Delapan 🍃

874 138 8
                                    

Aku minta maaf, ini salahku
Terima kasih, terima kasih untukmu
Kalimatmu yang tidak biasanya kau katakan
Aku tahu ini semua berat untukmu
Mungkin kau berpikir aku ini bodoh
-pcy-

Jika aku mengatakan bahwa ini sangat berat dengan menangis
Akankah semua akan benar - benar menjadi lebih baik?
Jika aku menangis dan berkata ini menyakitkan
Siapa yang akan memiliki waktu yang lebih berat?
semua baik - baik saja
-bjh-

Lonely... 🎶-Taeyeon ft Jonghyun

---------------------------------------------------
💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫

Chanyeol menatap intens ibunya. Merasa mendapat tatapan dari anaknya, wanita paruh baya itu beralih menatap anak lelakinya itu.

"Ada apa, bu? Ibu mengenalnya?"

Chanyeol yang tadi sudah hampir berjalan, ia mengurungkan niatnya dan kembali duduk di depan ibunya.

"Siapa nama orangtua nya?"

Chanyeol menghembuskan napasnya pelan. Matanya menerawang ke depan dengan pandangan kosong.

"Joohyun yang ku tau, dia tinggal bersama neneknya di Jeju, bu. Dia datang ke Seoul untuk bekerja dan membiayai pengobatan leukimia nya yang masih stadium awal."

"Maksudmu? Kau tidak tau latar belakangnya tapi kau mengizinkan dia tinggal bersamamu. Ibu tidak setuju."

"Bukan. Aku yang menyuruhnya tinggal bersamaku, bu. Aku mengenalnya waktu Sehun menemukannya pingsan. Ibu tau mengapa aku menyuruhnya tinggal bersama ku bahkan aku membiayai pengobatannya? Aku tidak mau ada Park Jira selanjutnya, bu."

Ibu Chanyeol terdiam mendengar penjelasan Chanyeol. Park Jira adalah anak bungsu dari keluarga Park. Adik dari Park Chanyeol. Meninggal di usia nya yang masih terbilang kanak-kanak karena leukimia yang mendiami tubuhnya. Pada saat itu, Chanyeol beserta keluarga besarnya sangat terpukul dengan kepergian Park Jira. Hingga Chanyeol bertekad ingin menjadi dokter dan memilih tidak membantu ayahnya di perusahaan yang dia adalah pewaris satu satunya keluarga Park. Awalnya kedua orangtuanya sangat tidak setuju dengan keputusan Chanyeol, terlebih ayahnya. Namun, lambat laun mereka mengizinkan anak semata wayang nya untuk mengejar impiannya.

"Adikmu sudah tenang di sana, Chan."

Setetes air mata jatuh di pipi wanita paruh baya itu. Namun dengan cepat ia menghapusnya.

"Aku tau, bu. Biarkan aku-"

"Oh! Jadi dia gadis berpenyakitan? Aku tetap tidak setuju dia tinggal bersama mu!"

Perkataan Chanyeol terputus dengan kedatangan Eunji. Mata Eunji menatap tajam Chanyeol.

"Aku tidak membutuhkan izin mu untuk hal ini." Chanyeol mendengus.

Mata Eunji beralih pada wanita paruh baya di sampingnya.

"Bibi, kau lihat sendiri kan bagaimana Chanyeol memperlakukan ku?"

"Sudahlah Eunji, ini bagian dari mimpi Chanyeol. Tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi mimpi anak ku."

Ibu Chanyeol memijat pelipisnya pelan sebelum ia meninggalkan kedua anak manusia itu.

;

Sang mentari telah menunjukkan sinar kebanggaan nya untuk menerangi semesta ini. Perlahan sinar itu memasuki celah jendela kamar Joohyun. Sayup sayup terdengar suara di luar, Joohyun membuka perlahan matanya.

Joohyun menyibakkan selimut yang menutupi tubuh mungilnya. Lalu berjalan keluar kamar dengan kesadaran yang sepenuhnya belum terkumpul.

Netra nya menyipit ketika mengetahui ada seorang lelaki yang sedang berkutat di dapur. Dari punggung nya ia sudah bisa menebak jika itu adalah Chanyeol.

Miracle ; Chanrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang