12. I Love You

13.7K 672 4
                                    

   Bellvania langsung pergi, namun Oriel menarik tangan Bellvania. Membuat Bellvania jatuh ke dalam pelukkan Oriel.

"El..." ucap Bellvania mencoba melepas pelukan Oriel namun Oriel malah mempererat pelukkannya.

"Bellvania, Kamu yakin Arza hanya sepupu bagimu?"

Bellvania terdiam. Ya, sepertinya ini kesempatan yang baik untuk mengungkapkan hubungan sebenarnya antara Bellvania dengan Arza pada Oriel.

Bellvania mendorong kuat tubuh Oriel hingga pelukan pria itu terlepas, "El, sebenarnya..."

"Maafkan aku, Bellvania..."

"Tidak, El! Kamu tidak salah. Jadi antara aku dan Arza..."

"Aku bodoh! Bagaimana mungkin aku cemburu pada Arza! Maaf ya, Bellvania. Aku benar-benar salah kali ini!"

Bellvania menggeleng kuat, "Tidak, El. Aku dan Arza itu bukan sepu..."

"Kamu ada kuliahkan? Pergilah" potong Arza lalu berbalik pergi. Meninggalkan Bellvania yang masih terpaku.
•••

   Bellvania menarik salah satu kursi lalu duduk di atasnya. Saat ini ia sedang ada di perpustakaan kampus untuk mencari bahan laporan yang akan ia buat.

   Bellvania menatap kesekeliling perpustakaan.  Biasanya ia akan memilih tempat yang ada di pojok perpustakaan agar lebih berkonsentrasi, namun kali ini berbeda. Bellvania memilih untuk duduk di samping jendela yang menampakkan aktivitas mahasiswa yang begitu ramai. Senyum Bellvania mengembang mengingat alasan ia memilih duduk di samping jendela. Arza. Tempat ini di rekomendasikan oleh pria itu. Kata Arza, perpustakaan itu membosankan, jadi duduklah di samping jendela agar saat bosan bisa melihat keluar.

Sepertinya aku sudah jatuh cinta dengan tempat ini, Za

Lamunan Bellvania buyar karena getaran ponselnya. Telpon dari Oriel.

"Halo"

"Bellvania, kamu dimana?"

"Di perpustakaan"

"Oke, tunggu aku di sana, ya"

   Bellvania menghela nafas berat. Jujur ia belum siap bertemu Oriel setelah kejadian tadi pagi. Tapi menghindari Oriel juga bukan keputusan yang baik. Bellvania mencoba menepis pikirannya dan mencoba untuk berkonsentrasi. Namun, sesaat kemudian konsentrasinya pecah dengan suara karena suara yang begitu ribut dari luar.

   Bellvania menatap ke luar jendela. Sumber suara itu ternyata berasal dari gadis-gadis yang mengelilingi Oriel. Entahlah, mungkin sekitar lima mahasiswi yang sudah mengelilingi Oriel dan bertingkah manja di depan pria itu. Bellvania hanya bisa tersenyum melihatnya. Dan menurut Bellvania Oriel hebat karena bisa mempertahankan kepopulerannya baik di Indonesia maupun di Paris.

"Bellvania..." panggil Oriel yang masih terengah-engah karena kehabisan nafas

"Duduk dulu, El"

Oriel mengatur nafas dan menatap Bellvania sambil tersenyum, "Aku sebentar aja kok, cuma mau tanya sesuatu sama kamu"

"Apa?" Tanya Bellvania pelan. Takut Oriel ingin tahu jawaban dari perasaannya yang belum Bellvania jawab sampai sekarang.

"Pukul 16.00 nanti aku ada pertandingan basket, kamu bisa nonton?"

"Bisa kok"

"Oke, sampai ketemu di lapangan"

   Bellvania menatap kepergian Oriel. Entah mengapa ia tidak bisa menolak ajakan pria itu. Padahal Bellvania ingin pulang cepat untuk agar bisa di jemput Arza, tapi sepertinya itu tidak akan terjadi.

MARRY YOU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang