"Nggak! Semua itu tidak munkin. Naomi tidak munkin ingkar janji." sehun menangis histeris."Sehun, Sehun tenang sayang. Mommy tahu kau terluka tapi ini takdir tuhan sayang. Ingat! Kau harus memikirkan Audrey dan Naura." Ibu Sehun menenangkan, meski beliau juga tidak kalah terluka sama dengan Sehun. Naomi merupakan menantu kesayangan. Naomi perempuan yang sangat baik di mata ibu Sehun. Dua, tiga tahun mereka terpisah oleh jarak. Tidak saling mengungkapkan cinta, Sehun mengalami depresi selama tidak ada naqomi. Tapi apa? Kenyataannya setelah mereka bertemu dan saling mencinta. Ingin hidup dengan keluarga yang lengkap dan bahagia. Namun, tuhan berkata lain dengan mengambil nyawa isteri dari anaknya.
sehun tersungkur di bawah lantai bersandar pada tembok. Matanya menerawang. Ingatannya berputar pada kejadian beberapa jam saat istrinya berjuang melawan maut. Sehun ikut didalam menguatkan. Bayi perempuan mungil mereka lahir dengan selamat. Bahkan Naomi saat itu kesadarannya masih pulih meski wajah Naomi sangat pucat. Namun tiba-tiba Naomi mengalami syok dan pendarahan hebat. Naomi terlalu kehilangan banyak darah yang membuatnya pergi meninggalkan Sehun untuk selamanya.
"Suamiku sayang, aku titip anak-anak ya. Bahagiakan mereka meski tanpa aku di sampingmu. Tapi percayalah aku akan selalu mengamati kalian dari jauh. Kau tahu? Kau selalu tersimpan disini-" Naomi meletakkan tangan Sehun di dadanya, "Di hatiku." lanjutnya tersenyum. Detik itu juga Naomi menarik nafasnya yang terakhir. Sehun histeris, Sehun kalang kabut. Bahkan dokter sudah melakukan syok jantung pada Naomi. Namun, tuhan berkata lain. Naomi tidak kembali. Tuhan lebih sayang kepada Naomi dan ingin Naomi kembali kepangkuannya.
Sehun berkaca menatap pusaran makam sang isteri. Kepergian Naomi yang begitu mendadak membuatnya shock. Chanyeol, Kai, Lay, Nina,Jeslyn, Ibu Sehun, Audrey beserta si kecil turut hadir di pemakaman Naomi.
Audrey bersama lah menangis tersedu. Audrey sudah cukup paham pusaran makam itu siapa pemiliknya. "Uncle, Audrey tidak punya mommy lagi? Mommy tidak kembali lagi ya Uncle?" tanyanya pada Lay. Lay menitikan air matanya saat itu juga. Pertanyaan polos dari anak laki - laki berusia lima tahun membuatnya teriris. Iba pada sosok Audrey yang masih begitu kecil di tinggal oleh sosok ibu. Sekaligus kasihan pada sahabatnya yang di tinggal oleh isteri yang sangat dicintai.
Lidah Lay keluh, tidak kuasa menjawab pertanyaan Audrey. Sampai Jeslyn sang kekasih memegang pundaknya menguatkan sang kekasih dengan caranya. "Tidak sayang, mommy memang tidak ada lagi di dunia ini. Tapi Mommy Au akan selalu melihat audrey dari atas sana." tunjuk Jeslyn ke langit. "Momoy sudah di surga, mommy lihat audrey dari surga. Jadi Audrey tetap punya Mommy, hm." Jeslyn pun tak kuasa menahan bulir matanya. Buru- buru ia beralih menghapus jejaknya. " Audrey jangan menangis ya sayang. Ada Aunty dan Uncle, ada Eyang, Daddy sama dedek Naura juga.""kau pembohong. Kau bilang kita akan hidup bahagia bersama anak-anak kita. Tapi mana? Kau malah pergi dan meninggalkanku sendiri. Aku hanya butuh dirimu. Bukan yang lain!" maki Sehun di pusaran Naomi. Tangannya menggenggam tanah kuburan Naomi. Tangisnya pecah lebih histeris di banding saat di rumah sakit.
Ibu Sehun dan yang lain menangis menyaksikan betapa terpukulnya Sehun saat ini. Sehun merasa berdosa karenanya Naomi pergi. Karenanya naomi tiba - tiba kontraksi dan pecah ketuban. Semua karena ulahnya.
"Hun, kita semua kehilangan Naomi. Tapi kau harus bangkit demi anak - anakmu. Hidup harus tetap berlanjut Hun." kata chanyeol menepuk pundak Sehun.
Sehun mendecak seperti orang hilang akal. "Mck, kau tahu apa? Kau yang memisahkanku dengannya. Sekarang kau berkata mudah sekali seperti ini? Pergi! Aku tidak butuh nasihatmu." kata Sehun murka. Chanyeol diam saja. Chanyeol mengerti perasaan Sehun, munkin bila dia yang di posisi Sehun akan lebih mengerikan dari ini. Bagaimanapun Naomi adalah cinta pertama Chanyeol dan sampai saat ini pun perasaan itu tidak pernah Chanyeol sesali. Chanyeol masih menyayangi Naomi. Sebagai cinta pertama sekaligus sahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced marriage
FanfictionMemang benar aku tidak mencintaimu. Semua yang kulakukan karena paksaan. Namun, seiring berjalan waktu aku dan kau saling menghabiskan waktu bersama, kau memarahiku, kau seolah benar mencintaiku. Salah tidak jika aku salah faham mengira semua perlak...