Part Fiveteen (Dia Datang)

27.1K 1.1K 36
                                    

Aku marah pada diriku yang tidak bisa menahan mu untuk tidak pergi dari hidupku...


Hari ini hujan turun sedari pagi,membuat orang-orang malas untuk beraktivitas. Disebuah rumah seorang lelaki tua sadang menangis memandangi foto seorang perempuan, meskipun sudah beberapa tahun yang lalu namun luka itu tidak pernah mengering, hatinya terasa tercabik-cabik saat mengingat kebodohannya dulu, karena keegoisannya dia kehilangan dua orang yang sampai sekarang masih sangat dicintainya.

Jika saja ia sedikit bersabar mungkin sekarang dia bisa hidup bahagia dengan orang-orang yang di cintainya. Namun karena dia memilih egonya,akhirnya hanya penyesalan yang ia dapat sekarang.
Dia kehilangan semuanya. Kebahagian hidupnya. Bahkan dengan tega ia pergi begitu saja tanpa meninggalkan sepatah kata. Kini semuanya sudah terlambat. Dirinya tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain berdoa,semoga dia dipertemukan lagi dengan wanitanya.
Meskipun hanya untuk sekedar mengucapkan kata maaf. Semoga saja doanya didengar tuhan.

"Maafkan aku Irina, karena kebodohan ku kamu yang harus menanggung semuanya. Aku merindukan anak kita, apakah dia laki-laki atau perempuan, jika dia perempuan aku yakin dia pasti akan secantik dirimu" air matanya tidak bisa lagi ia tahan. Sungguh ia ingin memutar kembali waktu. Namun hanya ada penyesalan yang sampai detik ini terus menghantuinya.

"Ada apa dad,kenapa menangis?"

Terkejut dengan kehadiran seseorang yang tiba-tiba. Lelaki ini segera menghapus air matanya. Berharap anaknya tidak melihat ia menangis barusan, meskipun kenyataannya tidak begitu.

"Dad tidak papa, hanya kelilipan saja dan apa kamu sudah menyelesaikan pekerjaanmu?" Berusaha mengalihkan pembicaraan,semoga anaknya tidak melihat ia menangis barusan.

"Sudah dad, meskipun banyak kendala tapi aku berhasil mengatasinya, besok aku akan menemui pimpinannya dan aku berjanji kali ini kita yang akan memiliki tendernya"

"Dad percaya padamu" lelaki yang dipanggil dad ini tersenyum,untung saja anaknya tidak bertanya macam-macam,dirinya sedikit lega.

~~~~~~~~~~~

" Sakit bu...sakit.. jangan pukul aku lagi, maafkan aku. Aku berjanji akan menuruti semua perintah mu hentikan ibu, ini sakit.." Jovand yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut saat melihat Kayla sedang menangis dalam tidurnya, Jovand berusaha membangunkan Kayla tapi bukannya bangun Kayla malah semakin histeris, akhirnya Jovand menepuk pelan pipi Kayla dan berhasil mata itu akhirnya terbuka.

Kayla beringsut menjauh saat melihat Jovand akan memeluknya, mungkin dia masih dalam pengaruh mimpinya.

"Jangan sakiti aku..aku mohon..hiks..hiks.."

Kayla masih saja ketakutan,bahkan ia menolak pelukan Jovand. Air mata wanita itu begitu deras mengalir,raut muka yang begitu ketakutan dan juga badan yang gemetaran. Sungguh Jovand tidak tega melihat istrinya yang seperti ini.

"Aku tidak akan menyakitimu sweet heart, tenanglah ada aku disini, its okay darling itu hanya mimpi" Jovand berusaha menenangkan Kayla dengan memeluknya.

"Aku takut.."

"Tidak akan ada yang menyakitimu sweetheart, sekarang tidur lagi ini masih malam, aku akan selalu disini memelukmu" Jovand memeluk Kayla dengan erat,dielusnya kepala wanita itu dengan sayang.

Kayla sudah mulai tenang napasnya juga teratur itu berarti dia sudah kembali tidur, sementara Jovand entahlah laki-laki itu sedang termenung memikirkan sesuatu.

"Aku mohon jangan pernah membenciku sweetheart" katanya sebelum ia juga ikut terlelap bersama Kayla.

Keesokan harinya Kayla bangun lebih awal dari biasanya, dia berniat akan membuat pancake untuk suaminya, sebagai ucapan terimakasih karena sudah menenangkan dirinya dari mimpi buruk.

Kayla tidak tahu kenapa mimpi itu muncul lagi dalam tidurnya, padahal sudah lama semenjak dia mengubur dalam-dalam kenangan pahit masa lalunya mimpi itu tidak penah hadir tapi sekarang mimpi itu muncul kembali, Kayla berharap semoga itu hanya mimpi saja bukan pertanda buruk.

Sekarang Kayla benar-benar yakin jika ia sudah mencintai suaminya, Jovand begitu perhatian padanya, Kayla bersyukur karena Jovand yang menjadi suaminya, dia tidak bisa membayangkan jika orang lain yang menjadi suaminya, dia pasti tidak akan sebahagia ini.

"Morning sweet heart.." kata Jovand sambil memeluk Kayla.

"hemm morning Jo" meskipun awalnya risih tapi Kayla sudah mulai terbiasa dengan tingkah ajaib Jovand.

"Sweetheart, nanti malam aku akan mengajakmu kepesta ulang tahun perusahaan dan jangan lupa dandan yang cantik oke." Kata Jovand sambil mencium sekilas bibir Kayla.

"Baiklah tapi bisakah kamu lepaskan pelukanmu dulu aku jadi tidak konsen" kata Kayla yang berusaha menutupi mukanya yang memerah karena menahan malu.

"hemm aku mencintaimu..."

"Aku tahu kamu sudah mengatakannya berulang kali"

~~~~~~~~~~~~~~

Malam harinya, Jovand terus memeluk pinggang Kayla posesif saat melihat tatapan semua laki-laki tertuju pada istrinya. Malam ini Kayla sangat cantik dengan gaun hitamnya, jika saja tidak mengingat pesta ini sangat penting, Jovand akan lebih memilih mengurung Kayla dikamarnya menghabiskan sepanjang malam dengan bercinta bersama istri cantiknya, membayangkannya saja sudah membuat celananya sesak.

"Ingatkan aku nanti untuk membuang gaun yang kamu pakai sekarang sweet heart" kata Jovand berbisik di telinga Kayla.

"Apa aku tidak cantik Jo, kenapa semua orang memandang kearah kita" kata Kayla ikut berbisik ditelinga Jovand.

"Kamu tahu apa kesalahanmu sweetheart..kamu terlalu cantik malam ini"

Wajah Kayla bersemu merah dan tambah merah saat melihat jovand mencuri ciuman darinya.

Acara sudah dimulai dan sekarang saatnya Jovand menyampaikan sambutan sebagai pemilik perusahaan. Kayla merasa marah saat melihat banyak wanita yang terang-terangan memandang Jovand dengan tatapan lapar. Kayla terlalu larut dengan pikirannya sampai tidak menyadari jika sekarang ada yang duduk disebelahnya, Kayla benar-benar terkejut saat melihat orang itu ternyata adalah Ethan alexander Wiliam.

Lelaki yang seharusnya menjadi suaminya. Namun naas takdir tidak mengijinkan mereka bersama.

"hay.." Kayla merasa gugup karena Ethan terus memandanginya tanpa berkedip.

"Kamu cantik sekali Kay" puji Ethan.

"Terimaksih Et, kamu datang sendirian?"tanya Kayla berusaha mencairkan suasana.

"Tidak aku datang bersama ayahku, dia ada disana" tunjuk Ethan kepada seorang pria paruh baya yang sedang mengobrol dengan rekannya.

"oh..kalau begitu silahkan menikmati pestanya, aku akan kekamar mandi sebentar" sebenarnya Kayla hanya menghindar, dia risih karena sedari tadi Jovand menatapnya dengan tajam dari atas podium sana.

"Kenapa aku harus takut, aku tidak melakukan kesalahan apapun" Kayla mengurungkan niatnya untuk kekamar mandi, dia lebih memilih pergi kepojok ruangan, di sana cukup sepi. Belum sempat Kayla duduk sebuah suara mengagetkannya, jantungnya serasa lepas saat mendengar sebuah suara yang sangat ingin dilupakannya.

"Anak ku, Kayla. Kamu disini sayang"

"I..BU.." perasaan takut langsung menghampiri Kayla, bayangan masalalunya langsung berkeliaran dikepalanya, dan airmatanya langsung jatuh begitu saja, dia sangat takut sekarang, ingin berlari tapi entah mengapa kedua kakinya tidak bisa di gerakkan.

"Kita bertemu lagi putriku.."

TBC.

Twenty One [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang