Hujan lebat turun, seolah mendukung dua manusia yang tengah bercumbu di dalam mansion kediamannya. Kilatan - kilatan sesekali tampak dari kaca membuat si wanita memeluk erat si pria dalam tidurnya. Si pria pun langsung mengeratkan pelukkannya dengan mata masih terpejam.
Meski semalaman penuh hujan turun membasahi bumi yang penuh fana ini. Keduanya masih meringkuk di atas ranjang dengan posisi si wanita membelakangi si pria yang memeluk erat pinggangnya posesif.
Matanya mengerjap, melepaskan pelan tangan yang melingkar di tubuhnya. Lalu ia membalikkan badannya menghadap si pria yang masih tertidur lelap. Lama ia memandangi wajah sempurna sang pria yang selalu mengatakan 'Aku mencintaimu'. Terselip senyum saat mengingat betapa pria ini berusaha selalu bersikap romantis padanya. Namun, tamparan keras justru ia berikan. Dendam terlalu menguasai dirinya. Air matanya menetes, "Maaf" dengan lirih kalimat itu keluar dari bibir mungilnya.
"Kau tidak salah" suara bariton menginterupsi pendengaran yang membuatnya setengah berjingkat.
"Kau sudah bangun? Sehun aku--" belum ia menyelesaikan ucapannya Sehun sudah lebih dulu meletakkan telunjuknya di bibir wanita itu, "Sttt.. Aku mengerti, maafkan aku untuk yang semalam, hm..."
Naomi menggeleng pelan, "Tidak Sehun, aku harus menjelaskannya padamu. Apa kau tidak ingin mendengarnya dari mulutku" Naomi menunduk.
"Aku sudah tahu" Jawab Sehun ringan.
"Darimana kau ta--"
Senin, 18 desember
Hi Sehun, ini aku istrimu yang tidak tahu diri dan menghianati kepercayaanmu juga cintamu.
Sehun aku rasa setelah kau membaca ini kau akan membenciku. Aku penyebab kekacauan di perusahaanmu. Aku yang membocorkan semua informasi yang ada di perusahaanmu. Ck! Seharusnya kau tidak pernah membawanya di rumah, sebegitu percaya kau terhadapku ya? Ah! Pasti tidak pernah terlintas di benakmu bahwa aku akan berbuat seperti itu. Sehun, seharusnya kau berfikir bagaimana bisa aku memaafkanmu begitu mudah jika bukan karena keinginanku untuk membalas dendamku terhadapmu. Namun, aku mulai menyadari satu hal setelah aku berbuat sampai sejauh ini aku ingin berhenti melakukan ini padamu. Hatiku sakit, aku sering menangis setelah aku melakukannya. namun aku tak yakin, perasaan apa yang kumiliki terhadapmu. Setiap malam setiap kalian tidur dan terlihat mirip, ah! bahkan kalian benar - benar mirip. Audrey benar - benar mengcopy seluruhnya darimu. Bagaimana bisa? Aku yang mengandungnya kau bahkan tidak tahu kan. Kuharap kau tidak bersedih jika membaca ucapanku yang ini. Setelah melihat kalian berdua timbul keinginanku untuk merawat Audrey sampai menjadi dewasa bersamamu. Bahkan aku berencana membuat adik kecil untuk Audrey. Bukankah terlalu sepi jika kita hanya mempunyai Audrey?Sehun, maafkan aku. Aku akan berhenti melakukan hal ini terhadapmu. Dan satu hal yang harus kau tahu. AKU OH NAOMI MENGAKU SANGAT MENCINTAI OH SEHUN SUAMIKU❤
Meski kau tak akan membaca ini, aku lega dan bebanku sedikit berkurang telah menulisnya disini.
Aku berjanji akan menjelaskan semuanya padamu. Dan saat itu aku serahkan semuanya padamu apakah kau akan memaafkanku atau kau memilih untuk aku pergi darimu.Sehun menyunggingkan senyumnya setelah mengucapkan apa yang ia temukan sehari sebelum kejadian Naomi tertangkap basah oleh kedua sahabatnya.
"Aku baru tahu kau suka menulis diary" Ujar Sehun tersenyum.
"Kau tidak marah?"
Sehun menggeleng, " Untuk apa aku marah? Aku terlalu takut kehilanganmu sehingga aku tidak bisa melakukan hal itu"
"Sehun jangan seperti ini, lebih baik kau marah padaku dari pada kau seperti ini. Ini membuatku semakin merasa bersalah terhadapmu" tuturnya lirih.
Sehun menangkup wajah Naomi,"Hey... Jangan begini sungguh aku tidak apa - apa. Semua yang kau lakukan benar Naomi. Aku pantas menerimanya" jawab Sehun menyika air mata Naomi yang mengalir.
"Sehun kumohon jangan begini" tangis Naomi.
"Lalu aku harus bagaimana? Begini?" Ujar Sehun lalu mengecup bibir Naomu singkat.
Muka Naomi memerah dengan perlakuan kecil Sehun. "Sehun aku sedang tidak bercanda!"
"Aku juga tidak, bukankah kau bilang kau mencintaiku kan? Ayo ucapkan aku ingin mendengarnya"
Naomi menggeleng cepat, " Tidak mau!"
"ayo ucapkan atau aku akan memakanmu!" Ujar Sehun sambil memeluk Naomi gemas.
"makan saja!" Tantang Naomi.
Sehun merenggangkan pelukkannya menatap Naomi"Oh jadi kau benar - benar ingin membuatkan Audrey adik ya. Tidak sulit, dengan senang hati aku mau mengabulkannya." Ujar Sehun menunjukkan smirk menggodanya.
Pipi Naomi memerah, "Aku hanya bercanda" sahut Naomi malu.
"Aku tidak! Aku benar - benar ingin membuatkannya untuk Audrey. Kau tidak kasihan Audrey hanya sendiri tidak punya adik. Apa rumah ini tidak terlalu sepi kita hanya mempunyai Audrey?" Sehun mengucap apa yang ada di diary Naomi sambil menaik - naik turunkan alisnya yang membuat Naomi menutup wajahnya malu.
"Jangan malu, bukankah semalam kita juga melakukannya" Sehun menarik telapak tangan Naomi yang menutupi wajahnya.
Sudut bibirnya terangkat. Kemudian ia mendekatkan wajahnya pada Naomi perlahan, "Sehun tunggu--" Alisnya terangkat sebelah saat Naomi menahan bahunya.
"Kenapa?"
"Kita melupakan Audrey, Audrey dimana? Dengan siapa?" Naomi baru sadar ia panik dengan keberadaan putranya saat ini. Kemarin Sehun menariknya begitu saja tanpa membawa Audrey. Naomi mulai cemas, saat tubuhnya hendak bangun Sehun menahannya, "Kau tenang saja jagoan kita aman bersama Lay"
"Jadi Audrey menginap di rumah Lay?"
"Astaga sehun bagaimana bisa kita melupakannya" cercah Naomi tanpa henti.
Sehun fruatasi menarik rambutnya pasalnya tadi libidonya sudah naik, dan Naomi mengacaukannya dengan bertanya suatu hal yang sudah di pastikan aman.
"Sayang bagaimana bisa aku membawanya, kau ingin anak kita mendengar pertengkaran kita semalam?"
Naomi menunduk, mendengar suara Sehun naik satu oktaf. "Maafkan aku" Ujarnya lirih.
Sehun menangkup wajah Naomi menyatukan material basah keduanya. Waktu seharian ini mereka habiskan berdua hanya di atas ranjang tanpa gangguan jagoan kecilnya.
"Sehun aku ingin ke kamar mandi?"
"astaga kau tidak bisa berjalan ya sayang?" Ujar Sehun setelah keluar dari kamar mandi.
"Masih bertanya? Ini ulahmu bodoh!"
"bagaimana bisa kau menyebutku bodoh hanya sekali hentak saja Audrey langsung tumbuh di perutmu" Jawab Sehun frontal yang dihadiahi pukulan ringan di kepalanya oleh Naomi.
Sehun meringis langsung menggendong Naomi ke kamar mandi.
"Mau aku mandikan? Tanyanya
"tidak! Aku akan berakhir menyedihkan jika membiarkanmu tetap disini. Keluarlah!" tolak Naomi yang membuat Sehun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced marriage
FanfictionMemang benar aku tidak mencintaimu. Semua yang kulakukan karena paksaan. Namun, seiring berjalan waktu aku dan kau saling menghabiskan waktu bersama, kau memarahiku, kau seolah benar mencintaiku. Salah tidak jika aku salah faham mengira semua perlak...