4

1.3K 232 55
                                    

"Lewat sini," kata Kyla sambil menarik tangan Zara. Sedangkan Zara sedaritadi tidak berhenti menceramahi Kyla sedangkan yang diceramahi tidak menggubris sama sekali ocehan Adiknya. Sepertinya Kyla sudah terbiasa disemprot oleh Zara seperti ini.

"Ish Kyla lo denger nggak sih?" Teriak Zara.

"Gak," jawab Kyla cepat yang langsung membuat mata Zara melotot. Zara mengusap wajahnya lalu menyandarkan tubuhnya di batang pohon yang berukuran cukup besar. "Udah, capek gue ngomong dari A sampe Z tapi lo gak dengerin. Sakit, tapi gak berdarah." Gumam Zara pelan.

Kyla berdecak malas lalu meraih kursi kayu yang terletak tidak jauh darinya. "Nih, lo naik kesini. Dan manjat ke tembok." Ujar Kyla.

"Heh? Apaan? Mana bisa gue. Gue gak satu spesies sama lo." Zara menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Mau masuk apa nggak, cantik?" Tanya Kyla menatap Zara malas.

Zara diam sejenak. "M-mau sih." Kyla menjentikan jarinya di depan wajah Zara lalu menunjuk kearah kursi yang terbuat dari kayu itu lalu tersenyum. "Ih, gak manjat tembok juga kali Key! Lo sih! Gue bilang kemarin kan motornya ambil. Lonya batu."

Kyla mengibaskan tangannya. "Gak usah bahas yang lalu lalu deh, lo naik sekarang atau gue tinggal?" Ancam Kyla bersiap-siap untuk memanjat dinding belakang sekolahnya.

Zara memberengut. "Iya iya, awas aja sampe gue jatoh, pala lo gue tendang." Kata Zara.

"Kurang ajar sama Kakak." Cibir Kyla.

"Biarin, lo juga kurang ajar sama Adek." Jawab Zara.

"Halah, cepetan. Kalo berdebat terus keburu lebaran monyet nih." Ucap Kyla tidak sabaran. "Siniin tas lo."

Kyla mengambil tas ransel Zara lalu langsung ia lempar ke atas tanah. Zara melotot. "Kylaaa!! Tas gue kan warna putih. Kotor dongg ah lo sih, gue males nyucinya." Rengek Zara sambil memukuli lengan Kyla.

"Etdah bawel amat nih ya suster keramas. Nanti gue yang cuciin." Kata Kyla menatap Zara kesal. "Lo manjat sekarang atau mau nasib lo sama kayak tas lo itu, hm?"

Zara mendengus lalu mengangkat kakinya guna merayap di dinding belakang sekolahnya. Saat sudah berada di atas dinding, lagi-lagi Zara berteriak. "KYLA INI TINGGI BANGET LHO SERIUS."

"Cuma dua meter setengah doang elah." Jawab Kyla santai. Kyla dengan mudahnya memanjat dinding lalu ikut duduk disebelah Zara. Kyla melirik Zara lalu terkekeh. "Gimana? Seru kan?"

"Lo bener-bener deh," ujar Zara sambil menggelengkan kepalanya. "Bukanya ngajarin yang bener, malah ngajarin yang gak bener. The best Key, the best."

Kyla tersenyum bangga. "Iya dong, beruntung lo." Kyla tertawa kecil. "Yaudah, gue duluan deh yang turun. Nanti lo gue tangkep, oke?"

"Nah, gitu kek." Kata Zara sambil menepuk-nepuk bahu Kyla. "Cepetan lompat."

Kyla mengangguk lalu ia meluncur ke bawah dan mendarat dengan sempurna di atas tanah. Zara bertepuk tangan lalu tanpa memberi aba-aba, Zara langsung melompat ke bawah dan alhasil tubuhnya menubruk punggung Kyla. Kyla jatuh dengan posisi tengkurap, sedangkan Zara berada di atasnya. Zara tertawa terbahak-bahak sedangkan Kyla meringis kesakitan.

"Gila lo," lirih Kyla sambil menahan berat badan Zara. "Bangun wey, sadar diri buset."

Zara terkekeh lalu dengan cepat beranjak dan membersihkan rok abu-abunya. Zara mengambil tas ranselnya lalu langsung menggendongnya. Zara menjulurkan tangannya untuk membantu Kyla berdiri. Zara tersenyum geli lalu merapikan poni Kyla. "Sori ya, hehe. Gak sengaja. Tapi niat."

Honest [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang