Prologue

1.5K 142 56
                                    

Di kelas 1-A, seorang gadis sedang duduk dengan manis di bangku paling belakang.

Gadis itu sedang duduk di bangkunya, dengan pelan dan hati-hati ia menjahit sesuatu yang manis dan cantik.

Sebuah saputangan.

Itulah yang sedang dilakukannya saat ini, jari-jarinya yang lentik tengah sibuk menusukkan benang berwarna merah pada saputangan tersebut.

Sesekali ia meringis dan menghisap darah yang keluar dari tangannya akibat tertusuk jarumnya sendiri, namun hal itu bukanlah suatu masalah, tertusuk adalah hal biasa yang sering dialaminya kala ia menjahit saputangan-saputangan manis.

Menurutnya, rasa sakit tidak akan terasa saat ia melihat hasil saputangan yang dibuatnya.

Kini, ia menatap saputangan berwarna biru muda itu dengan tersenyum,

"Sudah hampir selesai,"

Ia menggunting sisa jahitan dan menalinya agar jahitan tidak terlepas dan tetap terlihat rapi.

"Cantik."

Gadis itu kembali tersenyum dan mengusap sudut saputangan itu dengan ibu jarinya. Ia mengusap jahitan berbentuk hati di sudut saputangan itu, ya, hati itu selalu dia jahit di sudut bawah kanan, dengan benang warna merah tentunya.

"Aku harus bergegas," ucapnya sambil berdiri dan merapikan roknya.

Sebelum melangkah pergi, gadis itu memasukkan jarum dan benang jahitnya ke dalam tas. Ia juga mengantongi saputangan itu di jas seragamnya.

Dia melangkahkan kakinya ke luar kelas, sesekali menengok ke kanan dan ke kiri, bukan apa-apa, hanya saja ia ingin memastikan bahwa semuanya aman, tidak ada siapapun selain dirinya yang masih bertahan di sekolah.

"Heol. Aku baru tau jika sekolah ini bisa berubah menyeramkan seperti ini,"

Gadis itu memasukkan kedua tangannya kedalam saku jasnya, menyadari bahwa suasana sekolahnya sedang tidak dalam kondisi baik, mencekam dan menyeramkan, seperti itulah suasana yang sedang di hadapinya saat ini.

Ia mempercepat langkahnya menuju ruang kelas 3-B, kelas yang cukup jauh dari ruang kelasnya sendiri, dan lebih parahnya lagi, ia harus bersusah payah untuk menaiki tangga agar bisa sampai di kelas itu.

Gadis itu kembali menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, dan kali ini dia juga memelankan langkahnya, agar suara ketukan dari sepatunya tidak terdengar oleh siapapun.

Setelah dirasa segalanya aman, ia pun dengan berani masuk dalam kelas.

Dengan cepat ia mengeluarkan kunci dari dalam saku jasnya dan menuju salah satu loker yang letaknya di belakang kelas tersebut.

Kini gadis itu telah berdiri di depan loker yang dicarinya, loker baris ke dua, nomor lima dari kiri,

Yang dengan manisnya tertera sebuah nama,

"배진영- 00527"

Ia tersenyum dan mulai membuka loker tersebut.

Dan setelah loker terbuka dengan sempurna, gadis itu hanya menunduk, ia merogoh saku jasnya dan mengambil sapu tangan yang tadi dikantonginya.

"Selalu seperti ini. Sejak kau datang ke sekolah ini, aku tidak pernah melihat lokermu kosong, selalu saja ada sesuatu di dalamnya. Entah itu cokelat, surat, atau apalah. Kau tau? Aku lelah melihat semuanya."

Gadis itu menghela nafas kasar, ia melipat saputangan itu dengan rapi dan meletakkannya diantara tumpukan amplop yang diyakininya adalah surat cinta untuk si pemilik loker.

"Aku seperti bulan dan kau matahari. Aku selalu merindumu tapi kau dan aku tak pernah bertemu,"

Gadis itu mengunci loker tersebut seperti semula,

"Aku tidak sebanding dengan gadis diluar sana yang juga mengagumimu. Mungkin kau tidak pernah melihatku karena aku adalah salah satu dari mereka yang tak pernah bisa mendapat perhatianmu, aku tau itu. Mianhae,"

Maafkan aku yang mungkin membuatmu terganggu.

Maafkan aku yang tidak pernah cukup berani untuk menemuimu.

Maafkan aku yang tak bisa menatap matamu.

Maafkan aku yang terlalu takut untuk mengungkapkan rasaku.

Maafkan aku yang sudah lancang meyukaimu.

"Maafkan aku, Aku mencintaimu."

Gadis itu membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi dari loker tersebut, namun sebelum ia berhasil melakukannya, sebuah suara membuyarkan semua pikirannya.

"Kau ingin meminta maaf atau mengatakan cinta padaku hah?"

Gadis itu terpaku di tempat. Waktu serasa berhenti detik ini juga baginya, melihat seseorang yang kini tengah berada di depan kelas, menyandarkan tubuhnya dan melipat tangannya di depan papan tulis.

Bae Jinyoung.

Kini hal yang tak pernah diinginkannya benar-benar terjadi.

--to be continued--

Annyeong~~♡♡
Kali ini aku bikin fanfic yang cast nya Jinyounggg💛, trus cewenya Jiheon dari Idol School. Gatau kenapa pingin masangin dua orang ini abis kyuutt banget sih :")

Please vote&comment ♡♡ manhi manhi saranghae juseyoongg~

A Handkerchief Love || Jiheon × JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang