empat: Kembali

236 9 0
                                    

   Pricilla tidak mengerti, sekaligus juga tidak mengenali siapa pemilik nomor itu. Wajahnya berubah seratus delapan puluh derajat, masih tidak mengerti apa maksud dari pesan itu. Saat ini, dirinya benar-benar tidak tenang.

   "Pric, kamu baik-baik aja kan?" tanya Gery yang menyadari perubahan ekspresi Pricilla.

   Pricilla segera menoleh ke arah Gery, menatap kekasihnya dalam, dia tidak ingin Gery mengetahui pesan tersebut, dengan cepat ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam tasnya. Pricilla memulai mengalihkan permbicaraannya.

   "Eh, iya sayang, nggak apa-apa kok." ujar Pricilla lembut.

   Matanya tidak berhenti menoleh ke sana-kemari, ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang yang mengirim pesan tidak jelas ke ponselnya. Pricilla benar-benar penasaran siapa orang itu, dan apa maksud dari pesan itu. Nihil. Tidak ada orang yang mencurigakan di sekitarnya.

                                 ***

   "Gila! Kenyang banget sumpah, ngantuk banget lagi." ujar Pricilla yang baru saja mendaratkan tubuhnya di ranjang kamar kekasihnya.

   "Nggak boleh gendut gimana, habis makan tidur." sindir Gery yang diam-diam membuat Pricilla kesal.

   Gery ikut berbaring di samping kekasihnya.

   "Eh, Tidur? Sumpah? kan siang tadi udah tidur sayang, kebo anjir." cibir Gery dengan wajah heran.

   "Kok anjir sih sayang? Jahat banget sumpah, ngatain pacar sendiri anjir." omel Pricilla menatap kekasihnya dengan kesal.

   Gery tersenyum samar, Pricilla semakin tidak mengerti. Mengapa Gery masih bisa tertawa saat dirinya sudah memberikan omelan.

   "Ih ketawa, nyebelin banget sih kamu!" lagi dan lagi Pricilla kembali dibuat kesal dengan Gery. Tangannya mencubit pipi Gery kesal.

    "Auw! Sakit Pric," ucapannya tertunda, saat Pricilla sudah lebih dahulu menyela pembicaraannya.

   "Mampus lo! Lo sih, salah siapa ngetawin gue, nggak ada yang lucu juga. Lo tuh yang anjir!" ucap pricilla sangat ketus.

   Ketus. Sinis. Bagaimana tidak? Bahkan dari aku-kamu berubah menjadi gue-lo. Ini sih Pricilla kelewatan, sangat kelewatan. Wajahnya yang selalu ia banggakan tampan langsung berubah seratus delapan puluh derajat, bingung setengah mati dengan ucapan Pricilla.

   "Pric, seriusan itu kamu?" tanya Gery berhati-hati, takut membuat mood kekasihnya jelek.

   "Ya gue lah, lo pikir siapa anjir?!" suara Pricilla sediikit meninggi, ia bangkit berdiri dari ranjang Gery, meninggalkan Gery yang masih terheran-heran dengan dirinya, memasuki kamar Michelle dan kembali merebahkan dirinya.

   'Kok gitu? Cuma bercanda lho, lagian nggak bermaksud bilang dia anjir.' batin Gery dengan tatapan melongo.

   Pricilla membaringkan dirinya di samping Michelle yang sudah terlebih dulu terjun ke alam mimpi, masih kesal dengan kekasihnya. Pricilla memainkan ponselnya, dirinya baru sadar bahwa ada dua pesan dari nomor yang tidak ia kenali.

   'Malam Pric, lagi apa? Apa udah tidur?'

   Begitulah isi pesan pertamanya. Yak! Pricilla baru sadar, ternyata orang yang mengirim pesan ini adalah orang yang sama dengan nomor misterius yang baru saja ia terima malam tadi. Pricilla semakin tidak mengerti, siapa oranv ini? Dan apa maksudnya mengirim pesan ini untuk Pricilla? Bahkan mengapa dia juga mengetahui nama Pricilla?

   'Aku kangen Pric, apa kamu masih ingat aku? Apa kamu mengenal aku? Jika nggak, bisa ketemuan? Aku tunggu di starbucks pukul lima sore.'

   Damn! Begitulah isi pesan kedua. Pricilla semakin penasaran, memang Pricilla mengenal orang itu? Jika iya, siapa dia? Dan apa Pricilla harus datang besok sore, agar Pricilla tau siapa orang yang terus-terusan mengirimnya pesan. Pesan ketiga, baru saja mendara di ponsel Pricilla.

Fake Loyal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang