Lima belas 🍃

795 119 2
                                    

Warning! Typo(s)

--

Aku berharap sinar mentari bisa menyampaikan rasa rinduku ini kepadamu.
-bjh

Tutuplah matamu, tutupulah telingamu. Aku akan tetap bisa merasakan cinta itu, walaupun akan tidak bisa melihatmu, bahkan ketika aku tidak bisa memelukmu, cinta itu tetap ada karena cinta itu adalah kamu.
-pcy

🎶Changmin - Moment

------------------------------------------------------
💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫

"Chan, benar kau ingin memutuskan perjodohan mu dengan Eunji?"

Kini Tuan Park tengah mengobrol dengan putra nya. Di ruangan ayahnya, Chanyeol hanya mengangguk tanpa ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sekalipun beliau sudah mengetahui semuanya dari sang istri.
Chanyeol menyesap espresso sebelum menjawab pertanyaan ayahnya.

"Ayah tau sendiri kan, kalau ini bukan yang aku mau sejak awal?"

"Bukan karena Bae Joohyun?"

Wajah Chanyeol berubah seketika mendengar penuturan ayahnya. Namun, secepat mungkin ia bersikap biasa saja seolah memang tidak ada apa apa.

"Apa yang ayah bicarakan? Itu tidak benar."

Sementara ayah nya hanya memamerkan senyum khas nya. Jari tangannya menyatu dan mencondongkan tubuh lebih dekat dengan Chanyeol.

"Apa mau kuberitahu keluarga Joohyun jika kau menyukai nya?"

"Kurasa kita terlalu jauh dari topik pembicaraan, Yah"

"Baiklah, ayah mengerti. Ayah akan mencoba berbicara pada keluarga Bae."

Kini berganti Chanyeol yang tersenyum mendengar jawaban dari ayahnya. Jawaban yang selalu ia tunggu tunggu. Chanyeol pun segera berpamitan dengan ayahnya dengan alasan masih ada pasien yang menunggu nya di rumah sakit.

.

.

Angan angan mengikat tubuh. Mungkin itu adalah peribahasa yang cocok untuk Joohyun. Memikirkan suatu hal yang tidak mungkin hingga menyakiti diri sendiri. Ia menginginkan pria yang notabene nya adalah kekasih dari adiknya sendiri. Benarkan jika itu suatu yang tidak mungkin? Sebentar lagi mereka akan bertunangan, itu artinya Joohyun harus kembali menyiapkan hatinya.

Tangannya menyentuh buket mawar putih pemberian lelaki jakung itu. Hatinya kembali berucap harapan harapan mustahilnya.

"Aku tidak menyukainya, aku hanya-"

Joohyun mencoba menyangkal perasaannya. Ia tak sadar jika sedari tadi seorang tengah memperhatikan dirinya dari luar pintu.

"Hanya merindukan ku. Benar begitu Joohyun?"

Pintu itu terbuka lebar dan menampakkan seorang yang sedari tadi memenuhi pikiran Joohyun.

Ya, lelaki itu adalah Chanyeol. Ia sengaja datang ke rumah keluarga Bae untuk bertemu dengan Joohyun. Seperti biasa, Chanyeol harus melewati perdebatan kecil dengan kekasihnya. Walaupun tak sebesar dulu karena sekarang ini kondisi berbanding terbalik dengan dulu.

Chanyeol menghampiri Joohyun yang duduk di tepi ranjang. Matanya tak lepas dari bunga yang tidak asing lagi untuk nya. Bunga yang pernah ia beli untuk Joohyun.

"Kau masih menyimpannya, ku kira sudah kau buang." ucap Chanyeol lalu mengambil bunga itu dari tangan Joohyun.

"Mengapa datang tidak bilang terlebih dahulu?"

Miracle ; Chanrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang