13

1.1K 190 105
                                    

"Lho, lho." Kyla menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia menatap rumah yang ada di depannya dengan kening berkerut. "Zar, ini rumah Aya?" Tanya Kyla yang di jawab anggukan kepala oleh Zara.

"T-tapi, waktu itu gue pernah anterin Aya, bukan kesini." Lanjut Kyla, Zara hanya diam malas meladeni Kyla yang kadang bawelnya kelewat batas. "Zara! Jawab gue dong. Lo salah rumah kali?"

"Hai!" Ucap Aya tiba-tiba keluar dari dalam rumahnya. Reflek Kyla langsung menutup mulutnya lalu memasang muka datar seperti biasanya ia berada di sekolah.

"Kak, jelasin ke Kyla nih kenapa Kakak bisa disini. Dia dari tadi bawel." Kata Zara sambil melirik Kyla malas.

Kyla mendesis lalu mendelik ke arah Zara. Sedangkan Zara hanya menjulurkan lidahnya meledek. Aya tertawa kecil. "Ini rumah gue kok, baru pindah beberapa hari yang lalu." Jelas Aya. Kyla ber-oh ria di dalam hati.

Zara melirik ke arah Kyla. "Key, diem aja? Tadi kayaknya bawel deh." Kata Zara dengan nada meledek.

Kyla mendengus lalu menginjak kaki Zara. "Aduh Kyla!" Zara mencubit lengan Kyla gemas. "Sakit dong, kasar sih."

Aya menggelengkan kepalanya lalu menutup pintu pagarnya. "Jadi, kita mau kemana?"

"Kyla ngajak makan malam tuh, Kak." Jawab Zara cepat. Mata Kyla melotot. "Gak usah ngeles, kata Kyla dia kangen sama Kak Aya." Ucap Zara, mata Kyla semakin melotot. Sedangkan pipi Aya mulai bersemu merah.

"Nyesel gue ikut sama Zara." Kata Kyla membatin.

"Udah, udah." Ujar Aya menengahi. "Kalian jangan ribut. Gak bakal selesai malam ini nih kayaknya." Lanjut Aya. "Mending yuk langsung aja tentuin mau kemana, keburu larut nanti."

Zara mengangguk-ngangguk setuju. "Mm, kita delivery aja gimana? Rumah gak ada yang jaga." Kata Kyla memberi saran. "Nanti ngerinya Yeye mati gara-gara nahan rindu." Lanjur Kyla jelas-jelas ngawur.

"Key, lo kok absurd sih?" Bisik Zara. "Nanti Kak Aya illfeel sama lo."

Kening Kyla berkerut. "Ck, emang kenapa dia pake illfeel segala?" Jawab Kyla ikut berbisik.

Zara mendengus lalu menjitak kepala Kyla kesal. Zara beralih menatap Aya. "Yaudah Kak, kita ke rumah aja ya? Kayaknya Kyla pingin ngobrol serius sama Kakak." Kata Zara sambil menggandeng tangan Aya meninggalkan Kyla.

Kyla berdecak lalu mengekor di belakang mereka. "Ya, jangan percaya sama omongan Zara. Zara lagi mabuk mie." Kata Kyla sambil mencolek bahu Aya. Aya tertawa kecil lalu kepalanya mengangguk.

Setelah berjalan kaki sekitar lima belas menit menit, akhirnya mereka sampai di rumah. Kyla langsung berjalan masuk menuju ruang tamu dan mendaratkan tubuhnya di atas sofa. Beberapa saat kemudian Zara dan Aya menyusul di belakang. Terlihat Zara dan Aya tertawa, entah apa yang mereka tertawai Kyla tidak peduli.

"Zaratun, cepetan delivery pizza, atau apa kek gitu. Laper nih." Teriak Kyla sambil meraih remote TV.

"Tuh, dia emang gitu Kak, manja." Kata Zara dengan nada berbisik. Aya mengangguk-ngangguk mengerti.

"Orang tua kalian kemana?" Tanya Aya meliril Kyla sambil mendaratkan tubuhnya di atas sofa.

Zara melirik ke arah Kyla lalu mendengus. "Liburan dadakan kata Kyla." Jawab Zara. "Kyla! Itu Kak Aya nanya bukannya di jawab! Heran deh."

Aya terkekeh. "Gak papa, Zara."

Zara berdecak. "Gak bisa gitu, Kyla lo gak sopan ya. Awas aja lo."

"Galak amat sih." Gerutu Kyla. "Pada liburan beberapa hari ke depan."

"Gak usah di jawab! Gue udah jawab tadi!" Teriak Zara hendak melempar vas bunga ke arah Kyla, namun dengan cepat Aya menahan tangan Zara. "Emosi Kak, emosi."

Honest [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang