Dua 🍃

1.3K 156 5
                                    


💫💫💫

Seoul, 14 Mei 2017

Semua akan indah pada akhirya. Jika kebanyakan orang mempercayai kalimat tersebut, berbeda dengan Joohyun yang tak mempercayai jika akan ada hari di mana hari itu akan membawa kebahagiaan untuknya. Menurutnya, kebahagiaan tercipta ketika kita sendiri yang membuatnya. Bukan ditentukan oleh hari ataupun harus menunggu akhir.

Setelah divonis menderita leukimia stadium awal, Joohyun dipaksa neneknya untuk mengobati dirinya ke kota yang tak pernah ingin ia injak untuk kedua kalinya setelah 13 tahun berlalu.

Usai penerbangan dari Jeju menuju Seoul, Joohyun tidak tau harus tinggal di mana. Uang tabungannya hanya cukup untuk biaya makannya selama seminggu. Itupun kalau cukup. Belum lagi tempat tinggal dan uang untuk berobat.

Joohyun berjalan tak bertujuan dipinggiran jalan raya Seoul. Tiba tiba sebuah BRV hitam melaju dengan sangat kencangnya membuat sebagian baju yang ia kenakan menjadi kotor.

"Astagaa bajukuu,"

Joohyun melihat pengemudi BRV hitam tadi berhenti dan turun dari mobil nya.

Seorang lelaki mengenakan celana panjang, kaos hitam polos dipadukan dengan kacamata dan topi hitam yang membingkai wajah tampannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang lelaki mengenakan celana panjang, kaos hitam polos dipadukan dengan kacamata dan topi hitam yang membingkai wajah tampannya. Ya, Joohyun mengakui ketampanan pria itu.

Pria itu jalan menghampirinya.

"Nona, apa kau tak apa?"

"Tuan, apa kau tak melihat bajuku kotor karena mobil mu?"

"Maaf aku tak sengaja, aku terburu-buru, nama ku Oh Sehun dan ini kartu nama ku. Kau bisa ke rumah ku untuk meminta ganti rugi,"

Joohyun menoleh melihat kertas kecil berbentuk persegi panjang itu. Kemudian menatap kembali si pemilik mobil tadi. Tiba-tiba terlintas ide dari dalam benaknya.

"Aku Bae Joohyun. Aku tak membutuhkan uang ganti rugi, tapi aku... Aku butuh pekerjaan,"

Joohyun menggigit bibir bawahnya. Ia takut akan kemungkinan buruk yang akan di terimanya. Ia takut sebagai orang awam yang terlihat tidak sopan dengan Sehun.

Namun di sisi lain, Sehun terkekeh dengan raut wajah perempuan di depannya itu.

"Apa keahlian mu? Dan pendidikan terakhir mu?"

Joohyun mengatupkan rapat rapat bibirnya. Ia tak berpendidikan tinggi, apalagi keahlian dalam bidang tertentu.

"Aku... Eumm aku bisa memasak, mengerjakan pekerjaan rumah, dan aku bisa memotong rumput,"

Matanya berbinar mengisyaratkan permohonan. Sehun terkekeh kecil.

"Ya sudah, ayo ikut aku,"

💫💫💫

Miracle ; Chanrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang