1

3.8K 312 113
                                    

Kyla mengerutkan keningnya saat melihat Zara menenteng papan skate miliknya dengan tangan kanannya sedangkan tangan lainnya menggenggam kapak yang entah ia temukan darimana. Kyla melotot lalu dengan cepat melepas headset yang menyumpal kedua telinganya. Kyla memakai sendal jepitnya lalu dengan cepat berlari kearah Zara yang berjalan menuju halaman belakang rumahnya.

"Heh Zaratun!" Teriak Kyla. Kyla mendekat kearah Zara lalu sedikit memiringkan kepalanya guna menatap Adik kecilnya heran. "Lo mau apain skate gue? Lu tuh ya, mau qurban ya kambing atau sapi. Atau ayam kek. Ini malah skateboard." Cerocos Kyla. "Sini balikin."

"Gak!" Jawab Zara cepat. Zara mengangkat kapak yang ia genggam lalu ia arahkan kearah Kyla. Kyla langsung menatap Zara ngeri. "Zar? Lo kenapa deh? Kerasukan ya?" Tanya Kyla takut-takut.

Zara menatap Kyla tajam lalu kembali menatap papan skate milik Kakaknya itu. Zara tersenyum sinis lalu mengangkat tangannya keatas siap membelah dua benda tersebut. Kyla menggigit kukunya. "Ini anak kenapa sih tiba-tiba kayak orang kerasukan begini. Mana skate gue lagi yang jadi korban. Harus di ruqyah kayaknya." Batin Kyla.

"Ma! Zara ini kenapa sih!" Teriak Kyla. Kyla berdecak lalu entah mendapat keberanian dari mana, Kyla mengambil alih kapak dari genggaman Adiknya. Zara menatap Kyla tajam. Kyla berkacak pinggang. "Apa lo hah? Gila lo ya? Ada masalah apa lo sama papan skate gue? Di php-in?" Tanya Kyla tentunya ngawur.

Zara menggeram. "Siniin kapaknya! Ish!" Teriak Zara histeris. Kyla menggeleng lalu menahan kepala Zara dengan telapak tangannya dan Kyla mulai berkomat-kamit membaca mantra. Zara mengerang lalu mencubiti perut Kyla. "Ish Kyla! Gue enggak kesurupan!!!!"

Kyla berlari guna menjauhi Zara. "MAMA ZARA KESURUPAN MA! BAWA KE DUKUN MA! AAAAK TOLOOONG." Pekik Kyla histeris.

Beby yang baru saja selesai berdiskusi tentang pembangunan rumah barunya berkacak pinggang menatap kedua putrinya yang sedaritadi terdengar sangat ribut sampai-sampai suara teriakannya terdengar hingga ruang tengah. "Kyla! Zara! Astaga." Beby memijit pelipisnya lalu matanya melotot saat melihat Kyla menggenggam benda tajam nan seram berwarna merah itu.

"Kyla, Kyla astaga itu di tanganmu apa!" Teriak Beby. Beby dengan cepat melangkah mendekat kearah Kyla lalu merampas benda tajam tersebut. "Kamu ngapain bawa-bawa benda kayak begini?" Tanya Beby sedikit membentak.

Kyla dan Zara yang tadinya berlari kejar-kejaran layaknya tom and jerry langsung menundukkan kepalanya takut. "Zaratun, Mam!" Jawab Kyla sambil mendorong bahu Zara. Zara melotot. "Dia mau rusak skate aku, Mam."

Beby berdecak lalu beralih menatap Zara. "Bener begitu Zara?" Tanya Beby serius.

Zara menghela napasnya. "Ish! Lagian dia tuh Mam, nyebelin. Gara-gara latihan skate jadi gak jemput aku." Jawab Zara dengan bibir mengerucut.

"Lho, kapan?" Tanya Kyla bingung. "Kapan lo minta jemput sama gue Zaratun? Kagak ada."

"Minggu lalu!" Jawab Zara cepat. Kyla menyipitkan matanya guna mengingat-ingat kejadian minggu lalu.

Seminggu yang lalu...

Terlihat gadis berpenampilan acak-acakan tengah bergulat dengan papan skate di atas arena. Gadis itu sedang melakukan trik baru yang baru saja leader-nya contohkan. Wajah gadis itu terlihat cemas dan khawatir lalu beberapa saat kemudian gadis itu jatuh terjerembab ke atas tanah sebab ia salah meletakan posisi kakinya.

Honest [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang