Satu 🍃

2K 191 12
                                    

💫💫💫

Mereka yang tersingkirkan tak selalu dipandang sebelah mata. Karena saat disingkirkan dari lingkungan nya, maka dari situ lah mereka bisa menjadi lebih kuat dan menyimpan arti hidup yang cukup dalam.
-Bae Joohyun

Jeju, 31 Maret 2017

Seorang wanita tengah menikmati senja sore. Anak rambutnya diterbangkan kesana kemari oleh angin yang membuatnya semakin cantik dengan wajahnya yang terkena pancaran sinar senja. Tangan kanannya memegang dandelion dengan erat. Tak ayal matanya pun setia memperhatikan biji dandelion yang perlahan diterpa angin dan berterbangan menuju tempat barunya di mana ia akan tumbuh. Matanya terpejam kala biji dandelion itu sudah habis dari tangkainya. Menikmati kehangatan sinar senja yang menerpa pipinya.

"Nak, sudah sore. Ayo kembali."

Matanya kembali terbuka mengetahui suara yang menurutnya sudah tidak asing lagi ia dengar. Ia menoleh.

"Nenek?"

Seorang yang dipanggil nya nenek itu hanya memamerkan senyum khas nya yang terlihat masih menawan di usianya yang sudah hampir berkepala tujuh itu.

"Matahari sudah hampir tenggelam, Joohyun. Tidak baik untuk anak gadis sepertimu masih di sini."

💫💫💫


Malam ini seperti malam malam biasanya. Kedua wanita berbeda usia itu tengah berada di ruangan minimalis nya ditemani dengan dua mangkuk tteobokki. Keduanya saling berbagi kasih sayang hingga melupakan apa yang tengah terjadi diantara mereka.

"Hyunnie, besok nenek ingin kimchi. Kau mau membuatnya?"

"Tentu saja, nek."

Mereka pun melanjutkan makan malamnya dengan saling melempar senyum nya. Memang banyak orang yang iri akan kehidupan mereka. Joohyun dengan neneknya bukan keluarga kaya maupun dari kalangan atas. Mereka hanya mengandalkan kebun mawar untuk menunjang kehidupan nya sehari-hari. Namun, tak kenal kata lelah dan mengeluh mereka tetap menikmati kehidupan mereka.

"Nek, boleh Joohyun menebar biji dandelion di depan rumah?"

"Untuk apa? Bukankah di belakang rumah kita sudah banyak ditumbuhi dandelion?"

"Mungkin akan terlihat indah jika rumah kita dikelilingi dandelion"

Sang nenek berdiri dan beralih duduk di samping cucunya. Dielusnya pelan pundak Joohyun sambil sesekali tersenyum.

"Biarkan biji dandelion itu tumbuh di tempat barunya. Biarkan angin yang membawanya ke tempat yang baru. Nak, kau tau jika dipaksa itu menyakitkan."

"Tapi nek, setelah mengalami hal seperti itu bukankah aku menjadi seorang yang lebih kuat lagi? Ayolah nek, ini hanya sebuah dandelion."

"Dandelion pun kau suka."

Park Hyun Ae. Ia terkekeh pelan dengan jawaban cucu nya.

"Ya sudah nenek tidur dulu ya"

💫💫💫


Sinar matahari memasuki celah jendela kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Matanya masih Setia terpejam tak menghiraukan sinar matahari.

Pintu kamarnya terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya.

"Joohyun-a, ayo bangun. Sudah pagi sayang."

Sedangkan yang dibangunkan hanya sibuk bergelayut dengan guling dan selimut kesayangannya.

"Joohyun, kau tak ingin menanam biji dandelion mu itu?"

Miracle ; Chanrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang