Aku berjalan sambil terus memeluk buku gambar baruku. Sedangkan tangan kiriku berada dalam genggamannya. Ia tersenyum padaku. Sangat cantik. Senyum yang begitu memikat. Matanya menatapku teduh. Menjalarkan kehangatan dan kasih sayang padaku.
"Suka bukunya?" Tanyanya sambil tersenyum
Aku hanya menganggukkan kepalaku dengan semangat.
"Vania..."
"Ya, kak"
"Lain kali, kita tidak boleh pergi tanpa seizin mami dan papi ya"
"Mami dan papikan izinkan, kak"
"Mereka mengizinkan karena kamu yang terus merengek. Maksud kakak, mereka mengizinkannya tanpa paksaan. Oke?"
"Oke" jawabku senang
Kami terus berjalan menuju rumah. Hingga tiba di persimpangan. Aku dan kak Aerlyn menatap lampu hijau untuk penyembrangan yang menyala dengan terang. Dengan cepat kak Aeryln menarik tanganku untuk menyebrang. Dengan langkah cepat kami menyebrangi jalan yang terasa sangat panjang bagiku. Hingga, lampu dari sebuah mobil menghentikan langkah kami. Lampu yang begitu terang seakan menusuk mata....
"Awas, Vania...."
Aku berteriak dengan kencang saat tubuhku di dorong dengan kencang. Membuatku terlempar dan terjatuh dengan cukup jauh. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara klakson mobil yang begitu nyaring. Semua terjadi begitu cepat. Aku tidak sempat mencernanya. Beberapa saat kemudia, orang-orang mulai mengelilingiku. Namun aku bangun sendiri. Duduk dan menatap kedepan. Dan... kak Aeryln sudah terbaring dengan darah yang membanjiri di sekelilingnya...
"Kak...."
"Kak Aeryln...."
"Bell..." panggil Arza sambil membangunkan Bellvania
Arza menatap Bellvania yang sudah berkeringat dingin. Wanita itu terus berteriak dan ketakutan. Tubuhnya gemetar dan mulai menangis
"Are you okay?"
"Aku takut..." ucap Bellvania lirih
Melihat Bellvania yang begitu ketakutan membuat Arza langsung memeluk wanita itu erat. Membiarkan Bellvania menangis dalam pelukkannya. Ia mengelus punggung Bellvania lembut. Mencoba menenangkan.
"Hey... i am here for you..." ucap Arza pelan
Arza mengecup kening Bellvania singkat. Lalu kembali memeluk wanita itu. Ia mulai merasakan kausnya yang basah karena air mata Bellvania. Cukup lama Arza menenangkan Bellvania hingga wanita itu kembali tertidur pulas.
Setelah memastikan Bellvania tertidur, Arza bangkit dari tidurnya. Menyelimuti tubuh Bellvania lalu membelai rambut wanita itu. Setelah itu Arza memilih untuk membersihkan diri.
Hari ini, akulah yang mengurusnya...
Bellvania membuka matanya perlahan. Ia langsung bangun saat menyadari Arza yang sudah tidak ada di sampingnya. Ia bangkit dan memeriksa kamar mandi. Kosong.
"Zaa..." panggil Bellvania sambil berjalan keluar kamar
"Good morning" sapa Arza begitu Bellvania memasuki dapur
"Apa yang kamu lakukan?"
"Bikin sarapan untukmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU? [END]
RomanceBellvania memilih untuk menyetujui pernikahannya dengan seorang pria bernama Arzachel. Pria yang berumur 8 tahun lebih tua darinya. Baik Bellvania maupun Arza sama-sama memiliki alasan tersendiri menyetujui pernikahan tersebut. Awalnya pernikaha...