28 : Akhir

1.6K 226 205
                                    

"KYLAAAAA!!!"

Teriakan Zara terdengar menggelegar dari dalam kamarnya yang langsung membuat Kyla berlari terbirit-birit ke lantai bawah dan mencari Shania guna mendapatkan perlindungan.

"Help me, Mom, help me." Kata Kyla sambil bersembunyi di kolong meja makan.

Shania berdecak lalu menarik telinga Kyla hingga putrinya itu berdiri sambil sesekali meringis kesakitan. "Kamu kerjaannya ganggu Zara terus, Mama pusing deh dengernya."

"Aku gak pernah bosen ganggu Zara, Ma." Jawab Kyla sambil menyengir kuda.

Shania menggelengkan kepalanya lalu berkacak pinggang. "Kamu apain Adik kamu?"

Kyla menggaruk belakang kepalanya lalu tertawa geli. "Hehe, alisnya aku botakin." Jawab Kyla dengan nada berbisik, namun Shania masih bisa mendengarnya.

"Astaga, Kyla." Shania mendelik menatap putri sulungnya. "Kamu macem-macem aja sih!"

"MAMA HUAAA LIAT ALISKUU!!" Teriakan histeris Zara memenuhi dapur dan mengharuskan dua orang yang berada disana menutup kedua telinganya, kalau tidak mungkin gendang telinganya akan rusak.

"Good morning guys!" Ujar Boby yang baru saja datang ke dapur lalu matanya langsung terfokus kepada alis Zara dan ia menggembungkan pipinya guna menahan tawa.

"Berani ketawa, aku lempar ini kursi." Ancam Zara sambil melirik ke arah kursi yang terletak tidak jauh darinya.

Boby menggelengkan kepalanya sembari meringis ngeri. Dia berjalan menjauhi Zara dan berlindung di balik badan Shania. Boby tau sekali kalau Zara sudah marah akan parah sekali. Lebih baik berlindung daripada kena akibatnya.

"Pap, kok sembunyi?" Tanya Kyla berbisik. Kyla juga melakukan hal yang sama. Bersembunyi di balik badan Shania sebab yang Zara takuti hanyalah Ibunya.

"Saya masih mau lihat senja," jawab Boby dan Kyla mengangguk setuju. Tidak bisa berbohong bahwa langit senja adalah ciptaan Tuhan paling indah.

Shania menghembuskan napasnya frustasi lalu melepas apron berwarna hitamnya. Ada saja setiap harinya yang mengganggu acara masaknya. Entah weekdays, atau weekend seperti saat ini. Entah itu ulah absurd si Kyla, teriakan dari Zara, dan bahkan rengekkan manja dari Boby.

"Tolong ya Bob jangan gangguin anak aku terus." Gerutu Shania sambil menarik telinga Boby kuat-kuat. Kyla tertawa geli melihat Boby lalu tawanya digantikan dengan ringisan, alias Kyla juga mendapat jeweran dari Shania.

"Kamu juga Kyla, jangan ganggu Zara melulu kenapa sih." Shania sampai menarik urat memarahi putri satunya ini.

Dan kini gantian, Zara yang tertawa terbahak-bahak. "Jewer aja Ma, jewer."

"Zara juga!"

"Lho, kena?" Gumam Zara bingung.

"Mama heran, kenapa kamu mau aja digangguin sama Kyla?"

Mata Zara melotot. "Siapa juga sih Ma yang mau digangguin makhluk aneh gitu?" Tanya Zara galak.

Boby menggelengkan kepalanya lalu memutuskan untuk menarik kursi dan duduk disana. Ia menopang dagu dengan sebelah tangannya sembari mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja.

"Are you okay?" Tanya Shania menatap Boby bingung sebab tidak biasanya pagi-pagi seperti ini wajahnya murung begitu.

"Today was the day," gumam Boby. Shania menaikan sebelah alisnya guna mengingat-ingat ada acara penting apa hari ini. "The wedding." Lanjut Boby menatap Shania malas. Bisa-bisanya ia lupa acara penting hari ini.

Honest [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang