Pagi ini Sehun bangun lebih awal. Sehun menatap Naomi yang masih terlelap dipelukannya tampak begitu damai. Perlahan Sehun menarik tangannya dan meletakkan kepala Noami di bantal dengan hati – hati. Sehun melepas selimut putih yang membalut tubuhnya mencium bibir Naomi sekilas kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Naomi menggeliat merenggangkan tubuhnya sepertinya semalam ia tidur terlalu nyenyak. Naomi mengedarkan pandangannya dan ternyata orang yang disebelahnya sudah bangun lebih awal. Naomi menuruni tangga mengecek dapur barangkali Sehun berada disana "hmm ternyata dia sudah pergi." Gumam Naomi kemudian ia kembali ke kamar untuk membersihkan dirinya karena pagi ini Naomi berencana akan pergi jalan – jalan untuk menghilangkan rasa jenuhnya.
Sehun membolak – balik kertas yang ada di mejanya yang berisi kontrak kerja yang akan ia lakukan dengan perusahaan Park Corporation. "Presdir mereka sudah tiba." Ujar sekretaris Kim.
"Kau !" ucap Sehun mengerutkan keningnya.
"Apa kabar Oh Sehun? Oh ya dulu aku tidak sempat memperkenalkan diriku secara resmi, Park Chanyeol." Ucap Chanyeol mengulurkan tangannya.
"bukankah kau dokter?" ucap Sehun menyelidik, apa gadis itu berbohong padanya fikirnya."wah seorang Oh Sehun tau tentangku
Juga ternyata." ucap chanyeol remeh "Aku memang seorang dokter, aku juga sama sepertimu dituntut bekerja di perusahaan milik orangtuaku." ucap Chanyeol.Sekretaris kim membisikkan sesuatu ketelinga Sehun,sedari tadi para client memperhatikan obrolan sarkas mereka.
"Baiklah kita mulai saja meeting ini." ucap Sehun.Chanyeol seorang dokter, ia juga bekerja di perusahaan ayahnya karena ayahnya sudah tua dan memaksa Chanyeol untuk mengurusi perusahaannya, ayahnya pun tak memaksa anaknya untuk meninggalkan profesinya yang seorang dokter justru orangtua Chanyeol sangat mendukung Chanyeol untuk melakukan keduanya. Waktu Chanyeol di perusahaan hanya ketika menghadiri pertemuan penting, seperti pertemuannya saat ini dengan Sehun. Saat Chanyeol dinas malam atau pagi berkas - berkasnya yang serasa penting untuk di kerjakan terkadang Chanyeol bawa ke rumah sakit disela - sela Chanyeol ada jam istirahat akan Chanyeol kerjakan.
🐣🐣🐣
Bagaimana ini bisa terjadi Sehun harus bekerja sama dengan pria yang pernah membuat hatinya hancur atas penghianatan yang dilakukan sang mantan kekasih. Setelah kemarin Sehun bertemu dengan sang mantan haruskah sekarang ia juga bertemu dengan pria ini. Apa mereka kompakkan ? menampakkan diri di hadapan Sehun, meski kemarin Kwon Nina sudah menjelaskan tapi Sehun masih enggan percaya bahkan sulit untuk mempercayai apa yang di ucapkan wanita itu padanya. Dan kini Sehun pun enggan meminta penjelasan terhadap Chanyeol ia merasa tak perlu toh sekarang hanya perlu berpura – pura bahwa semua baik – baik saja dan tidak ada yang terjadi diantara mereka. Andai saja Chanyeol bukan client penting yang membuat perusahaannya untung berkali – kali lipat Sehun pasti sudah membatalkannnya, Sehun merasa harus bersikap profesional jika sudah menyangkut pekerjaan dan harus mengesampingkan egonya.
Setelah Naomi memotret pemandangan yang ada di kota Seoul ia berjalan – jalan lagi menyusuri sungai Han, duduk di bangku panjang yang ada disekitaran dekat sungai menikmati pemandangan yang sudah lama tak pernah ia lihat. Dulu ketika ia masih SMP memang pernah tinggal di korea bersama sang Ibu dan setelah ibunya meninggal karena bunuh diri ia pergi ke Jepang ikut sang Ayah.
Naomi jadi teringat masa lalunya dulu ia begitu dekat dengan seorang pria keturunan Korea. Pria itu juga yang mau menjadi temannya ketika awal masuk SMP wajarkan jika Naomi mengerti bahasa Korea. Bahkan Naomi tak sempat berpamitan dengan temannya itu.
"Wah aku jadi kangen dengan pria chubby itu. Seperti apa pria itu sekarang? apa dia masih gemuk seperti dulu." Gumam Naomi sambil tertawa sendiri. "Aku jadi ingin bertemu dengannya. Tapi sayang aku tak punya kontaknya." Ucap Naomi lesu.
"Ya tuhan sudah jam 5."pekik Naomi, ia harus segera pulang sebelum Sehun pulang ia takut Sehun marah jika tidak menemukannya di apartement.Naomi segera bangkit dari duduknya dan berlari sambil memasukkan Kamera yang di pegangnya kedalam tas. "Awww..!" Naomi meringis memegang keningnya yang sedikit sakit karena menabrak dada bidang seseorang. "Maafkan aku tuan." Ucap Naomi menunduk tanpa melihat orang itu.
"Naomi !" pekik orang itu.
Merasa dirinya terpanggil Naomi pun mendongakkan wajahnya. "si-apa? Apa kita saling kenal?" ucap Naomi mengeryitkan keningnya bertanya – tanya siapa pria yang ada di depannya ini. "Ini aku si gemuk yang selalu mengekorimu dulu. Wah bahkan wajahmu masih terlihat seperti dulu, Aku merindukanmu." Ucap pria itu dan menarik Naomi kedalam pelukkannnya, Naomi reflek membulatkan matanya.
"Hei gadis bodoh, kenapa dulu pergi kau tidak mengatakan apapun. Kau tau aku hampir gila memikirkanmu aku takut kau kenapa – kenapa setelah insiden itu(waktu ibu Naomi bunuh diri). Aku mencarimu kemana –mana dan aku tidak menemukanmu sama sekali." Tutur pria itu masih mendekap Naomi dalam pelukkannya yang enggan ia lepaskan karena rindu yang teramat sangat setelah hampir 6 tahun tidak bertemu.
"Tapi kau baik – baik saja, Dan kau tidak gila." Ucap Naomi dengan polosnya.
"Lihat bahkan aku tidak bisa mengenalimu kau berubah begitu banyak. Kau tidak gemuk sama sekali dan kau begitu tinggi." Ucap Naomi dan melepaskan pelukkannya, mrmicingkan matanya meneliti penampilan pria yang berada di depannya.
"Apa aku sekarang begitu tampan? Sampai kau tak mengenaliku." Ucapnya menaik – naikkan alis.
"Percaya diri sekali." Sungut Naomi.
"berikan hp mu." Ucapnya mengulurkan tangan.
"Untuk apa ?" tanpa permisi pria itu langsung merampas hp dari tangan Naomi dan mengetikkan sesuatu, " Ini nomorku, sekarang aku tidak mau kehilanganmu lagi." Ucap pria itu.
"Baiklah." Ucap Naomi tersenyum dan melihat hpnya mengeryit mengerutkan dahinya.
" Pria Tampan? Ya tuhan percaya dirimu semakin tinggi ya." Ucap Naomi sedangkan pria yang di ajak bicara nyengir kuda.
"Ya ampun aku lupa." Ucap Naomi menepuk jidatnya. "ada apa?" tanyanya heran.
"Aku harus pulang, aku bisa kena masalah." Ucapnya hampir berlari dan ditarik kembali kepelukan pria itu, Naomi pun memebelalakkan matanya. "Aku bahkan masih merindukanmu! Tega sekali pergi begitu saja." ucap pria itu.
***
Sehun membuka pintu apartement mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mencari keatas dikamarpun tidak menemukan sosok yang dicarinya. Kemana gadis itu perginya bahkan ia tidak memberi tahu Sehun jika pergi keluar. Sehun pun khawatir takut – takut jika gadis itu meninggalkannya.
Oh iya, Sehun lupa dirinya kan memasang Gps di hp Naomi yang terhubung dengan hpnya jadi Sehun tinggal mengeceknya saja. Benar saja gadis itu berada di sungai Han, Sehun langsung menuruni lift apartement, mengendarai mobil dengan cepat mencari keberadaan wanitanya itu takut –takut terjadi apa –apa karena hari sudah sore kenapa Naomi belum juga pulang.
Sehun mencari – cari dimana keberadaan Naomi, ia yakin Naomi berada di sungai Han tapi kenapa belum juga terlihat. Ketika Sehun mengedarkan pandangannya seolah Sehun melihat Naomi tangannya mengepal matanya terasa panas Sehun melihat wanitanya dipelukkan pria lain. Apa Naomi berselingkuh? Pikirnya.
"NAOMI !" Bentak Sehun.
Reflek kedua insan yang sedang berpelukkan itu pun melepaskan pelukkannya. Mata Naomi membelalak bagaimana bisa Sehun berada disini pikirnya. Sehun semakin mengepalkan tangannya melihat sosok yang memeluk Naomi. Dan menarik paksa Naomi untuk ikut dengannya "Sehun sakit" Rintih Naomi.
"lepaskan dia, kau melukainya." Ucap pria itu menggegam tangan Naomi menatap Sehun sengit, tatapan Sehun pun tak kalah sengit terjadilah insiden tarik menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced marriage
FanfictionMemang benar aku tidak mencintaimu. Semua yang kulakukan karena paksaan. Namun, seiring berjalan waktu aku dan kau saling menghabiskan waktu bersama, kau memarahiku, kau seolah benar mencintaiku. Salah tidak jika aku salah faham mengira semua perlak...