjir! Gue aduin mamah sama papah."

   "Apa sih! Ko Putra kali yang nonton begituan, lagian kenapa sih masuk kamar aku?"

   Jadi begini, Putra memang sedang buru-buru ingin menemui Samanta, karena ada hal yang bagi Putra sangat penting.

   "Gue----" Putra mendekat ke ranjang Samanta, duduk di tepi ranjangnya.

   Samanta tidak mengerti, terlihat jelas dari tatapannya. Sebenarnya, apa mau dari kakaknya ini?

   "Gue---- minta foto gue sama Pricilla donk."

   Mata Samanta terbuka lebar, Samanta tidak percaya dengan apa yang barusan saja dikatakan Putra. Dengan cepat gadis berusia tujuh belas tahun itu segera bangkit dari ranjangnya dan mendekat ke arah Putra.

   "Seriusan ko? Buat apaan?" tanya Samanta antusias, namun terlihat biasa saja.

   "Elah. Tinggal kasih aja kenapa ribet banget sih, mau kasih nggak? Gitu aja deh." kata Putra yang memang enggan menjawab pertanyaan Samanta.

   Samanta bersikeras, tidak akan memberikan foto tersebut kalau Putra belum menjelaskan apa maksud darinya mengingkan foto tersebut.

   "Nggak gampang kali! Enak aja, jawab dulu donk, baru deh aku kasih." kata Samanta memperlihatkan senyuman liciknya.

   "Ya nggak apa-apa, pengen aja, masak nggak boleh?" Putra juga bersikeras, dia menginginkan foto tersebut.

   Samanta semakin yakin, kalau ada hal yang disembunyikan oleh kakaknya. Matanya masih menelusuri mata Putra, mencoba mencari jawaban atas keinginannya untuk tau yang sangat tinggi.

   "Lo kenapa sih? Gitu banget perhatiin gue." kata Putra yang sadar bahwa dia sedang diamati Samanta.

   Nihil, Samanta benar-benar tidak menemukan jawabannya. Lebih baik Samanta menyerah, tapi dalam artian bukan memberikan foto tersebut dengan mudahnya.

   "Jadi mau fotonya nggak? Kalau iya, harus C E R I T A." kali ini Samanta tegas, guna agar Putra mau menceritakan semuanya.

   Putra menghela napasnya gusar, dia hanya bisa pasrah untuk kali ini.

   "Gue suka aja sama fotonya, kelihatan bagus gitu." kata Putra dengan nada bicara malas.

   "Oke. Terus, terus, kak Pricilla cantik nggak ko?" Samanta ini begitu antusias.

   "Iya cantik." balas Putra ketus.

   "Terus, terus, ini kan malam minggu ko, nggak ada niatan mau ajak jalan kak Pricilla?"

   Sungguh, Putra jadi geram sendiri. Cuma mau dapat foto aja ribet banget sih? Pakai diserang berbagai macam pertanyaan lagi. Tapi---- Putra juga tidak tau, mengapa dia mengingkan foto berduanya dengan Pricilla.

   "Lo gila? Udah pasti dia jalan sama cowoknya lah." kata Putra dengan suara meningginya.

   "Ya kalau cepetan ko Putra dulu yang ajak jalan, pasti kak Pricilla nggak mungkin nolak donk."

   Samanta ini memang terlihat banget kalau jodoh-jodohin kakaknya dengan Pricilla.

   "Tau ah. Langsung kirim ya, gue mau mandi dulu."

   Putra beranjak pergi meninggalkan Samanta, sampai langkahnya terhenti sebentar karena suara Samanta.

   "Yang ganteng ya ko!."

Fake Loyal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang