Peringatan!!
Mengandung kata-kata kasar dan adegan kekerasan.
*****
"Ahh...."
Kyla mengerutkan keningnya saat telinganya menangkap sebuah suara aneh samar-samar terdengar dari arah luar kamarnya. Kyla diam sejenak guna mempertajam pendengarannya. Hening. Kyla melirik jam di atas nakasnya. Waktu menunjukan pukul setengah dua belas malam. Kyla menelan air liurnya susah payah lalu memutuskan untuk kembali fokus kepada video game-nya.
"Sshh, Beb...."
Kyla menutup layar laptopnya lalu memutuskan untuk masuk ke dalam selimutnya. Tubuh Kyla sedikit bergetar. Bulu kuduk Kyla berdiri menandakan saat ini ia sedang merinding disko. Terlebih lagi malam ini adalah malam Jumat. Kyla berusaha untuk memejamkan matanya, namun suara aneh itu kembali terdengar di indera pendengarannya.
"K-kok suaranya mirip kayak di film film anu ya?" Gumam Kyla pelan. Kyla menyingkirkan selimut yang mentupi seluruh tubuhnya lalu duduk bersila di atas kasur. "Wah, jangan-jangan Zara...ck, itu anak."
Kyla beranjak dari kasurnya lalu memakai sendal jepitnya. Ia berjalan keluar dari kamarnya lalu langsung menuju kamar Zara. Perlahan Kyla membuka pintu kamar Zara lalu mengintip dari celah tersebut. Terlihat mata Zara terpejam. Napasnya teratur. Kyla kembali menutup pintu kamar Zara lalu menggaruk belakang kepalanya.
"Zara tidur, terus itu suara siapa dong?" Gumam Kyla pada dirinya sendiri.
Kyla mengangkat kepalanya dan arah pandangannya langsung tertuju pada pintu kamar orang tuanya. Kyla menaikan sebelah alisnya. Tanpa pikir panjang dengan sedikit ragu Kyla melangkahkan kakinya untuk mendekat. Suara yang tadi ia dengar dari dalam kamarnya terdengar semakin jelas.
"Ugh, yes...."
Kyla sedikit terkejut lalu entah setan dari mana yang merasuki dirinya membuat rasa penasarannya semakin menggebu-gebu. Perlahan Kyla menekan knop pintu kebawah lalu sedikit mendorong pintu tersebut. Kyla mengintip ke dalam dari celah pintu lalu ia bergedik ngeri.
Terlihat posisi Beby berada di atas Shania yang sudah tidak berpakaian sedangkan Beby masih mengenakan pakaian tidurnya. Kyla masih diam mencerna apa yang ia lihat saat ini. Beberapa detik kemudian Kyla menggelengkan kepalanya lalu ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Kyla naik ke atas kasurnya lalu menyelimuti tubuhnya dengan adegan panas yang baru saja ia lihat tadi menghantui pikirannya. "Gila, gue liat apaan barusan. Aduh, gak lagi gue begadang." Gumam Kyla lalu ia memutuskan untuk memejamkan matanya.
*****
Pagi harinya terlihat Kyla melamun sambil mengaduk-aduk nasi goreng yang menjadi menu sarapan pagi ini. Ia merasa canggung sekali untuk menatap Beby dan Shania setelah kejadian malam tadi. Zara yang duduk disebelah Kyla menatap Kakaknya heran sebab tidak biasanya Kyla merenung seperti pagi ini.
"Lo kenapa Key? Galau?" Tanya Zara sambil menyikut lengan Kyla. Kyla mengerjap beberapa kali lalu ia menoleh kearah Zara dengan sebelah alis terangkat tanda ia bertanya. Zara mendecak. "Lo kenapa? Buru deh itu habisin, nanti bisa telat ke sekolah."
"Kyla kenapa? Kamu ada masalah?" Suara Shania terdengar. Lagi-lagi Kyla terkejut. Kyla langsung menggeleng. Kening Shania berkerut heran. "Kamu kenapa? Aneh deh."
Kyla menggaruk belakang kepalanya lalu ia tidak sengaja melihat bercak merah di leher Shania. Kyla mengacak-acak rambutnya. Hal itu membuat yang ada di sesisi ruangan menatap Kyla bingung. Kyla beranjak dari duduknya lalu memutuskan untuk menjauhi ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honest [Completed]
Fanfiction#528 in Fanfiction (10 Agustus 2017) Terkadang sebuah kejujuran bisa menjadi hal yang sangat menyakitkan. Sekuel dari Love Affair dan Afire Love 4/8/17 - 10/10/17